perusahaan untuk menghasilkan proses pencapaian tujuan perusahaan, melalui penjabaran-penjabaran kebijakan yang lebih konkrit mudah untuk
dimengerti di tingkatan operasionalpelaksana b. Pengawasan dan pengontrol pelaksanaan sistem mutu quality system yang
tertuang di dalam panduan mutu Quality manual dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan
2. Asisten Manager Vulkanisir a.
Mengawasi dan mengatur kegiatan karyawan-karyawan bagian vulkanisir ban.
b. Menerima informasi tentang keadaan mesin dari spv produksi.
c. Membuat laporan rutin setiap minggu mengenai keadaan mesin dan
peralatan. d.
Perbaikan dan perawatan mesin-mesin produksi. e.
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan General Manager. 3. Asisten Manager Selendang dan roll
a. Mengawasi dan mengatur kegiatan karyawan-karyawan bagian produksi selendang dan roll.
b. Membuat laporan rutin setiap minggu mengenai keadaan mesin dan
peralatan. c.
Perbaikan dan perawatan mesin-mesin produksi. d.
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan General Manager
4. Manager HRD a.
Bertanggung jawab terhadap proses peningkatan pengembangan sumber daya manusia tenaga kerja dengan melakukan rekrutmen tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing bagian, serta pengadaan pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja yang dimulai sejak
pekerja dinyatakan lulusditerima kerja, seperti : orientasi, training, on the job training.
b. Perencanaan terhadap program kesejahteraan pekerja dalam rangka
peningkatan motivasi kerja karyawan dengan rasa ikut memiliki 5.
SPV Maintenance a.
Pengontrol segala peralatan produksi dan pendukung kerja dalam hal pemeliharaan peralatan-peralatan produksi.
b. Menangani bagian mekanik dan elektrik
6. Staff Purchasing
a. Pemeriksaan barang material yang masuk dari pemasok.
b. Pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
c. Pengecekan harga setiap bahan-bahan yang akan dibeli.
d. Memastikan bahan-bahan yang dibeli sampai di pabrik dan melakukan
pengecekan terhadap bahan-bahan tersebut. 7.
Staff HRD dan Administrasi a.
Pencatatan absen karyawan. b.
Pelaksana pembayaran gaji karyawan. c.
Administrasi kepegawaian
8. DANRU Security
a. Bertanggung jawab terhadap semua keamanan perusahaan.
b. Pengawasan semua gerak gerik orang yang dianggap mencurigakan.
c. Pencatatan semua tamu yang masuk ke perusahaan
9. SPV Produksi
a. Mengawasi pengolahan masak panas atau masak dingin
b. Mengatur kegiatan yang ada di dalam pabrik vulkanisir ban.
c. Membuat metode kerja yang baru dalam pabrik vulkanisir ban
d. Mengatur jadwal karyawan yang ada di pabrik vulakinir ban
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Manager Factory.
10. SPV Logistik
a. Pemeriksa barang material yang masuk dari pemasok.
b. Pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
c. Pengecekan harga setiap bahan-bahan yang akan dibeli.
d. Memastikan bahan-bahan yang dibeli sampai di pabrik dan melakukan
pengecekan terhadap bahan-bahan tersebut 11.
SPV Stock kepeer a.
Pencatatan semua barang-barang yang ada di gudang. b.
Penerima catatan barang yang masuk dan keluar. c.
Pencatatan barang yang masuk dari bagian produksi 12. Mandor
a. Mengawasi operatorpekerja yang sedang bekerja agar dapat bekerja dengan
efisien dan efektif.
b. Melaporkan keadaan yang terjadi pada stasiun pengolahan.
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan asisten pengolahan
2.3.4. Jumlah tenaga kerja jam kerja 2.3.4.1.Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. Putra Sejahtera Mandiri Vulkanisir sebanyak
116 pekerja terdiri dari 30 orang staff termasuk general manager dan asisten manager dan 86 orang operator.
2.3.4.2.Jam Kerja
PT. Putra Sejahtera Mandiri Vulkanisir adalah beroperasi 2 shift per hari dengan 8 jam kerja tiap shift yaitu dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB dan dari
pukul 00.00 hingga 08.00 WIB. Hari kerja sebanyak 6 hari perminggu yaitu Senin hingga Sabtu.
2.3.5. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan PT. Putra Sejahtera Mandiri ini berdasarkan pada jabatan dan bagian kerja perusahaan yang meliputi :
1. Staff
Staff adalah tenaga kerja di kantor termasuk general manager serta asisten manager dan digaji secara bulanan.
2. Pekerja Produksi
Pekerja produksi adalah sebagian besar dari tenaga kerja langsung yang dibayar untuk masa tertentu yang besarnya sesuai dengan kesepakatan antara
perusahaan dengan karyawan, sebagian besar bekerja pada bagian produksi, bagian pergudangan, dan bagian penerimaan, gajinya sesuai dengan kontrak
yang berlaku. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri dari:
1. Upah pokok 2. Tunjangan jabatan
3. Tunjangan transpor, makan dan lain-lain Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian,
kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan. Pajak atas upah menjadi tanggungan karyawan.
Fasilitas yang diberikan perusahaan berupa: 1.
Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan mendaftarkan pekerja ke BPJS ketenagakerjaan.
2. Perusahaan juga memberikan cuti tahunan sebanyak 10 hari kerja per tahun
kepada karyawan.
2.4. Proses Pengolahan
2.4.1. Bahan yang Digunakan 2.4.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam
produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Bahan baku dalam
proses vulkanisir ban ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Ban Bekas Ban bekas adalah ban yang memiliki lapisan permukaan crown yang sudah
tipis dan tidak dapat dipakai lagi.
2. Liner
Liner adalah lapisan karet baru yang akan menggantikan lapisan karet ban lama yang telah tipis dan gundul.
3. Chusion gum
Chusion gum adalah bahan untuk melapisi ban sebelum ditempel liner. 4.
Filling gum Filling gum adalah cairan yang berguna untuk menambal lubang-lubang
pada ban sebelum di tempel liner. 5.
Skip Gum Skip Gum adalah bahan untuk menempelkan tepian liner yang telah
ditempelkan pada ban agar menyatu.
2.4.1.2.Bahan Penolong
Bahan Penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan. Adapun bahan-bahan penolong yang digunakan oleh PT. Putra Sejahtera Mandiri adalah air H
2
O merupakan bahan yang digunakan sebagai pencuci ban pada saat pemeriksaan kondisi ban.
2.4.1.3.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ikut dalam proses produksi, dan merupakan bagian dalam produk yang dihasilkan. Adapun bahan-bahan tambahan
yang digunakan oleh PT. Putra Sejahtera Mandiri antara lain:
1.
Cat Cat merupakan bahan untuk mengecat ban yang telah di vulkanisir agar
kelihatan hitam dan seperti baru.
2. Velg
Velg merupakan komponen tambahan untuk dipasang pada ban yang telah divulkanisir.
3. Ban dalam
Ban dalam ialah lapisan karet yang melapisi bagian dalam ban
4. Hexan SBP merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai campuran
bahan baku. Ketentuan pencampuran bahan dengan komposisi 1 kg chusion gum dapat dicampur dengan 200 ml hexan.
2.4.2. Uraian Proses
Proses Vulkanisir Ban di PT. Putra Sejahtera Mandiri terdiri dari:
1. Inspeksi awal
Adapun tahapan pada inspection final adalah sebagai berikut: a.
Memeriksa ban yang masuk apakah layak untuk divulkanisir b.
Memberi tanda pada ban c.
Ban yang layak divulkanisir dibawa ke stasiun kerja berikutnya dan yang tidak layak divulkanisir dikembalikan ke gudang.
2. Buffing
Ban yang telah di inspeksi dan layak untuk divulkanisir kemudian di cukur dikeruk hingga rata di bagian permukaan ban crown dengan
menggunakan mesin buffing. 3.
Skiving Melanjutkan pekerjaan di bagian buffing yaitu dengan membersihkan
luka-luka pada permukaan. 4.
Repairing Memeriksa ban, apabila ada luka lubang di kikir dan dibersihkan
kemudian memberi tempelan pacth untuk pengembalian kekuatan ban. 5.
Cementing Membersihkan ban dan memberi lem untuk merekatkan cushion gum dan
liner ban.
6. Extruder Filling
Meratakan permukaan ban yaitu menutup bekas luka dengan karet extruder Filling Gum.
7. Building
Pada stasiun kerja ini, dilakukan pemasangan liner baru pada ban dengan mesin building.
8. Envolving
Adapun tahapan pada envolving adalah sebagai berikut: a.
Ban yang telah dipasangi liner, dilapisi dengan plastik dan diberi skip gum
b. Memasang ban dalam dan velg pada ban
8. Chambering
Proses pemasakan ban pada mesin chamber pada suhu 110 ⁰C.
9. Finishing
Finishing adalah proses pengecatan ban yang telah dimasak pada mesin chamber.
10. Inspeksi Akhir
Inspeksi Akhir adalah proses pemeriksaan ban yang telah divulkanisir, apakah ada yang retak atau tidak, jika terjadi kecacatan maka akan dipertimbangkan
masih dapat dijual atau tidak.
2.5. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat
berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT Putra Sejahtera Mandiri Vulkanisir
yaitu :
1. Energi listrik sekitar 30.000 kWH per bulannya yang diperoleh dari PLN.
2. Genset sebanyak 2 unit dengan daya sebesar masing-masing sebesar 500 kVa
yang menggunakan solar sebagai penggeraknya
2.6. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection pada PT. Putra Sejahtera Mandiri Vulkanisir telah didukung dengan kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat
Pelindung Diri APD seperti kacamata, sarung tangan, sepatu boot, handuk kecil, baju kerja dan masker dan untuk mengatasi bahaya kebakaran perusahaan juga
dilengkapi dengan menggunakan alat pemadam api protector.
2.7. Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT. Putra Sejahtera Mandiri Vulkanisir dalam proses produksiya relatif kecil karena residu dari proses masih dapat
digunakan kembali. Limbah yang berasal dari bagian produksi yang ada pada
umumnya berupa limbah padat yaitu sisa parutan ban pada proses buffing.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Lintasan Produksi
Lini produksi adalah penempatan area-area kerja dimana operasi-operasi diatur secara berurutan dan material bergerak secara kontinu melalui operasi yang
terangkai seimbang.
3
3. Pembagian tugas terbagi secara seimbang yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing pekerja sehingga pemanfaatan tenaga kerja lebih efisien.
Menurut karakteristik proses produksinya, lini produksi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Lini pabrikasi, yaitu lintasan produksi yang terdiri dari sejumlah operasi yang bersifat membentuk atau mengubah bentuk benda kerja.
2. Lini perakitan, yaitu lintasan produksi yang terdiri dari sejumlah operasi perakitan yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja dan digabungkan
menjadi benda assembly atau subassembly. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari perencanaan lini produksi
yang baik adalah sebagai berikut: 1. Jarak perpindahan material yang minim diperoleh dengan mengatur susunan
dan tempat kerja. 2. Aliran benda kerja material, mencakup gerakan dari benda kerja yang
kontinu. Alirannya diukur dengan kecepatan produksi dan bukan jumlah spesifik.
3
Teguh Baroto. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002 h.192
4. Pengerjaan operasi yang serentak simultan yaitu setiap operasi dikerjakan pada saat yang sama di seluruh lintasan produksi.
5. Operasi unit. Lintasan dimaksudkan sebagai penghasil unit tunggal, satu seri operasi atau grup pekerja ditugaskan untuk suatu produk. Seluruh lintasan
merupakan satu unit produksi. 6. Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan set-up dari lintasan dan bersifat
tetap. 7. Proses memerlukan waktu yang minim.
3.2. Defenisi Keseimbangan Lintasan
Konsep manufaktur perakitan pertama kali diperkenalkan oleh Henry Ford pada awal tahun 1900an. Ini dirancang untuk menghasilkan cara pembuatan
produk yang efisien dan produktif. Lintasan produksi pada dasarnya terdiri dari sekumpulan stasiun kerja yang terhubungkan oleh material handling. Stasiun ini
dilakukan dengan mesin, robot ataupun operator manusia.
4
4
Santosh T. Ghutukade,. “Use of Ranked Position Weighted Method for Assembly Line Line Balancing”,Islampur: Department of Mech-Production Engineering, Rajarambapu Institute of
Technology,2013
Waktu yang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang dilakukan pada setiap stasiun disebut service time ataupun station time. Sedangkan waktu
yang tersedia pada masing-masing stasiun kerja disebut waktu siklus. Ketika merancang jalur perakitan, batasan yang harus diberlakukan adalah:
1. Precedence diagram
2. Jumlah dari stasiun kerja tidak dapat lebih besar dari jumlah elemen kerja
3. Waktu siklus harus lebih besar atau sama dengan waktu stasiun kerja yang
paling besar dan waktu siklus juga harus lebih kecil atau sama dengan total seluruh waktu elemen kerja atau dapat dinyatakan sebagai berikut :
ti
max
≤ CT ≤ ∑ti Dimana : ti
max
: waktu stasiun kerja terbesar pada lintasan CT : waktu siklus
∑ti : jumlah waktu elemen kerja pada lintasan Kriteria umum keseimbangan lintasan produksi adalah memaksimumkan
efisiensi atau meminimumkan balance delay. Tujuan pokok dari penggunaan metode ini adalah untuk meminimumkan waktu menganggur idle time pada
lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat. Tujuan perencanaan keseimbangan lintasan adalah mendistribusikan unit-
unit kerja atau elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada suatu lintasan produksi dapat ditekan
seminimal mungkin sehingga pemanfaatan peralatan maupun operator semaksimal mungkin.
Pengaturan kerja sepanjang lini produksi akan bervariasi sesuai ukuran produk yang akan diproduksi, kebutuhan proses pendahuluan, ketersediaan ruang,
elemen pengerjaan dan kondisi pengerjaan yang akan dikenakan pada job. Adapun dua permasalahan penting dalam penyeimbangan lini adalah penyeimbangan
antara stasiun kerja dan menjaga kelangsungan produksi di dalam lini.