5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah
jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak. Test pula keseragaman data yang diperoleh.
6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja
yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk
performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal 100.
7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditunjukkan
oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. 8.
Tetapkan waktu longgar allowance time guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi
seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya.
9. Tetapkan wakatu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu
normal dan waktu longgar.
3.12. Pengujian Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menyebar seragam atau tidak. Melalui pengujian ini dapat
dideteksi adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang berada di luar batas kendali out of control yang dapat digambarkan pada peta kontrol. Data-data
yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Rumus untuk menghitung keseragaman data adalah:
x � =
∑ x
i
n
s = �∑
x
i
−
x �
2
n
−
1 BKA = x
� + ks BKB = x
�
−
ks Keterangan:
x
i
= Waktu pengukuran
x
= Waktu rata-rata s
= Simpangan baku BKA = Batas Kontrol Atas
BKB = Batas Kontrol Bawah k = Tingkat ketelitian
3.13. Pengujian Kecukupan Data
Pengujian kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan atau tidak.
Rumus untuk menghitung kecukupan data adalah:
N =
� k
s �N ∑ x
i 2
−
∑ x
i 2
∑ x
i
�
2
Keterangan: k = Tingkat kepercayaan
s = Tingkat ketelitian N = Jumlah data awal
N’ = Jumlah data minimal yang diperlukan x
i
= Waktu pengukuran
3.14. Penentuan Rating Factor
Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator.
15
1. Skill dan Effort Rating
Andaikan ketidakwajaran ada maka pengukur harus mengetahuinya dan menilai seberapa jauh hal tersebut terjadi.
Penilaian perlu dilakukan karena berdasarkan itu dapat dilakukan penyesuaian, dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.
Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p
sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja
di atas normal maka harga p akan lebih besar dari 1 p1 dan sebaliknya jika operator bekerja di bawah normal maka harga p akan lebih kecil dari 1 p1, dan
andaikan pengukur berpendapat bahwa operator bekerja secara wajar maka harga p akan sama dengan 1 p=1.
Beberapa sistem untuk memberikan rating yang umumnya diaplikasikan dalam aktivitas pengukuran kerja, antara lain:
Sekitar tahun 1961, Charles E. Bedaux memperkenalkan suatu sistem untuk pembayaran upah atau pengendalian tenaga kerja. Sistem yang diperkenalkan
olehnya ini berdasarkan pengukuran kerja dan waktu baku yang dinyatakan dengan dalam “B” huruf pertama Bedaux, penemunya. Prosedur pengukuran
kerja yang dilakukan oleh Bedaux meliputi penentuan rating terhadap
15
Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Edisi Kedua. Bandung: ITB. Hal:157-169