Faktor Yang Berhubungan Dengan ISPA Memenuhi Kebutuhan physiologis Kelembaban

15 nafas tanda utama, adanya stidor atau pernafasan ngorok, dan tidak mampu atau tidak mau makan. Tanda dan gejala lainnya adalah kulit kebiru-biruan, cuping hidung bergerak kembang kempis saat bernafas, kejang, dehidrasi, atau tanda- tanda kekurangan cairan, kesadaran menurun dan terdapat saluran difteri.

2.1.6 Penanggulangan dan Pencegahan ISPA

Kegiatan penanggulangan dan pencegahan ISPA dilaksanakan dengan penatalaksanaan kasus yang rasional, di samping melaksanakan upaya penyuluhan kepada masyarakat, terutama kepada setiap kepala keluarga, melaksanakan imunisasi pada anak, perbaikan gizi keluarga, peningkatan kesehatan keluarga, perbaikan kualitas lingkungan dan mengurangi factor resiko yang dapat menyebabkan ISPA baik lingkungan di dalam rumah maupun diluar rumah, Depkes RI, 2002.

2.2 Faktor Yang Berhubungan Dengan ISPA

Ada beberapa factor yang menjadi determinan terjadinya ISPA disamping adanya bibit penyakit diantaranya : kepadatan hunian, paparan bahan bakar memasak, adanya anggota keluarga yang merokok, kontaminasi udara luar, status ekonomi rendah, kelembaban, adanya anggota keluarga yang menderita infeksi saluran pernafasan, riwayat infeksi saluran nafas, jenis kelamin, dan lain- lain.

2.3 Karakteristik Lingkungan Rumah

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah Universitas Sumatera Utara 16 setelah bekerja seharian, namun di dalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Rumah adalah tempat untuk berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya misalnya : hujan, matahari dan lain-lain serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah bertugas memenuhi kebutuhan sehari-hari. Defenisi perumahan housing menurut WHO adalah : suatu struktur fisik di mana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan keadaan social yang baik untuk keluarga dan individu. Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Bentuk, macam dan keadaan rumah akan mempengaruhi kesehatan penghuninya. Rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan justru akan merugikan kesehatan orang yang bersangkutan Chandra, 2007. Seorang kader kesehatan masyarakat seyogyanya mengetahui bagaimana pola perumahan mempengaruhi derajat kesehatan dan seyogianya pula seorang kader kesehatan masyarakat itu mampu memberikan penjelasan tentang bagaimanakah caranya membangun atau mengembangkan rumah yang sehat dengan maksud untuk menciptakan sebuah lingkungan yang sehat dan derajat kesehatan yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara 17 Untuk menilai bagaimanakah sebuah rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, maka pertimbangkan lima hal berikut ini: a. Tempat dimana rumah itu didirikan. b. Jumlah atau besar ruangan, tata ruang serta ventilasinya. c. Cara perlindungan terhadap angin dan hujan, panas dan dingin, serangga serta binatang-binatang lainnya. d. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun. e. Bagaimanakah caranya orang-orang memelihara dan memakai rumah mereka Chandra, 2007.

2.3.1 Rumah Sehat dan Persyaratannya

Menurut WHO rumah adalah suatu struktur fisik yang dipakai orang atau manusia untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan social yang baik untuk keluarga dan individu. Untuk mewujudkan rumah dengan fungsi diatas, rumah tidak harus mewahbesar tetapi rumah yang sederhana pun dapat dibentuk menjadi rumah yang layak huni.

2.3.2 Letak Rumah

Letak rumah yang didirikan adalah amat penting artinya bagi kesehatan. Sebagai contoh adalah, sebuh rumah seyogianya tidak didirikan didekat tempat dimana sampah-sampah dikumpulkan atau dibuang disitu. Pertimbangannya adalah karena ditempat pembuangan sampah itu akan banyak lalat, serangga maupun tikus yang akan membawa kuman-kuman penyakit. Demikian pula bila Universitas Sumatera Utara 18 air hujan mengenangi tempat tersebut, atau bila air tanah merembes ke dalam dinding rumah, maka sebagai akibatnya rumah akan menjadi lembab dan tidak sehat Chandra, 2007. Paparan sinar matahari terhadap tempat tersebut sebaiknya diperhatikan benar, misalnya pada musim kemarau karena amat panas, maka alangkah baiknya bila memlih rumah yang di kanan kirinya banyak ditumbuhi pohon- pohonan.sebaliknya pada musim hujan, karena dingin, maka sebaiknya tempat yang dipilih adalah memungkinkan sinar matahari menyinari diding rumah, jadi agar terasa hangat Chandra, 2007. Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai : a. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat mereka sedang tidur. b. Pelindung terhadap binatang-binatang buas dan menempatkan binatang- binatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurang-kurangnya 10 sepuluh meter dari rumah. c. Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alat-alat rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami tanaman di halaman atau di kebun. d. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus, serangga serta binatang lainnya . Universitas Sumatera Utara 19 e. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecilkan bahaya kebakaran terutama bagi anak-anak. f. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan sehingga udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segara terbawa keluar. g. Tempat-tempat terlindung guna menyimpan barang-barang atau apapun yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat oleh anak-anak. h. Atap yang baik agar terlindung dari air hujan. i. Dinding dan pintu yang baik agar terlindung dari iklim yang buruk serta gangguan binatang-binatang. j. Kaca yang dapat dipasang pada pintu dan jendela serta kelambu yang dipasang saat tidur. Hal ini penting untuk mencegah gigitan nyamuk. k. Atap tambahan atau beranda yang dapat digunakan untuk mengurangi panas matahari pada saat musim kemarau Chandra, 2007.

a. Memenuhi Kebutuhan physiologis

1. Pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam maupun buatan. Pencahayaan yang memenuhi persyaratan sebesar 60- 120 lux. Luas jendela yang baik minimal 10 - 20 dari luas lantai. 2. Penghawaan ventilasi yang cukup untuk proses pergantian udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang memenuhi syarat adalah bertemperatur ruangan sebesar 18 derjat – 30 derajat C dengan kelembaban udara sebesar 40-70. Ukuran ventilasi yang memenuhi syarat yaitu 10 dari luas lantai. Ventilasi alami adalah penggantian udara secara alami Universitas Sumatera Utara 20 tidak melibatkan perlatan mekanis, seperti mesin penyejuk udara yang dikenal dengan air conditioner atau AC. Ventilasi alami menawarkan ventilasi yang sehat, nyaman, dan tanpa energy tambahan. 3. Tidak terganggu oleh suara- sura yang berasal dari dalam maupun dari luar rumah. 4. Cukup tempat bermain bagi anak- anak dan untuk belajar.

b. Memenuhi Kebutuhan physcologis

1. Tiap anggota keluarga terjamin ketenangannya dan kebebasaanya privacy 2. Memenuhi ruang tempat berkumpul keluarga. 3. Lingkungan yang sesuai, homogeny, tidak mendapat perbedaan tingkat yang drastis di lingkungannya. 4. Jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan jenis kelaminnya. Ukuran tempat tidur anak yang berumur lebih kurang 5 tahun minimal 4,5 m² dan yang lebih dari 5 tahun minimal 9 m².

2.3.2 Kondisi fisik rumah a.

Ventilasi Udara yang bersih merupakan komponen utama didalam rumah dan sangat diperlukan oleh manusia untuk hidup secara sehat. Sirkulasi udara berkaitan dengan masalah ventilasi. Sebuah penelitian menunjukan hubungan penyakit saluran pernafasan dengan kondisi ventilasi. Oleh sebab itu ventilasi dapat dijadikan indicator rumah sehat Achmadi, 1991. Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Universitas Sumatera Utara 21 Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai system ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan. Saluran ventilasi pada sebuah rumah mempunyai berbagai fungsi, fungsi yang pertama adalah menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar sehingga keseimbangan oksigen tetap terjaga, karena kurangnya ventilasi menyebabkan kurangnya oksigen yang berarti kadar karbondioksida menjadi racun. Fungsi kedua adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri pathogen dan menjaga agar rumah selalu tetap dalam kelembaban yang optimum Notoatmodjo, 2007. Standar luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No. 829 adalah minimla 10 luas lantai. Pergantian udara bersih untuk orang dewasa adalah 33 m3orangjam, dengan kelembaban sekitar 60 optimum. Untuk memperoleh kenyamanan tersebut, luas lubang ventilasi yang permanen minimal 5 dari luas lantai, apabila ditambah dengan lubang ventilasi incidental seperti jendela dan pintu sebesar 5 maka luas ventilasi minimal adalah 10 dari luas lantai. Kelembaban ruangkamar tidur akan tersa nyaman apabila ventilasinya memenihi syarat, sehingga dapat menghasilkan udara yang nyaman dengan suhu 20 derajat C- 25 derajat C, dengan kelembaban udara berkisar 60.

b. Kelembaban

Kelembaban yang memenuhi syarat KepmenKes 1999 kelembapan yang memenuhi syarat kesehatan dalam rumah adalah 40-70. Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan akan membawa pengaruh Universitas Sumatera Utara 22 bagi penghuninya. Rumah yang lembab merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme antara lain bakteri, ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara Achmadi, 2008. Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang mikroorganisme. Bakteri pneumokokus seperti halnya bakteri lain, akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban tinggi karena air membentuk 80 volume sel bakteri dan merupakan hal yang esensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. Selain itu jika udara terlalu banyak mengandung uap air, maka udara basah yang dihirup berlebihan akan mengganggu pula fungsi paru Azwar, 2002. kelembaban ruangan dalam rumah sangat berkaitan erat dengan adanya ventilasi. Dengan penempatan ventilasi yang baik dan luas yang cukup, maka akan terjadi gerak angin dan pertukaran udara bersih yang lancer cross ventilation, proses ini akan mengurangi kelembaban udara dan suhu udara dalam ruangan dan biasanya akan terjadi perbaikan dengan sendirinya. Kondisi suhu yang terlalu rendah atau terlampau tinggi akan bisa mempengaruhi kondisi udara dalam ruangan akibat dari pergerakan atau pertukaran udar yang tidak berjalan dengan baik. Kelembaban yang tidak memenuhi syarat akan menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme pathogen terutama mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernafasan. Universitas Sumatera Utara 23

c. Pencahayaan

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 18 165

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (Studi di Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir)

20 118 85

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 8

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 28

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 3 6

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 67

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (Studi di Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir)

0 6 10