Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

64 Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh bahwa sebagian besar tindakan kepala keluarga tentang kondisi fisik rumah terhadap kejadian ISPA berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 20 kepala keluarga 66,7.

4.7 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variable independen terhadap variabel dependen. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat ini adalah uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95 = 0,05. 4.7.1 Analisis Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015 Tabel 4.10 Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015 Karakteristik Responden Kejadian ISPA Total P Ya Tidak n n n Umur 21-30 7 53,8 6 46,2 13 43,3 0,491 31-40 7 41,2 10 58,8 17 56,7 Jenis kelamin Laki-laki 5 35,7 9 64.3 14 46,7 0,261 Perempuan 9 56,3 7 43,7 16 53,3 Status pendidikan Rendah 7 58,3 5 41,7 12 43,3 0,296 Cukup 7 38,9 11 61,1 18 56,7 Berdasarkan Tabel 4.10 diatas menjelaskan bahwa lebih banyak responden memiliki umur antara 31-40 tahun dan tidak terkena ISPA yaitu sebanyak 58,8. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,491 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara 65 Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 64,3 dan tidak terkena ISPA. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,261 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Sedangkan dari status pendidikan lebih banyak responden berpendidikan cukup yaitu sebanyak 61,1 tidak terkena ISPA. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,296 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Status Pendidikan Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. 4.7.2 Analisis Hubungan Komponen Rumah Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015 Berdasarkan hasil analisis hubungan Kondisi Fisik Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I dapat dilihat pada Tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11. Hubungan Komponen Rumah Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015 Komponen Rumah Kejadian ISPA Total P Ya Tidak n n n Ventilasi 10 9 52,9 8 47,1 17 56,7 0,431 ≥10 5 38,5 8 61,5 13 43,3 Pencahayaan 60 6 40,0 9 60,0 15 50,0 0,464 60-120 8 53,3 7 46,7 15 50,0 Konstruksi dinding Kedap air 5 41,7 7 58,3 12 40,0 0,654 Tidak kedap air 9 50,0 9 50,0 18 60,0 Kelembaban 40 70 7 50,0 7 50,0 14 46,7 0,732 40-70 7 43,8 9 56,2 16 53,3 Kepadatan hunian Padat 16 84,2 3 15,8 19 63,3 0,026 Tidak padat 5 45,5 6 54,5 11 36,7 Universitas Sumatera Utara 66 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa sebagian besar rumah memiliki ventilasi yang berukuran 10 dan tidak terkena ISPA yaitu sebanyak 61,5 dibandingkan yang terkena ISPA. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,431 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Ventilasi Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Lebih banyak rumah yang memiliki pencahayaan berukuran 60 tidak terkena ISPA yaitu sebanyak 60,0 dibandingkan rumah yang terkena ISPA. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,464 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Pencahayaan Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Sebagian besar rumah responden memiliki Konstruksi Dinding rumah yang kedap air dan tidak terkena ISPA yaitu sebanyak 58,3, tetapi terdapat juga rumah dengan konstruksi dinding tidak kedap air terkena ISPA, yaitu sebanyak 50,0. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,654 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Konstruksi Dinding Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Selain itu rumah di desa tersebut memiliki kelembaban 40-70 umumnya tidak terkena ISPA yaitu sebanyak 56,2 dan rumah yang memiliki kelembaban 40 70 umumnya terkena ISPA yaitu sebanyak 43,8. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,732 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kelembaban Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Universitas Sumatera Utara 67 Selain itu sebagian besar rumah memiliki kepadatan hunian rumah yang padat dan terkena ISPA yaitu sebanyak 84,2. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,026 p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara Kepadatan Hunian Rumah Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. 4.7.3 Analisis Hubungan Perilaku Responden Terhadap Kejadian ISPA 4.7.3.1 Perilaku dalam Bentuk Pengetahuan Perilaku dalam bentuk pengetahuan diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu baik skor 6, buruk skor 6. Tabel 4.12. Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015 Pengetahuan Responden ISPA Total P Value ISPA Tidak ISPA n N n Buruk 9 64,3 5 35,7 14 46,7 0,523 Baik 12 75,0 4 25,0 16 53,3 Berdasarkan Tabel 4.12 di atas menjelaskan lebih banyak responden memiliki pengetahuan yang baik dan terkena ISPA yaitu sebanyak 75,0. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,523 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Responden Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015.

4.7.3.2 Perilaku dalam Bentuk Sikap

Perilaku dalam bentuk sikap diklasifikasikan dalam dalam 2 kategori yaitu baik skor 5, buruk skor 5. Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.13. Hubungan Sikap Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. Sikap Responden Kejadian ISPA Total PValue ISPA Tidak ISPA n n n Buruk 14 60,9 9 39,1 23 76,7 0,048 Baik 7 100,0 0,0 7 23,3 Berdasarkan Tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa umumnya responden memiliki sikap yang baik yaitu sebanyak 100,0 tetapi terkena penyakit ISPA, namun lebih banyak juga responden yang memiliki sikap yang buruk dan terkena penyakit ISPA sebanyak 60,9. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,048 p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap Responden Terhadap Kejadian ISPA di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015. 4.7.4 Analisis Hubungan Tindakan Terhadap Kejadian ISPA Tabel 4.14. Hubungan tindakan Terhadap Kejadian ISPA Di Desa Jadi Makmur Dusun Pasar I Tahun 2015 Tindakan Responden Kejadian ISPA Total PValue Ya Tidak n n n Buruk 17 85,0 3 15,0 20 66,7 0,011 Baik 4 40,0 6 60,0 10 33,3 Berdasarkan Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa dari 20 responden dengan tindakan buruk, sebanyak 85,0 umumnya mengalami ISPA, dari 10 responden yang memiliki tindakan baik, sebanyak 60,0 lebih banyak yang tidak mengalami ISPA. Selanjutnya, uji chi-square memperlihatkan nilai p=0,011 yang berarti bahwa ada hubungan tindakan dengan kejadian ISPA. sehingga dapat Universitas Sumatera Utara 69 disimpulkan bahwa responden yang memiliki tindakan buruk lebih besar kemungkinan mengalami ISPA dibandingkan dengan responden yang memiliki tindakan baik. Universitas Sumatera Utara 70

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan signifikan antara umur dengan kejadian ISPA. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,491 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur Terhadap Kejadian ISPA. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden berumur 31-40 tahun yaitu sebanyak 58,8. Sejumlah studi yang besar menunjukkan bahwa insiden penyakit pernapasan oleh virus melonjak pada usia bayi dan usia dini anak-anak dan tetap menurun terhadap usia. Insiden ISPA tertinggi yaitu pada umur 31-40 tahun, yang artinya dianggap sudah mengerti akan kesehatan lingkungan dan mengetahui arti tentang pentingnya rumah sehat sehingga ingin menjaga kebersihan sarana dan prasarana dirumah termasuk kebersihan dan kesehatan diri. Semakin tua umur seseorang, maka semakin rentan terkena ISPA karena terjadi degenerasi otot- otot pernafasan dan elastisitas jaringan menurun sehingga kekuatan otot- otot pernafasan menjadi menurun untuk menghirup udara.Semakin tua umur seseorang, semakin banyak alveoli yang rusak karena ketuaan sehingga menyebabkan gangguan fungsi alveoli. Selain itu daya tahan tubuh yang rendah, dan paparan asap sebagai hasil dari penghirupan asap sehari- hari juga mempengaruhi untuk menyebabkan ISPA pada orang dengan umur yang sudah tua. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 18 165

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (Studi di Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir)

20 118 85

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 15

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 8

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 28

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

2 3 6

Hubungan Karakteristik Balita, Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Penghuni Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Marubun Jaya Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 67

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (Studi di Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir)

0 6 10