77
jendela, pintu ataupun lubang angin dirumah dengan minimal ukuran 10 dari luas lantai.
5.2.4 Konstruksi Dinding
Dinding adalah pembatas, baik antara ruangan dalam dengan ruang luar ataupun ruang dalam dengan ruang dalam yang lain. Bahan dinding dapat terbuat
dari papan, triplek, batu merah, batako, dan lain-lain Prasetya, 2005. Dapat diketahui factor resiko lingkungan pada bangunan rumah
mempengaruhi kejadian penyakit. Diantara factor resiko tersebut adalah konstruksi dinding dan lantai rumah Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat,
2007.
Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Konstruksi Dinding Rumah Terhadap Kejadian ISPA . Hasil analisis
bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,654 p0,05. Selain sebagai penyangga, dinding juga berfungsi melindungi bagian
dalam rumah dari gangguan hujan, angin, panas matahari. Dinding rumah yang terbuat dari kayu dengan konstruksi kurang baik akan menimbulkan penyakit dan
mudah terbakar. Menurut Suryanto 2003 rumah yang berdinding tidak rapat seperti
bambu, papan atau kayu dapat menyebabkan ISPA, karena angin malam langsung masuk ke dalam rumah. Jenis dinding yang mempengaruhi terjadinya ISPA, selain
itu dinding yang sulit dibersihkan dan penumpukan debu pada dinding, merupakan media yang baik bagi berkembangbiaknya kuman. Dinding yang
memenuhi syarat KepmenKes 1999 komponen dan penataan ruangan rumah
Universitas Sumatera Utara
78
sehat dimana dinding rumah sehat harus memiliki ventilasi, kedap air dan mudah dibersihkan.
5.2.5 Kepadatan Hunian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan signifikan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA. Hasil analisis bivariat
dengan uji chi square didapat nilai p = 0,026 p 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara umur Terhadap Kejadian ISPA. Kondisi kepadatan hunian
akan mempengaruhi terhadap kualitas udara yang ada dalam ruangan. Seperti meningkatnya kadar CO
2
dalam ruangan sehingga suplai O
2
yang dibutuhkan penghuni dalam rumah jadi berkurang. Kepadatan penghuni juga akan
mempengaruhi penularan ISPA melalui udara dengan penghuni rumah yang lain, sehingga resiko untuk tertular penyakit ini semakin besar.
Kepadatan yang berlebihan akan memudahkan penyakit-penyakit seperti tuberkolosis, influnza, dan maningitis ditularkan dari satu orang ke yang lain
.
Infeksi pernafasan akut oleh karena bakteri dan virus, bersama dengan tuberkulosis, mengakibatkan 5 juta kematian setiap tahun. Tuberkolosis sebagian
besar di paru-paru menyebabkan lebih dari separuh di antara kematian-kematian ini Wardhana, 2004.
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri RI No.829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan rumah sehat adalah maksimal 2
orang per 8m². Kriteria yang sesuai syarat kesehatan tersebut dapat bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit dan dapat memperlancar aktivitas kehidupan
sehari hari.
Universitas Sumatera Utara
79
Hasil penelitian ini sesuai dengan kepadatan penghuni yang ditetapkan oleh Permnkes RI 1999, yaitu luas kamar minimal 8 m
2
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruangan.
5.3 Perilaku Responden