Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh subtitusi B 2 O 3 terhadap mikrostruktur, sifat fisis dan kemagnetan Barium heksaferit. Dilakukan proses penghalusan Barium heksaferit dengan menggunakan High Energy Milling HEM dan variasi waktu 12, 24, dan 48 jam yang bertujuan menghasilkan serbuk dengan ukuran partikel dalam submikron hingga nanometer. Kajian selanjutnya adalah mengamati perilaku sintering dari bahan menggunakan dilatometer.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah untuk proses pembuatan magnet keramik permanen terbatas pada : 1. Karaketerisasi Barium heksaferit komersil China terbatas dengan penambahan aditif B 2 O 3 sebanyak 0, 0.5, 1.0, dan 2.0 dalam persen berat. 2. Penelitian terbatas pada penggunaan High Energy Milling HEM dengan teknik mechanical alloying. 3. Dilakukan pengujian pengaruh lamanya waktu milling terhadap ukuran partikel Barium heksaferit dengan batasan variabel waktu milling adalah 12, 24, dan 48 jam, hasil terbaik akan diterapkan sebagai waktu milling optimum. 4. Proses pencampuran Barium heksaferit dengan B 2 O 3 terbatas hanya pada waktu milling optimum. 5. Penelitian terbatas pada suhu sintering yang diperoleh dari hasil uji termal Barium heksaferit menggunakan dilatometer dengan waktu penahanan selama 1 jam. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui karakteristik serbuk Barium heksaferit selama proses milling dengan variasi waktu 12, 24, dan 24 jam menggunakan High Energy Milling HEM. 2. Mengetahui mikrostruktur, fasa, dimensi partikel, dan perubahan sifat magnet serbuk Barium heksaferit yang terbentuk setelah penambahan aditif B 2 O 3.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merekayasa material keramik magnetik berupa magnet permanen berbasis Barium heksaferit dengan penambahan aditif B 2 O 3 menggunakan metode mechanical alloying dan variasi waktu milling dengan menggunakan High Energy Milling HEM . Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Magnet