Gambar 2.15 Pertumbuhan boron pada magnet ferit
2.7 Sifat-sifat Magnet
Sifat-sifat yang terdapat dalam benda magnetik antara lain adalah :
a. Induksi remanen Br Induksi magnetik yang tertinggal dalam sirkuit magnetik besi lunak setelah
memindahkanmenghilangkan pengaruh bidang magnetik. Ketika arus dialirkan pada sebuah kumparan yang melilit besi lunak maka terjadi orientasi
pada partikel-partikel yang ada dalam besi. Orientasi ini mengubah mengarahkan pada kutub utara dan selatan.
b. Saturasi Magnetisasi Saturasi magnetisasi adalah keadaan dimana terjadi kejenuhan, nilai medan
magnet B akan selalu konstan walaupun medan eksternal H dinaikkan terus. Remanensi bergantung pada saturasi magnetisasi. Untuk magnet permanen
saturasi magnetisasi seharusnya lebih besar dari pada soft magnet. Kerapatan dari bahan ferit lebih rendah dibandingkan logam-logam lain dengan ukuran
yang sama. Oleh karenanya nilai saturasi dari bahan ferit relatif rendah, hal ini menguntungkan untuk dapat dihilangkan. Nilai kerapatan ferit dapat dilihat
dalam daftar tabel 2.1, dan perbandingannya dengan material megnetik yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Nilai Kerapatan dari beberapa jenis Ferrite
No Ferrite
Kerapatan, gcm
3
1 Zinc Ferrite
5,4 2
Cadmium 5,76
3 Ferrous
5,24
Hexagonal
4 Barium
5,3 5
Strontium 5,12
6 MnZn high permiability
4,29 7
MnZn recording head 4,7
– 4,75 c. Permeabilitas magnet
μ Daya hantar atau permeabilitas
magnet diberi lambang μ merupakan parameter bahan yang menentukan besarnya fluks magnetik. Bahan
feromagnetik memiliki permeabilitas yang tinggi. 2.3
dimana μ
o
= 1,256 G.cmA Untuk bahan feromagnetik,
permeabilitas relatif μ
r
jenis bahan tersebut lebih besar daripada 1. Permeabilitas dari beberapa media yang hendak diukur pada
prinsipnya adalah dengan menempatkannya dalam suatu kawat yang lurus dan panjang atau dalam gulungan yang melingkar atau solenoida, kemudian diukur
resultan induksi kemagnetannya, sehingga diperoleh sebuah tetapan baru µ dan diturunkan menjadi suseptibilitas relatif. Dengan nilai suseptibilitas inilah
maka akan dapat diketahui jenis bahan magnet Spaldin, N. A. 2010.. 2.4
= 1 untuk vakum 1 untuk bahan paramagnetik
1 untuk bahan diamagnetik 1 untuk bahan ferromagnetik
Universitas Sumatera Utara
d. Gaya koersif Hc Medan daya yang diperlukan untuk menghilangkan induksi remanen setelah
melalui proses induksi elektromagnetik. Pada besi lunak atau soft magnetic alloys
besarnya gaya koersif yang diperlukan lebih kecil daripada magnet permanen.
e. Koersivitas Koersivitas digunakan untuk membedakan hard magnetic atau soft magnetic.
Semakin besar gaya koersivitasnya maka semakin tinggi sifat magnetnya. Bahan dengan koersivitas tinggi berarti tidak mudah hilang kemagnetannya.
Untuk menghilangkan kemagnetannya diperlukan intensitas magnet H yang besar. Magnetisasi bukan merupakan fungsi linier yang sederhana dari rapat
fluks karena nilai dari medan magnet H yang digunakan dalam magnet permanen secara umum jauh lebih besar dari pada dalam bahan soft magnet
Afza, 2011. Kekuatan medan koersif dapat dilihat jelas menggunakan diagram histerisis pada Gambar 2.16.
Koersivitas H adalah medan magnetik yang diperlukan untuk menginduksi medan berkekuatan B dalam material. Setelah medan H
ditiadakan, dalam spesimen tersisa magnetisme residual Br, yang disebut residual remanen, dan diperlukan medan magnet Hc yang disebut gaya
koersif, yang harus diterapkan dalam arah berlawanan untuk meniadakannya. Magnet lunak mudah dimagnetisasi serta mudah pula mengalami
demagnetisasi, seperti tampak pada Gambar 16. Nilai H yang rendah sudah memadai untuk menginduksi medan B yang
kuat dalam logam, dan diperlukan medan Hc yang kecil untuk menghilangkannya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.16 a material magnetik lunak b material magnetik keras.
Magnet keras adalah material yang sulit dimagnetisasi dan sulit di demagnetisasi. Karena hasil kali medan magnet Am dan induksi V.detm2
merupakan energi per satuan volume, luas daerah hasil integrasi di dalam loop histerisis adalah sama dengan energi yang diperlukan untuk satu siklus
magnetisasi mulai dari 0 sampai +H hingga –H sampai 0. Energi yang dibutuhkan
magnet lunak dapat diabaikan, medan magnet keras memerlukan energi lebih banyak sehingga pada kondisi-ruang, demagnetisasi dapat diabaikan Afza, 2011.
2.8 Metalurgi Serbuk