Porositas 2.0 Bulk Density Efek Penambahan Boron Terhadap Mikrostruktur, Sifat Fisis, dan Magnetik Barium Heksaferit
73
Pada Gambar 4.21 ditunjukkan hasil analisa X-Ray Diffraction XRD dari magnet Barium heksaferit komersil dan setelah pemberian aditif B
2
O
3
sebesar 0.5
berat yang kemudian disinter pada suhu 1100
o
C dengan penahanan satu jam, dimana hasilnya hanya terdapat fasa tunggal BaFe
12
O
19.
Serbuk Barium heksaferit setelah penggilingan selama 48 jam menunjukkan terdapat fasa pengotor, data
kecocokan puncak XRD dapat dilihat di LAMPIRAN D. Serbuk setelah proses sintering
terbentuk pelet fasa pengotor sudah hilang, ini disebabkan karena adanya proses rekristalisasi oleh proses sintering. Proses sinter menyebabkan
bersatunya partikel-partikel, sehingga menyebabkan kepadatannya bertambah. Selama proses ini akan terbentuk batas-batas butir yang merupakan tahap
permulaan rekristalisasi. Selama proses sintering serbuk meleleh dan berdifusi serbuk terurai akan terjadi proses kristalisasi serbuk amorph dan self-reduction
hingga terbentuk produk akhir proses. Proses dekomposisi umumnya dilakukan hingga dicapai suhu sekitar 800
o
C dan proses terus berlangsung hingga diperoleh
komposisi yang stabil pada suhu tinggi.
Analisis struktural dan data magnetik mengungkapkan bahwa evolusi magnetisasi berkorelasi dengan evolusi jumlah dan kristalinitas BaFe
12
O
19
, seperti yang terlihat dari analisis X-ray pada gambar 4.18 sampel dengan sifat magnetik
terbaik dicapai memiliki fase tunggal BaFe
12
O
19
dengan puncak yang tajam. Akibatnya, salah satu alasan peningkatan nilai kuat magnet yang paling mungkin
karena perbaikan pada kemurnian fasa BaFe
12
O
19.