Porositas Particle Size Analyzer PSA

5. Masukkan cairan pembanding kedalam piknometer yang berisi serbuk hingga penuh, lalu timbang massanya M 4 . 6. Hasil pengukuran dikalkulasikan dengan menggunakan rumus 3.1 7. Melakukan langkah di atas untuk sampel yang lainnya

b. Bulk Density

Bulk density merupakan densitas sampel yang berdasarkan volume sampel termasuk dengan rongga atau pori. Pengujian bulk density dilakukan untuk megukur benda padatan yang besar dengan bentuk yang beraturan maupun yang tidak beraturan. Pada pengujian bulk density menggunakan metode Archimedes. Prosedur kerja untuk menentukan besarnya bulk density gcm 3 suatu sampel berbentuk pelet adalah sebagai berikut: 1. Meletakkan tiang penyangga dan kawat penggantung diatas neraca, kemudian ditimbang dan dikalibrasi kembali neracanya. 2. Mengikat pelet dengan menggunakan kawat penggantung dan ditimbang massanya M . 3. Menuangkan air kira-kira ¾ dari volume beaker glass 100 ml dan memasukkan pelet yang menggantung tadi ke dalam air, kemudian ditimbang massanya M a . 4. Melakukan langkah di atas untuk sampel yang lainnya. 3.2

3.5.2 Porositas

Porositas didefenisikan sebagai banyaknya lubang atau pori yang terdapat dalam suatu sampel yang telah selesai dibuat. Pengujian ini juga menghasilkan perbandingan sampel mana yang memiliki nilai terbaik. 1. Meletakkan tiang penyangga dan kawat penggantung diatas neraca, kemudian ditimbang dan dikalibrasi kembali neracanya. Universitas Sumatera Utara 2. Menuangkan air kira-kira ¾ dari volume beaker glass 100 ml dan memasukkan pelet yang menggantung tadi ke dalam air, kemudian ditimbang massanya M a . 3. Sampel ditimbang di dalam air sebagai massa sampel di dalam air Mb. 4. Sampel dikeringkan di oven pada temperatur 80 o C selama 1 jam, kemudian ditimbang sebagai masa kering Mk. 5. Dihitung porositas sampel dengan persamaan: 3.3 6. Melakukan langkah di atas untuk sampel yang lainnya

3.5.3 Particle Size Analyzer PSA

Paticle Size Analyzer PSA adalah alat yang digunakan untuk mengukur partikel. Salah satu metode yang digunakan alat ini adalah prinsip dynamic light scattering DLS. Metode ini juga dikenal sebagai quasi-elastic light scattering QELS. Alat ini berbasis Photon Correlation Spectroscopy PCS. DLS cocok digunakan untuk sampel-sampel dalam orde nanometer. Selain itu ada juga PSA yang menggunakan metode LAS. Metode ini cocok untuk sampel-sampel dalam orde yang lebih besar daripada nano. Metode DLS bisa dibagi dalam dua metode: 1. Metode basah: metode ini menggunakan media pendispersi untuk mendispersikan material uji. 2. Metode kering: metode ini memanfaatkan udara atau aliran udara untuk melarutkan partikel dan membawanya ke sensing zone. Metode ini baik digunakan untuk ukuran yang kasar, dimana hubungan antar partikel lemah dan kemungkinan untuk beraglomerasi kecil. Pengukuran partikel dengan menggunakan PSA-DLS biasanya menggunakan metode basah. Metode ini dinilai lebih akurat jika dibandingkan dengan metode kering . Terutama untuk sampel-sampel dalam orde nanometer dan submikron yang biasanya memliki kecenderungan aglomerasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan partikel didispersikan ke dalam media sehingga partikel tidak saling Universitas Sumatera Utara beraglomerasi menggumpal. Dengan demikian ukuran partikel yang terukur adalah ukuran dari single particle. Selain itu hasil pengukuran dalam bentuk distribusi, sehingga hasil pengukuran dapat diasumsikan sudah menggambarkan keseluruhan kondisi sampel. Dalam penelitian ini digunakan PSA Cillas 1190 liquid pada Pusat Penelitian Fisika P2F LIPI Serpong, PSA dilengkapi monitor dan CPU, di mana tampilan pada layar monitor dapat dilihat pada gambar 3.5. Adapun prosedurnya sebagai berikut : 1. PSA dinyalakan 2. Dilakukan proses pembersihan wadah sampel dengan menekan tombol cleaning pada layar monitor, lalu menekan tombol 1 stirrer unit, 2 strirrer dan 3 sample tank. 3. Input data pada layar komputer sesuai data sampel yang akan diuji. 4. Dilakukan proses background measurement dengan menekan tombol background measurement pada layar komputer, ditunggu hingga beberapa saat hingga di layar muncul tanda berwarna hijau. 5. Sampel dimasukkan ke dalam wadah. 6. Menekan tombol 1, 2, dan 3 menunggu 1-2 menit agar sampel terpecah dan tidak menggumpal. 7. Menjalankan proses perhitungan distribusi ukuran partikel dengan perhitungan sebanyak 3 kali. 8. Setelah proses perhitungan selesai, file disimpan dalam bentuk pdf. Universitas Sumatera Utara

3.5.4 Uji Termal Dilatometer