tempat, dan dasar yang kuat pula bagi DPRD dalam membuat keputusan mengenai penetapan tempat bakal ibukota baru Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu berarti,
pemilihan dan penetapan tempat untuk ibukota baru itu dilakukan secara objektif dan proporsional.
2.8. Kerangka Pemikiran
Pemindahan ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada dikeluarkannya Undang Undang 37 dan 28 Tahun 2007 yang dijelaskan pada pasal 21
ditetapkan pemindahan ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan ke Sipirok dan 18 delapan belas bulan setelah Undang Undang ini diundangkan. Pada hakikatnya
masih berada di Kota Padangsidimpuan sudah 4 empat tahun lebih Undang Undang tersebut diundangkan.
Kelayakan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan dari Kota Padangsidimpuan ke wilayah Kecamatan Sipirok untuk menjadikan tempat baru
sebagai pusat pelayanan pemerintahan sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat. Sebagai ibukota kabupaten yang baru
diharapkan memenuhi tiga prinsip berdasarkan sentral place theory Haggett, 2001 yaitu: keterjangkauan affordability, kecukupan recoverability dan kesesuaian
replicability dijadikannya ibukota kabupaten. Menurut analisis faktor dan indikator dalam rangka pembentukan daerah otonom baru dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan,
Universitas Sumatera Utara
penghapusan dan penggabungan daerah yang dipakai dalam menenentukan ibukota kabupaten diseluruh kabupaten di Indonesia.
Adanya rencana pemindahan pusat pemerintahan sesuai dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan dan faktor
eksternal dan faktor internal dalam potensi ketersediaan wilayah tempat pemindahan daerah ibukota baru. Setelah dilakukan kajian dapat diamati paling sedikit ada 6
enam tahapan yang dapat dijadikan rujukan pada proses pemindahan ibukota Kabupaten meliputi: a dasar pertimbangan dilakukannya pemindahan, b persyaratan
normatif, c peraturan dan perundangundangan yang terkait, d ketersediaan lahan, e implikasi keputusan pemindahan ibukota kabupaten, dan f aspek pengaruh kekuatan
eksternal Soenkarno 1999. Kerangka pikir dalam penelitian ini didasarkan pada penetapan Sipirok
sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan pemerintahan terhadap perkembangan ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan yang berada di Sipirok. Hal ini dapat dilihat
pada penduduk wilayah yang semakin meningkat setiap tahun dan kebutuhan yang semakin kompleks dan beragam. Kebutuhan didasarkan untuk mencapai
kesejahteraan dari daerah kota sampai ke daerah pelosok. Kecamatan Sipirok juga menyimpan banyak potensi, antara lain di bidang
perikanan, perkebunan, indusri kecil dan kerajinan tangan, agroindustri dan pariwisata. Potensi tersebut dapat dikembangkan guna menarik investor dan dapat
dijadikan keunggulan komparatif bagi Kecamatan Sipirok sehingga diharapkan dapat
Universitas Sumatera Utara
memenuhi peran ibukota Kecamatan Sipirok sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Untuk mengetahui kondisi wilayah baik dari faktor pendukung dan faktor yang tidak mendukung dilakukan identifikasi diantaranya identifikasi wilayah
pengaruh, identifikasi dengan interaksi wilayah ibukota kecamatan dengan wilayah belakangnya dan identifikasi ketersediaan pusat pelayanan. Hasil pengolahan data
yang diperoleh dari identifikasi kemudian dianalisis dengan metode deskriptif dan analisis SWOT. Dari analisis tersebut akan diketahui peran Sipirok sebagai pusat
pertumbuhan dan pelayanan pemerintahan wilayah di Kabupaten Tapanuli Selatan dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam rencana stategi pengembangan wilayah
Sipirok selanjutnya. Setelah tahapan analisis, akan diberikan temuan penelitian, kesimpulan penelitian dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan bagi
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian Lahirnya UU 37 dan 38 Tahun 2007 ditetapkannya Pemindahan
Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan ke Sipirok yang sampai sekarang masih berada di Kota Padangsidimpuan
Keterjangkauan Affordability
• Rentang kendali
-
Jarak
-
Kelancaran
Faktor Eksternal Faktor Internal
Strategi Pengembangan Wilayah Analisis Kesiapan
PP 78 Tahun 2007
Kecukupan Recoverability
• Kependudukan • Sosial budaya
• Sosial Politik • Luas daerah
• Pertahanan • keamanan
• Fasilitas – fasilitas publik
Kesesuaian Replicability
• Kemampuan ekonomi
• Potensi daerah • Kemampuan
keuangan • Tingkat
kesejahteraan masyarakat
SWOT
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian