bentuk–bentuk pengambilan keputusan dan kebijakan. Keuntungan dari pendekatan ini pada kemampuannya dalam menjelaskan berbagai respon yang berbeda–beda
terhadap keadaan struktural dari masalah yang sama. Dengan demikian anggapan yang timbul dari pola ini adalah ada tidaknya kerjasama antara aktor–aktor itu
sendiri. Pendekatan actor-oriented merujuk pada kecenderungan dimana setiap orang
memiliki pandangan tertentu yang relatif subjektif terhadap suatu permasalahan yang ditemuinya, sehingga jika saja dia memiliki kewenangan dalam pengambilan
kebijakan terhadap permasalahan tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa kebijakan yang diambil cenderung berorientasi atau bertitik tolak kepada cara pandangnya itu.
Peluang inilah yang dapat menghitam-putihkan sebuah keputusan yang kadang- kadang sangat bertolak belakang denganpandangan umum yang rasional yang
dipahami oleh sebagian besar orang.
3.5.2. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep pusat pelayanan yang
berdasarkan faktor internal dalam dan faktor eksternal luar yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam
metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Universitas Sumatera Utara
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan
antara faktor internal yang meliputi strength dan weakness dengan faktor luar opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk
dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi dengan mengetahui kelebihan strength dan
opportunity dan kelemahan kita weakness dan threat, maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan
meningkatkan strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths kekuatan
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep pusat pelayanan itu sendiri. 2. Weakness kelemahan
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep pusat pelayanan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3. Opportunities peluang merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep pusat pelayanan itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats ancaman merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep pusat pelayanan itu sendiri.
3.5.3 Analisis Faktor dan Indikator tentang Kriteria Penilaian Penentuan Ibukota Kabupaten yang Berlaku di Seluruh Kabupaten di Indonesia
Peneliti dalam mengukur indikator pemindahan pembentukan pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan ke Sipirok diukur melalui faktor dan
indikator yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007
mengatur tentang tata cara pembentukan, pengahapusan, dan penggabungan daerah dalam isinya sekaligus juga mengatur kriteria penilaian penentuan ibukota kabupaten
yang berlaku di seluruh kabupaten di Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 adalah
pengganti dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000 karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ketatanegaraan otonomi daerah
sehingga perlu diganti.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pembetukan dan pemindahan wilayah ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai Pusat Pemerintahan, terdapat beberapa faktor yang memiliki
karakteristik yang diatur sebagai landasan hukum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000. Dalam penilaian indikator penyusunan
rencana umum tata ruang RUTR Kota Sipirok Tahun 2006-2016, setelah diperbaharui dan diganti dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 78 Tahun 2007 peneliti mengukur dan menghitung indikator pembandingan Kecamatan Sipirok dengan 2 dau Kecamatan kecamatan lainnya
yang dianggap sebagai calon ibukota Tapanuli Selatan, yaitu Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Batang Toru. Penilaian teknis dalam penelitian ini
dimaksud dilengkapi dengan penilaian secara kualitatif. Pembandingan kota adalah kota–kota sejenis tidak termasuk kota yang
menjadi ibukota propinsi di prorinsi yang bersangkutan dan atau propinsi disekitarnya minimal 3 tiga kota. Setiap indikator mempunyai skor dengan skala 1–
5, dimana skor 5 masuk dalam kategori sangat mampu, skor 4 kategori mampu, skor 3 kategori kurang mampu, skor 2 kategori tidan mampu dan skor 1 sangat tidak
mampu. Besaran nilai rata – rata pembanding dan besaran jumlah kuota sebagai dasar
untuk pemberian skor. Pemberian skor 5 apabila besaran nilai indikator lebih besar atau lebih sama dengan 80 besaran nilai rata–rata, pemberian skor 4 apabila
besaran nilai indikator lebih besar atau sama dengan 60 besaran nilai rata–rata,
Universitas Sumatera Utara
pemberian skor 3 apabila besaran nilai indikator lebih besar atau sama dengan 40 besaran nilai rata–rata, pemberian skor 2 apabila besaran nilai indikator lebih besar
atau sama dengan 20 besaran nilai rata–rata, pemberian skor 1 apabila besaran nilai indikator kurang dari 20 besaran nilai rata–rata.
Tabel 3.2. Faktor dan Indikator Pembentukan Wilayah
No Faktor dan Indikator
1. Kependudukan
1. Jumlah penduduk
2. Kepadatan penduduk
2. Kemampuan ekonomi
1. PDRB non migas per ekonomi PAD
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Kontribusi PDRB non migas PAD
3. Potensi daerah
1. Rasio bank dan lembaga keuangan non bank per 10.000 penduduk
2. Rasio kelompok pertokoan per 10.000 penduduk
3. Rasio pasar per 10.000 penduduk
4. Rasio sekolah SD per pendudukan usia SD
5. Rasio sekolah SLTP per pendudukan usia SLTP
6. Rasio sekolah SLTA per pendudukan usia SLTA
7. Rasio fasilitas kesehatan per 10.000 penduduk
8. Rasio tenaga medis per 10.000 penduduk
9. Persentase rumah tangga yang mempunyai kenderaan bermotor atau perahu atau
kapal motor 10.
Persentase pelanggan listrik terhadap jumlah rumah tangga 11.
Rasio panjang jalan terhadap jumlah kenderaan bermotor 12.
Persentase pekerja yang berpendidikan minimal SLTA terhadap penduduk usia 18 tahun ke atas
13. Persentase pekerja yang berpendidikan minimal S1 terhadap penduduk usia 25
tahun ke atas 14.
Rasio pegawai negeri sipil terhadap penduduk
4. Kemampuan keuangan
1. Jumlah PDS
2. Rasio PDS terhadap jumlah penduduk
3. Rasio PDS terhadap PDRB non migas
5. Sosial budaya
1. Rasio sarana peribadatan per 10.000 penduduk
2. Rasio fasilitas lapangan olah raga per 10.000 penduduk
3. Jumlah balai pertemuan
6. Sosial politik
1. Rasio penduduk yang ikut pemilu legislative penduduk yang mempunyai hak pilih
2. Jumlah organisasi kemasyarakatan
7. Luas daerah
1. Luas wilayah keseluruhan
Universitas Sumatera Utara