ANALISIS JENIS DAN JUMLAH PENYIMPANGAN MUTU ROTI

41 dengan melihat permasalahan yang terjadi di lokasi produksi serta faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada roti manis isi. Data ini dikumpulkan dengan beberapa teknik, antara lain adalah melalui pengamatan langsung di pabrik, audit proses produksi di pabrik, wawancara dan diskusi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan perusahaan seperti data tentang sejarah perusahaan, data reject penolakan roti manis isi, dokumen pengendalian dan pengawasan mutu proses produksi, dan instruksi kerjaSOP. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya produk roti manis isi yang tidak sesuai dengan standar merupakan produk cacatrusak yang tidak dapat dipasarkan kepada konsumen. Roti reject rusak ini akan dipisahkan dari roti yang lolos standar mutu produk sebelum melewati tahap pengemasan dan selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah roti yang mengalami kerusakan. Data kerusakan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah data reject produk roti manis isi yang terjadi pada bulan Maret 2011. Roti manis isi yang dimaksud adalah roti manis berbentuk bulat yang di dalamnya terdapat isi filler berupa pasta coklat dan keju, selai sarikaya, strawberry, kelapa, dan coklat keju. Data yang diambil hanya roti manis isi yang dihasilkan dari ruang produksi U1 pada lini produksi 1 dan produk yang dihasilkan pada semua shift. Untuk memperoleh data yang akurat dan sekaligus untuk analisis yang valid, terdapat tujuh alat bantu yang dikenal dengan istilah seven tools. Ketujuh alat bantu ini adalah lembar pengumpulan data check sheet, stratifikasi, grafik dan bagan pengendali, Diagram Pareto, diagram sebab-akibat cause- effect diagram, diagram pencar scatter diagram, dan histogram. Pemilihan jenis tools yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi tim perbaikan mutu dan permasalahan yang akan dipecahkan Muhandri dan Kadarisman, 2008. Lembar periksa check sheet merupakan dokumen sederhana yang digunakan untuk mengumpulkan data secara real time di lokasi tempat pengumpulan data. Dokumen ini didesain agar dapat mengumpulkan informasi yang diinginkan secara mudah Palimirma, 2010. Data yang dikumpulkan pada check sheet ini berupa jumlah penyimpangan mutu kerusakan pada setiap item roti manis isi yang terjadi setiap harinya. Lembar periksa yang digunakan untuk mengambil data terlampir pada Lampiran 4. Lembar periksa ini memuat beberapa keterangan pendukung selain data roti manis isi yang mengalami kerusakanpenyimpangan mutu, seperti: hari dan tanggal jumlah roti rusak yang teridentifikasi, pada shift dan plant berapa data tersebut diambil, dan lain-lain. Roti-roti manis isi yang teridentifikasi mengalami kerusakan sesuai dengan standar muti fisik produk jadi Lampiran 3 dihitung jumlahnya setiap hari dan dicatat pada lembar periksa. Pada akhir lembar periksa terdapat paraf QC checker sebagai pelapor dan pengambil data, QC field sebagai bagian yang memeriksa laporan lembar periksa kerusakan produk, dan terakhir diparaf oleh QC Supervisor sebagai persetujuan bahwa lembar periksa tersebut valid datanya untuk dijadikan dokumentasi perusahaan. Selanjutnya lembar periksa ini disimpan dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

B. ANALISIS JENIS DAN JUMLAH PENYIMPANGAN MUTU ROTI

MANIS ISI Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan stratifikasi atau pengelompokan jenis penyimpangan kerusakan yang terjadi pada roti manis isi. Stratifikasi membantu untuk melihat bagaimana perbandingan masing-masing jenis kerusakan produk yang terjadi. Data hasil pengumpulan dengan lembar periksa selama sebulan Maret 2011 dikumpulkan dan direkapitulasi jumlah kerusakan tiap harinya seperti yang terlampir pada Lampiran 5. Selanjutnya, dilakukan stratifikasi berdasarkan jenis kerusakan pada roti manis isi yang terjadi. Dari hasil stratifikasi yang 42 dilakukan terdapat tujuh jenis penyimpangan mutu kerusakan yang terjadi pada roti manis isi, yakni penyok pada sisi roti, gelembung pada permukaan roti, gosong, bentuk yang tidak bulat dan simetris, isi filler yang keluar bocor, saling menempelnya roti-roti dempet, dan lain-lain. Stratifikasi penyimpangan mutu roti manis isi pada bulan Maret 2011 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Stratifikasi penyimpangan mutu roti manis isi bulan Maret 2011. Tanggal Jenis penyimpangan mutu buah Total sampel buah Total penyimpangan buah pe- nyok gelem- bung go- song ben- tuk bo- cor dem- pet lain- lain 1 459 40 26 151 158 97 178 140228 1109 2 778 57 30 185 250 321 937 146778 2558 3 597 33 159 40 297 216 153451 1342 4 595 38 3 119 57 271 285 147820 1368 5 478 7 19 165 26 133 228 123152 1056 6 626 148 8 411 94 273 331 146235 1891 7 508 86 36 190 127 194 357 142313 1498 8 591 184 17 239 81 308 364 142225 1784 9 352 17 15 113 28 54 251 150768 830 10 638 53 147 115 320 311 148682 1584 11 721 15 78 53 295 327 155579 1489 12 334 3 20 136 18 305 167 114390 983 13 461 6 9 230 85 229 400 153027 1420 14 595 20 86 10 94 160 124081 965 15 597 10 18 128 39 210 352 132044 1354 16 455 9 43 101 38 178 99 131396 923 17 659 75 127 187 25 199 140 131531 1412 18 574 88 74 206 37 167 197 139331 1343 19 349 35 11 152 15 115 75 110855 752 20 273 44 226 21 152 94 139959 810 21 423 33 39 41 19 90 86 130506 731 22 353 117 10 83 40 129 88 137498 820 23 247 92 8 91 24 85 148 137329 695 24 381 191 5 160 30 286 156 137937 1209 25 370 91 62 75 47 126 110 151881 881 26 220 91 52 193 74 104 122 112814 856 27 423 109 64 340 185 280 239 147792 1640 28 409 81 85 283 104 145 283 140000 1390 29 398 121 11 169 28 107 511 136041 1345 30 386 503 116 139 45 159 404 137807 1752 31 289 187 65 223 111 86 260 137778 1221 Total 14539 2584 973 5206 2024 5809 7876 4281228 39011 43 Hasil stratifikasi yang tersaji belum dapat menerangkan secara jelas tentang perbandingan dari masing-masing jenis kerusakan yang terjadi pada roti manis isi. Agar dapat dilihat perbandingannya dengan sangat jelas, maka digunakan Diagram Pareto sebagai alat bantu analisis yang biasanya digunakan setelah analisis stratifikasi dilakukan. Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia bernama Vilvredo Pareto pada tahun 1897 lalu. Diagram ini digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian dan peningkatan mutu. Dengan alat ini dapat diketahui prioritas jenis penyimpangan mutu dari seluruh cacat produk yang terjadi. Prioritas tersebut teridentifikasi pada jenis penyimpangan mutu yang memiliki persentase terbesar, terletak paling kiri pada grafik, dan merupakan bagan tertinggi pada grafik. Tabel 4 menyajikan persentase dari masing-masing jenis penyimpangan kerusakan mutu yang terjadi terhadap seluruh kerusakan yang terjadi pada roti manis isi selama bulan Maret 2011. Dari kolom persen kesalahan yang disajikan, terlihat perbandingan porsi kerusakan dari masing- masing jenis penyimpangan. Tabel 4. Persen penyimpangan mutu roti manis isi bulan Maret 2011. Jenis penyimpangan Jumlah penyimpangan Persen kesalahan Persen kesalahan kumulatif Penyok 14539 37 37 Dempet 5809 15 52 Bentuk 5266 13 66 Gelembung 2584 7 72 Bocor 2024 5 77 Gosong 973 2 80 Lain-lain 7876 20 100 Total 39071 100 100 Gambar 6. Diagram Pareto penyimpangan mutu roti manis isi selama bulan Maret 2011. 44 Setelah semua jenis penyimpangan mutu disusun dari jenis penyimpangan terbesar hingga terkecil, selanjutnya dibuatlah grafik Diagram Pareto Gambar 6. Berdasarkan Diagram Pareto yang tersaji, dapat dilihat urutan persentase jenis penyimpangan mutu produk roti manis isi dari yang terbesar hingga terkecil adalah penyok sebesar 37 dari total kesalahan yang terjadi, diikuti dengan penyimpangan lainnya pada urutan kedua 20 lalu secara berurutan dempet 15, bentuk 13, gelembung 7, bocor 5, dan gosong 2. Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penyok pada roti manis isi merukapan jenis penyimpangan kerusakan mutu fisik terbesar dibandingkan dengan jenis penyimpangan mutu lainnya.

C. PENETAPAN PRIORITAS JENIS PENYIMPANGAN MUTU ROTI