32 suatu proses perlu diketahui macam kerusakan dan persentasenya. Karena setiap kerusakan
mempunyai penyebab yang berlainan, maka tidak tepat kalau hanya mencatat jumlah total kerusakan Ishikawa, 1989.
Check sheet dapat dibuat kapan saja dibutuhkan adanya pencatatan data, meski demikian dalam penerapannya untuk tujuan manajemen mutu, perlu dilakukan analisa terlebih
dahulu terhadap jenis kategorinya. Oleh karena itu dalam penyusunan check sheet perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini Alli, 2004:
a. Tentukan tujuan pengumpulan data.
b. Lakukan terlebih dahulu brainstorming untuk menentukan jenis-jenis kategori yang
perlu diamati. c.
Defenisikan tiap-tiap kategori dengan baik agar pengumpulan data dilakukan dengan konsisten.
d. Tentukan keadaan atau keterangan lain mengenai darimana data tersebut akan
diperoleh, misalnya pada hari apa, shift berapa, dan di mesin yang mana. e.
Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan data. f.
Buatlah petunjuk singkat tentang tata cara pengumpulan data dan sampaikan kepada penanggung jawab pengumpulan data beserta anggotanya yang terlibat.
g. Buatlah tabel check sheet berdasarkan jenis kategori yang telah ditentukan.
h. Lakukan uji coba pengumpulan data untuk memastikan bahwa semua data telah
dimasukkan ke kategori yang sesuai.
2. Stratifikasi
Menurut Muhandri dan Kadarisman 2008, stratifikasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menguraimengklasifikasikan data dan masalah menjadi kelompokgolongan
sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari datamasalah sehingga menjadi lebih jelas. Misalnya mengurai menurut:
a. Jenis kesalahankerusakan.
b. Penyebab dari kesalahankerusakan.
c. Lokasi kesalahankerusakan.
d. Material, hari pembuat, unit kerja, orang yang mengerjakan, penyalur, waktu, lot, dan
lain-lain. Data hasil pengumpulan menggunakan lembar pemeriksaan sulit untuk dianalisa jika
bentuk tabulasinya hanya berdasarkan jenis cacat saja. Dengan teknik stratifikasi, data menjadi tersebar secara lebih rinci dan lebih mudah untuk dipahami serta dianalisa Muhandri dan
Kadarisman, 2008.
3. Diagram Pareto
Nama Diagram Pareto diambil dari nama seorang ahli eknonomi berkebangsaan Italia, Vilfredo Pareto, yang hidup disekitar awal abad ke-20. Diagram Pareto didasarkan pada fakta
bahwa sebagian besar dari masalah yang timbul berakar pada sebagian kecil masalah utama. Diagram ini pada awalnya menampilkan distribusi frekuensi tentang kesejahteraan beberapa
negara, yang kemudian ternyata sesuai untuk diterapkan pada manajemen mutu. Diagram Pareto menunjukkan bahwa sekitar 80 dari kekayaan atau kesejahteraan negara-negara
dikuasai oleh sekelompok kecil negara. Jika diterapkan pada manajemen mutu, Diagram Pareto
33 umumnya mengatakan bahwa 80 dari problem dapat diselesaikan jika penyebab utamanya,
yang umumnya ditimbulkan oleh sekelompok kecil penyebab utama 20, dapat diselesaikan Hoyle, 1994.
Diagram Pareto merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan Muhandri dan
Kadarisman, 2008. Sebuah Diagram Pareto seperti ini, menunjukkan masalah apa yang pertama harus kita pecahkan untuk menghilangkan kerusakan dan memperbaiki operasi.
Walaupun ini terlihat sangat sederhana, grafik balok ini sangat berguna dalam pengendalian mutu pabrik Ishikawa, 1989. Secara rinci, Diagram Pareto berguna untuk hal-hal berikut
Muhandri dan Kadarisman, 2008: a.
Menunjukkan masalah utama. b.
Menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan. c.
Menunjukkan tingkat perbandingan setelah dilakukan tindakan pada masalah terpilih. d.
Menunjukkan perbandingan masing-masing masalah sebelum dan sesudah perbaikan. Langkah-langkah pembuatan Diagram Pareto Muhandri dan Kadarisman, 2008:
b. Stratifikasi masalah dan nyatakan dengan angka.
c. Tentukan jangka waktu pengumpulan data.
d. Atur masing-masing penyebab dari hasil stratifikasi dibuat berurutan sesuai dengan
besarnya nilai dan gambarkan grafik kolom balok. Penyebab terbesar ada di sebelah paling kiri.
e. Gambar grafik baris yang menunjukkan jumlah persentase pada bagian atas grafik
kolom, dimulai dari yang terbesar. Di bagian bawah masing- masing kolom ditulis nama atau keterangan kolom.
f. Pada bagian atas atau sampingdiberikan keterangan atau nama diagram dan jumlah unit
seluruhnya.
4. Diagram Ishikawa Sebab-Akibat