Kerusakan Mekanis Pasca Simulasi Transportasi

Dari informasi tersebut maka dipilihlah kemasan K40CV karena memiliki nilai kekuatan tekan yang berbeda paling besar dari hari ke hari, dan dari sebaran suhu kemasan K40CV mampu beradaptasi lebih cepat terhadap suhu penyimpanan sehingga suhu pada kemasan cenderung lebih stabil dibandingkan kemasan yang lain.

B. Simulasi Transportasi terhadap Kemasan Hasil Perancangan

1. Kerusakan Mekanis Pasca Simulasi Transportasi

Kemasan yang telah terpilih akan diberi perlakuan uji transportasi secara simulasi dengan menggunakan meja getar yang ada di lab Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian dengan tujuan untuk melihat kerusakan mekanis pada buah belimbing akibat goncangan selama simulasi transportasi dilakukan. Goncangan pada simulasi transportasi mengakibatkan pergerakan buah belimbing di dalam kemasan menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan luka pada buah belimbing sehingga mempengaruhi laju respirasi dan umur simpan pada buah. Kerusakan pada buah selama transportasi bergantung pada frekuensi, amplitudo, dan lamanya mengalami getaran; amplitudo getaran dalam peti; ketinggian buah dalam kemasan; sifat-sifat jenis buahnya Pantastico, 1986. Luka pada buah belimbing biasanya berupa luka memar, luka gores, dan luka pecah. Simulasi transportasi pada meja getar dilakukan selama 100 menit dimana lama 100 menit ini dilakukan berdasarkan pengiriman buah belimbing dari Depok ke pedagang-pedagang buah belimbing, seperti Bogor ataupun Jakarta yang berjarak kurang lebih 100 menit selama pengakutan. Amplitudo yang dipakai sebesar 4.1 cm dengan frekuensi 3.66 Hz sehingga secara matematis menghasilkan jarak tempuh yang setara dengan 118.1 km Lampiran 5. Buah belimbing dimasukkan ke dalam kemasan K40CV yang memuat sekitar 7.6 kg dalam satu kali pengemasan dimana buah disusun secara rapi, teratur, dan tidak acak. Penyusunan tidak dilakukan secara tidur horizontal dan tidak ditumpuk terlalu tinggi sebagaimana kebiasaan petani pada umumnya sebab dapat menyebabkan kerusakan mekanis yang cukup besar. Pengemasan harus dilakukan dengan benar karena pengemasan yang salah dapat mengakibatkan produk tidak memenuhi syarat mutu seperti yang diharapkan Buckle, et al., 1987. Penyusunan secara horizontal dengan penumpukan yang tinggi akan membuat produk di bagian bawah terhimpit dan tertekan sehingga akan membuat memar yang tinggi akibat menahan beban yang terlalu besar. Pola penyusunan yang dipakai dalam perancangan adalah buah belimbing disusun berdiri vertikal dengan pangkal buah berada di bagian bawah agar dapat memperkecil kerusakan mekanis, selain itu pola penyusunan ini juga menyesuaikan dengan cara eksportir lokal dalam mengekpor buah belimbing, yaitu penyusunan vertikal dengan pangkal buah berada di bawah. Gambar 23. Simulasi transportasi pada meja simulator Kerusakan mekanis ditandai dengan perubahan bentuk dan penurunan kekerasan pada buah akibat benturan buah belimbing terhadap kemasan sehingga menyebabkan luka gores, memar, dan patah. Pengamatan kerusakan mekanis dilakukan secara visual pada penampakan buah belimbing dan dihitung secara manual pasca simulasi transportasi dimana kerusakan mekanis yang tercipta pasca simulasi transportasi berjumlah 6 buah atau 15 dari total keseluruhan buah dalam kemasan. Jenis kerusakan seteleah simulasi transportasi dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 8. Tabel 8. Kerusakan setelah simulasi transportasi Kemasan Jenis Luka Buah yang Rusak buah K40CV Gores Memar 4 Pecah 2 Total 6 Tujuan dari penyimpanan dingin adalah untuk memperkecil laju respirasi buah selama pendistribusian sehingga umur simpan buah semakin tinggi. Buah belimbing yang telah luka pasca simulasi transportasi akan memiliki laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan buah yang masih utuh sebab buah yang luka memiliki permukaan yang lebih luas untuk kontak langsung dengan udara bebas. Oleh karena itu dibutuhkan penyimpanan dingin untuk menekan laju respirasi buah belimbing namun secara tidak langsung memar yang terjadi pasca simulasi transportasi akan menjadi lebih terlihat ketika dilakukan penyimpanan dingin sehingga luka yang tidak terdeteksi pasca simulasi transportasi akan terdeteksi pada hari-hari berikutnya selama penyimpanan. Buah yang terdapat pada kemasan setelah simulasi transportasi diberikan perlakuan penyimpanan dingin selama 9 hari dengan suhu yang dipakai adalah 10ºC agar buah belimbing dapat bertahan lebih dari seminggu. O’hare 1997 menyatakan bahwa buah belimbing yang disimpan pada suhu 10ºC mempertahankan kondisi baiknya selama lebih dari seminggu. Tingkat kerusakan selama penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kerusakan buah belimbing selama penyimpanan Kemasan Suhu Jenis Luka Buah yang Rusak buah Total Kerusakan H1 H3 H5 H7 H9 K40CV 26 ºC Gores 2 3 5 4 4 18 Memar 1 2 3 2 2 10 Pecah 1 1 2 Total 30 K40CV 10 ºC Gores 3 2 5 Memar 3 1 1 5 Pecah 1 1 Total 11 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kerusakan dari kemasan yang disimpan pada suhu yang berbeda menghasilkan kerusakan yang cukup signifikan dimana kerusakan-kerusakan yang terjadi berupa luka memar pada buah, luka gores, dan luka pecah patah pada sisi buah. Luka patah mengakibatkan sisi buah belimbing menjadi tidak sempurna dan pecah sehingga mengeluarkan banyak cairan dari dalam buah karena lapisan alami kulit buah telah rusak. Kemasan yang disimpan pada suhu ruang mengalami kerusakan yang lebih tinggi dari hari ke hari dibandingkan dengan kemasan yang disimpan pada suhu 10ºC dimana hal ini menandakan bahwa udara ruang tidak mampu memperlambat laju respirasi di dalam kemasan sehingga laju respirasi pada kemasan bersuhu ruang menjadi lebih tinggi daripada kemasan yang di simpan pada ruang pendingin sehingga buah yang tidak diberikan perlakuan dingin harus segera dijual ketika sampai ke tangan pedagang agar mutu buah belimbing tetap baik ketika dijual. Laju respirasi yang lebih tinggi menyebabkan proses pematangan buah menjadi lebih cepat sehingga dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi mutu dan kualitas buah, berbeda halnya dengan kemasan yang disimpan pada suhu 10ºC yang mampu mempertahankan kualitas buah selama penyimpanan. Hingga penyimpanan di hari ke 9, buah di dalam kemasan yang disimpan pada suhu ruang mengalami kerusakan sebanyak 30 buah, sementara buah yang disimpan pada suhu 10ºC hanya rusak sekitar 11 buah atau lebih rendah sekitar 47.5 dibandingkan dengan kerusakan yang disimpan pada suhu ruang.

2. Perubahan Mutu selama Penyimpanan