E. Transportasi
Kegiatan transportasi adalah proses pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah
wahana yang digerakkan oleh
manusia atau
mesin dan dapat dilakukan melalui jalur
udara, jalur darat, maupun jalur laut. Setiap kegiatan transportasi memiliki resiko terhadap kualitas benda atau komoditi yang dibawa yang disebabkan oleh tumbukan, getaran, kompresi dan tusukan. Goncangan
yang terjadi selama pengangkutan baik di jalan raya maupun di rel kereta dapat mengakibatkan kememaran, susut berat, dan memperpendek masa simpan Purwadaria,1992.
Semua produk harus didistribusikan ke konsumen tanpa mengurangi kualitas buah dimana selama proses pemindahan, mulai dari bagian pengepakan sampai ke konsumen akhir, produk mengalami
pemuatan, pengangkutan, pembongkaran, dan penyimpanan beberapa kali. Pada saat tersebut, kemasan distribusi dan produk kemungkinan mengalami kerusakan akibat adanya gesekan, jatuh, getaran, dan
tekanan karena tumpukan. Tingkat kerusakan produk tergantung kepada ukuran dan berat kemasan termasuk produknya, dan cara pengangkutannya Paine, 1977.
Setiap resiko transportasi bergantung pada karakteristik kemasan dimana jenis dan tebal kemasan akan menentukan daya redam kemasan. Kemasan dengan ketebalan tinggi akan memiliki daya redam yang
tinggi pula namun tidak selalu harus mengenakan kemasan daya redam yang tinggi sebab tidak semua komoditi memerlukan daya redam yang tinggi, tergantung dari jenis komoditi tersebut. Komoditi yang
memiliki permukaan kulit kuat dapat dikemas dengan kardus yang memiliki daya redam sedang sehingga dapat mengurangi biaya kemasan. Selain itu, susunan komoditas di dalam kemasan dan susunan kemasan
dalam pengangkutan juga mempengaruhi mutu dan kualitas komoditi selama transportasi dimana perlakuan yang kurang sempurna selama transportasi bisa mengakibatkan jumlah kerusakan menjadi
tinggi ketika komoditas sampai di tempat tujuan. Pengangkutan melalui jalan darat pada umumnya menggunakan truk ataupun pick up tanpa
pendingin karena estimasi jarak yang tidak terlalu jauh, sedangkan pengangkutan antar pulau yang berjarak tempuh lebih dari 5 jam sebaiknya menggunakan kereta api dengan gerbong pendingin untuk
meminimalisasi kerusakan selama transportasi Purwadaria, 1992. Transportasi yang baik salah satunya adalah transportasi yang mampu memberikan kerusakan minimal pada produk, terutama pada produk
holtikultura yang sangat rentan terhadap goncangan dan faktor lingkungan Pantastico, 1989. Produk-produk hortikultura umumnya lebih sering menggunakan transportasi udara, terutama
produk hortikultura yang akan diekspor sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerusakan buah akibat gangguan dan goncangan pada pesawat kargo selama transportasi. Dimensi kemasan merupakan hal yang
harus diperhatikan dalam transportasi udara sebab dimensi kemasan akan berpengaruh terhadap optimasi pengisian kargo dimana kemasan yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat mengurangi efisiensi
penyusunan kemasan dalam kargo. Ukuran kemasan mengacu pada ukuran pallet yang digunakan oleh setiap negara dan tetap berada dalam standar ISO, namun di beberapa negara Asia masih memiliki ukuran
pallet yang beragam, tergantung dari negara masing-masing. Ukuran pallet beberapa negara Asia dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Ukuran pallet di beberapa negara asia mm
Negara Ukuran
Korea 1100 x 1100
Jepang 1100 x 1100
Taiwan 1100 x 1100
1100 x 1200
Singapura 800 x 1200
1200 x 1100 1100 x 1100
1200 x 1200 1200 x 1800
1100 x 1400 Thailand
1200 x 1100 1100 x 1100
China 1200 x 1100
1200 x 800 1140 x 1140
1121.9 x 1016 Indonesia
1200 x 1000 1500 x 1500
1150 x 985
Sumber: Standart ISO pallet http:en.wikipedia.orgwikiPallet
F. Simulasi Transportasi Hasil Pertanian