Perancangan dan Pembuatan Kemasan Hasil Rancangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Perancangan dan Uji Kekuatan Kemasan

1. Perancangan dan Pembuatan Kemasan Hasil Rancangan

Perancangan kemasan dilakukan untuk menganalisis dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kemasan selama transportasi dalam pendistribusian, seperti penentuan dimensi dan kekuatan kemasan dimana penentuan dimensi dilakukan untuk menentukan kapasitas buah dalam satu kemasan, sedangkan kekuatan kemasan ini nantinya akan mempengaruhi kemasan dalam meredam gaya dari luar. Kemasan distribusi adalah kemasan yang terutama ditujukan untuk melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari podusen sampai ke konsumen dan penyimpanan Paine and Paine, 1983. Kemasan distribusi untuk buah belimbing pada umumnya menggunakan keranjang seadanya sehingga buah akan rentan terhadap kerusakan, buah juga akan banyak menerima beban, terutaman buah yang berada di dasar keranjang, sehingga menimbulkan gesekan antar buah yang akan berpengaruh terhadap kualitas permukaan buah seperti memar ataupun goresan pada buah. Menurut Reksohadinoto 1991, berdasarkan ilmu kemasan, fungsi kemasan yang utama adalah sebagai wadah, sebagai pelindung, sebagai sarana informasi dan promosi, serta untuk memberikan kemudahan-kemudahan baik bagi produsen maupun konsumen. Dengan demikian perancangan kemasan akan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan diharapkan kemasan dapat mengurangi kerusakan antar buah sehingga kualitas buah tetap terjaga hingga ke tangan konsumen. Kemasan yang dipakai adalah dengan menggunakan kardus karton bertipe flute BC karena peneliti ingin menguji kualitas karton flute BC dalam pengemasan buah belimbing. Selain sering dipakai untuk kegiatan pendistribusian, kemasan karton flute BC memiliki ketebalan yang tidak terlalu rendah dan ketebalan yang tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 6.8 – 8 mm peleg, 1985. Buah belimbing dewi memiliki diameter sebesar 5-10 cm, dan tinggi 13-17 cm dengan berat berkisar antara 160-210 gram per buah. Buah yang digunakan sebagai acuan untuk perancangan adalah buah belimbing dewi yang tergolong ke dalam indeks 4 dimana tingkat kematangan biasanya digunakan untuk tujuan ekspor berdasarkan kriteria dari Koperasi Belimbing Dewi Depok. Gambar 11. Belimbing dewi Penentuan dimensi kemasan kardus berkaitan dengan jumlah buah dan dimensi buah yang akan dipakai, selain itu tebal kemasan utama outer dan kemasan dalamsekat inner juga harus diperhitungkan. Penggabungan keseluruhan ukuran ini akan menentukan dimensi kemasan yang tercipta, sesuai dengan persamaan 2, persamaan 3, dan persamaan 4. Skema penentuan dimensi kemasan dapat dilihat pada Gambar 12. a b Gambar 12. Skema penentuan dimensi kemasan pada K24CV dengan penambahan outer + buah + inner : a panjang, b lebar, c tinggi Contoh perhitungan penentuan dimensi kemasan berkapasitas 24 buah K24CV : Diameter rata-rata buah belimbing : 6.85 cm Tinggi : 15 cm Tebal bahan outer : 0.8 cm Tebal bahan inner : 0.3 cm P = DPtot + TDVItot + TDVOtot ………………….persamaan 2 P = 6.85x4 + 0.3x3 + 0.8x2 = 7.4 + 0.9 + 1.6 = 29.9 ≈ 30 cm L = DLtot + TDVItot + TDVOtot + TT …………….persamaan 3 L = 6.85x3 + 0.3x2 + 0.8x2 = = 27. 4 + 0.6 + 1.6 = 22.75 ≈ 23 cm T = TBTtot + TL + TAP ………………………….....persamaan 4 T = 15x2 + 0.3 + 0.8+0.8 = 30 + 0.3 + 1.6 = 31.9 ≈ 32 cm Maka dimensi kemasan kemasan berkapasitas 24 buah adalah 30 x 23 x 32 cm. Perhitungan dimensi kemasan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil perancangan kemasan kardus terdiri dari kardus kemasan luar outer dan kardus kemasan dalam inner dimana kemasan outer dirancang bertipe RSC regular slotted container sebab kemasan tipe RSC lebih unggul dalam hal bentuk yang lebih sederhana dibandingkan dengan kemasan tipe FTC sehingga dapat meminimalisasi biaya. Kemasan tipe RSC merupakan salah satu kemasan yang paling banyak digunakan untuk distribusi bersama dengan kemasan tipe FTC full telescopic container Peleg,1985. Sementara untuk kemasan inner hanya penambahan sekat terhadap kemasan RSC yang sudah ada dan bertujuan untuk menghindari kontak langsung antar buah belimbing sehingga dapat mengurangi kerusakan mekanis pada buah. Selain itu kemasan inner secara tidak langsung berperan dalam menambah kekuatan tekan dari kardus. Kemasan outer memakai kardus flute BC sebagai bahan utama, sedangkan untuk inner memakai kardus flute B sebagai bahan sekat. Setiap kemasan diberi perlakuan ventilasi pada masing-masing dimensi sebab penggunaan ventilasi pada produk hortikultura, terutama buah-buahan, sangat dibutuhkan agar tidak terjadi panas yang berlebihan di dalam kemasan yang dapat mengakibatkan pematangan yang terlalu cepat pada buah. Pematangan yang terlalu cepat ini dikarenakan buah memiliki gas etilen dan panas respirasi yang terakumulasi dalam kemasan, jika gas etilen dan panas respirasi terakumulasi maka akan mempercepat proses pematangan buah dan akan mengakibatkan penurunan mutu buah dan mengurangi umur simpan buah. Ventilasi yang digunakan adalah ventilasi tipe lingkaran circle ventilation dan ventilasi tipe oblong oblong ventilation yang diletakkan pada sisi panjang bagian vertikal kemasan sebab jarak dari pusat kemasan ke dinding pada sisi panjang lebih dekat dari pada dinding pada sisi lebar kemasan sehingga udara yang mengalir tidak terakumulasi dan lebih mudah keluar. Penentuan luas penggunaan ventilasi juga mempertimbangkan kemungkinan penurunan kekuatan tekan akibat pemangkasan bagian kardus di bidang vertikal sebab semakin tinggi luasan ventilasi yang dipakai maka semakin menurun pula kekuatan tekan dari kemasan. Menurut Singh 2008, penggunaan ventilasi dan hand hole sebesar 2 dari bidang vertikal kemasan dapat mengurangi kekuatan kardus sebesar 10 daripada kemasan tanpa ventilasi dan hand hole, oleh sebab itu penggunaan ventilasi lebih dari 2 tidak disarankan. Luas lubang ventilasi yang dipakai dalam perancangan adalah 2 dari total luasan dinding vertikal kemasan outer dan tidak menggunakan hand hole. Untuk lebih jelasnya desain perancangan kemasan dapat dilihat pada Gambar 13 dan Gambar 14. a b Gambar 13. Desain inner a kepasitas 24 buah dan b kapasitas 40 buah a b Gambar 14. Desain outer kemasan a circle ventilation dan b oblong ventilation Desain kemasan pertama memiliki dimensi 30 x 23 x 32 cm bertingkat 2 dengan berat sekitar 4.5 kg per kemasan dengan jumlah buah pada kemasan bawah dan atas masing-masing berjumlah 12 buah sehingga secara keseluruhan dapat menampung 24 buah belimbing dalam satu kemasan kardus dimana penentuan dimensi ini dipakai berdasarkan kebiasaan eksportir lokal dalam memasarkan buah belimbing dewi. Kemasan kedua memiliki dimensi 37 x 30 x 32 cm bertingkat 2 dengan berat sekitar 7.6 kg per kemasan dengan jumlah buah pada kemasan bawah dan atas masing-masing berjumlah 20 buah sehingga secara keseluruhan mampu menampung 40 buah belimbing dalam satu kemasan kardus. Kapasitas dirancang agar tidak melebihi 40 buah karena untuk memudahkan dalam proses pengangkatan kemasan oleh manusia ergonomis, selain itu juga untuk menghindari akumulasi respirasi pada buah yang padat sebab dapat mempercepat proses pematangan kemudian menjadi pembusukan. Penentuan dimensi kedua ini dirancang sendiri oleh penulis dan telah mempertimbangkan standar pallet yang terdapat pada kargo Indonesia dalam mengekspor buah agar kemasan yang dirancang memiliki efisiensi tinggi pada saat peletakan kemasan di atas pallet dimana kargo yang dipakai adalah kargo yang berukuran 1500 x 1500 mm sehingga mampu memuat kemasan di atas 15 kardus, bahkan mampu memuat 20 kardus dalam 1 pallet namun belum mempertimbangkan kemungkinan sirkulasi udara dengan baik. Secara matematis peletakan kemasan memiliki efisiensi sebesar 98.67. Peletakan 20 kemasan di atas pallet dengan jelas dapat dilihat pada Gambar 15. Dimensi pallet : 1500 x 1500 mm = 150 x 150 cm = 22500 cm 2 Dimensi kemasan : p = 37 cm; l = 30 cm; t = 32 cm Optimalisasi kemasan : a 4 kemasan pada sisi panjang dan b 5 kemasan pada sisi lebar  Sisi panjang = 4 x p = 4 x 37 = 148 cm space tersisa lebar 2 cm dan panjang 150 cm  Sisi lebar = 5 x l = 5 x 30 = 150 cm tidak ada space tersisa  Luas tersisa = 2x15022500 = 0.013 x 100 = 1.3  Efisiensi = 100 – 1.3 = 98.67 a b Gambar 15. a. Peletakan 20 kemasan pada pallet berukuran 1500 x 1500 mm, b. Tampak atas Peletakan kemasan di atas pallet disarankan berjumlah tidak lebih dari 18 buah kemasan agar terdapat ruang sisa pada pallet sehingga dapat digunakan sebagai tempat mengalirnya udara dan bersirkulasi lebih baik dibandingkan dengan peletakan 20 kemasan di atas pallet. Penyusunan 18 buah kemasan pada pallet memiliki efisiensi sebesar 88.8 sebab luas permukaan yang tersisa sebesar 2520 cm 2 dari total luas keseluruhan pallet yaitu 22500 cm 2 . a b Gambar 16.a. Peletakan 18 kemasan pada pallet berukuran 1500 x 1500 mm, b. Tampak atas Hasil perancangan menghasilkan 4 buah desain kemasan, yaitu 2 buah kemasan kardus berkapasitas 24 buah dan 2 buah kemasan kardus berkapasitas 40 buah dan masing-masing kemasan diberi penambahan ventilasi tipe circle ventilation dan oblong ventilation. Kemasan tersebut adalah K24CV, K24OV, K40CV, dan K40OV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Tipe rancangan kemasan No Desain Kemasan Dimensi PxLxT cm Kapasitas buah Ventilasi tipe 1 K24CV 30 x 23 x 32 24 Circle 2 K24OV 30 x 23 x 32 24 Oblong 3 K40CV 37 x 30 x 32 40 Circle 4 K40OV 37 x 30 x 32 40 Oblong Ket : K24CV = kemasan berkapasitas 24 buah dengan circle ventilation K24OV = kemasan berkapasitas 24 buah dengan oblong ventilation K40CV = kemasan berkapasitas 40 buah dengan circle ventilation K40OV = kemasan berkapasitas 40 buah dengan oblong ventilation Perancangan kemasan diawali dengan proses pemesinan untuk menghasilkan lembaran-lembaran karton yang telah dirancang sesuai pola. Pengerjaan pemesinan dilakukan di sebuah pabrik milik seorang pedagang karton sehingga tidak memerlukan perancangan pembuatan alat pembuat cetakan untuk pembuatan lembaran karton sebab telah tersedia alat pencetak pada proses pemesinan. Lembaran- lembaran yang telah tercetak kemudian dirakit dan dibentuk menjadi sebuah box karton dengan menggunakan alat seperti steples yang berukuran besar dan dengan isolasi. Steples berukuran besar bertujuan untuk merekatkan sambungan antar lembaran karton, sedangkan isolasi bertujuan untuk merekatkan bagian dasar dan penutup kemasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 17 dan Gambar 18. a b Gambar 17. Contoh lembaran hasil cetakan: a lembaran outer, b lembaran inner Gambar 18. Contoh proses perekatan lembaran karton

2. Kekuatan Tekan Kemasan