Dampak Konversi Lahan Pertanian

3. Fanny Anugerah K, 2005, Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian di Kabupaten Tangerang. 1. Mengidentifikasi perkembangan dan pola konversi lahan sawah selama sepeluh tahun terakhir di wilayah Kabupaten Tangerang. 2. Mengidentifikasi dampak konversi lahan sawah seiring dengan terjadinya pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tangerang. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian di Kabupaten Tangerang. 1. Analisis deskriptif 2. Analisis estimasi dampak konversi lahan 3. Metode Location Quotieny LQ 4. Analisis surplus pendapatan dan tenaga kerja. 5. Analisis regresi linier berganda. 1. Konversi lahan yang terjadi di Kabupaten Tangerang pada tahun 1994-2003 sebesar 5.407 ha dengan laju sebesar 2,44 per tahun. 2. Rata-rata lahan sawah yang terkonversi selama 1994-2003 yaitu sebesar 3.588,11 ton per tahun dan kehilangan nilai produksi sebesar Rp 48.439.427.500. 3. Hasil perhitungan LQ berdasarkan indikator pendapatan menunjukan sektor pertanian merupakan sektor basis dan mampu memberikan nilai surplus. 4. Dicky fajar Utama, 2006, Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Sawah di Kabupaten Cirebon 1. Mengetahui besaran dan laju konversi lahaan sawah ke penggunaan non sawah di Kabupaten Cirebon. 2. Mengetahui pola konversi lahan sawah yang terjadi dan mengetahui dampak ekonomi konversi lahan sawah. 3. Menganalisis faktor –faktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah ke penggunaan non sawah di kabupaten Cirebon. 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Kuantitatif Estimasi Dampak Konversi Lahan Sawah 3. Analisis Regresi 4. Analisis Operasional 1. Konversi lahan yang terjadi di Kabupaten Cirebon pada tahun 1990-2004 sebesar 5.872 ha atau sekitar 391,47 ha per tahun. 2. Konversi lahan sawah yang terjadi mengakibatkan kehilangan peluang produksi padi sebesar 42.209,08 ton dengan nilai sebesar Rp 78.086.798.000 jika diasumsikan harga 1 ton gabah kering giling sebesar Rp 1.850.000. 3. Faktor –faktor yang mempengaruhi adalah kepadatan penduduk, produktivitas lahan sawah, kontribusi PDRB non pertanian dan pertumbuhan panjang jalan aspal. 5. Irvan Maulana Sadikin, 2009, Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi dan Land Rent Kasus Perumahan Pakuan Regency, Bogor 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mendorong Pemerintah Kota Bogor mengkonversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. 2. Menjelaskan dan menghitung dampak pembangunan perumahan Pakuan Regency terhadap hilangnya padi dan pemasukan income petani dari 1. Analisis deskriptif 2. Analisis dampak konversi lahan pertanian - Dampak lingkungan - Analisis hilangnya produksi padi - Analisis hilangnya penerimaan petani 1. Faktor-faktor yang mendorong peningkatkan kualitas pemukiman yang telah ada, yaitu visi Kota Bogor sebagai kota pemukiman sebelum diubah menjadai kota jasa dan kontribusi terhadap PDRB. 2. Pembangunan perumahan Pakuan Regency menghilangkan akses air irigasi pada lahan pertanian dengan kehilangan jumlah Barat, Kota Bogor usahatani padi. 3. Menjelaskan dan menghitung perbandingan nilai Land Rent sebelum dan sesuadah dibangunnya perumahan Pakuan Regency. Menjelaskan pengaruh dari faktor- faktor Land Rent terhadap nilai ekonomi lahan land rent pada lahan pertanian dan lahan pemukiman perumahan Pakuan Regency. - Analisis Land rent Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Land Rent produksi padi sebesar 392 ton Gabah Kering Giling GKG dan lahan yang terganggu aliran air irigasinya sebesar 22,4 ton GKG dengan jumlah pendapatan yang hilang Rp 1.141.760.000,00 per tahun. Land Rent pemukiman lebih besar 71,68 kali dibandingkan dengan Land Rent pertanian. 3. Variabel luas lahan dan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap land rent pertanian dan variabel penerimaan berpengaruh secara negatif oleh variabel luas lahan, biaya operasional dan pajak, sedangkan variabel luas bangunan dan total penerimaan berpengaruh positif. 6. Desi Irnalia Astuti, 2011, Keterkaitan Harga Lahan Terhadap laju Konversi Lahan Pertanian di Hulu Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor 1. Mengidentifikasi laju konversi lahan di Kecamatan Cisarua. 2. Menganalisis keterkaitan harga lahan terhadap laju konversi lahan pertanian di Kecamatan Cisarua. 3. Mengkaji faktor –faktor yang mempengaruhi penduduk dalam mengkonversi lahan di hulu sungai. 1. Laju konversi lahan 2. Analisis keterkaitan harga lahan terhadap laju konversi lahan pertanian. 3. Analisis faktor –faktor yang memepengaruhi konversi lahan. 1. Laju konversi lahan di Kecamatan Cisarua tahun 2001-2010 mengalami peningkatan. Konversi lahan tertinggi pada tahun 2006, ada pertambahan jumlah objek wisata dan jumlah penduduk. Tingkat konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman masing – masing sebesara 2.28 dan 3.94. 2. Harga lahan di Kecamatan Cisarua pada tahun 2001-2010 berhubungan positif terhadap konversi lahan. Laju konversi semakin tinggi karena harga lahan di kecamatan cisarua lebih murah dibandingkan dengan daerah asal mayoritas pembeli yaitu Jakarta. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk dalam mengkonversi lahan adalah lahan, jumlah tanggungan, pendapatan dan luas lahan yang dimiliki