Luas Lahan yang Dimiliki
Model hasil estimasi regresi faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian tingkat wilayah, sebagai berikut:
LnY = 11,15521 – 0,097451 LnX
1
– 0,055822 LnX
2
+ 0,262610 LnX3 Berdasarkan hasil estimasi koefisien luas lahan bangunan berpengaruh
negatif - terhadap penurunan luas lahan sawah dimana nilai probabilitas luas lahan bangunan 0,1226 lebih kecil dari taraf nyata 20 persen 0,1226 0,20.
Sedangkan nilai elastisitas luas lahan bangunan adalah sebesar 0,097451. Hal ini berarti peningkatan luas lahan bangunan 1 persen akan diikuti oleh penurunan
luas lahan sawah sebesar 0,0974 persen ceteris paribus. Hal ini logis dimana adanya peningkatan luas lahan bangunan menyebabkan kebutuhan akan lahan
meningkat. Luas lahan yang bersifat tetap sedangkan kebutuhan lahan meningkat sehingga menyebabkan terjadinya konversi lahan terutama lahan pertanian.
Peningkatan luas lahan bangunan menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya di Kabupaten Tangerang. Sehingga berkaitan dengan
peningkatan kebutuhan lahan untuk penyediaan lahan pemukiman atau perumahan. Meningkatnya permintaan lahan untuk menyediakan kebutuhan,
secara otomatis akan meningkatkan permintaan lahan pertanian sehingga menyebabkan terjadinya penurunan luas lahan pertanian.
Letak Kabupaten Tangerang yang bersifat strategis merupakan salah satu faktor luas lahan bangunan akan meningkat. Hal ini terjadi akibat adanya
peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Luas lahan bangunan meningkat untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti perumahan serta sarana dan prasarana lain
untuk menunjang kehidupan penduduk. Pada awalnya, lahan-lahan non-pertanian seperti lahan tandus, lahan kering, dll yang digunakan untuk melaksanakan
pembangunan, namun seiring permintaan lahan yang terus menerus meningkat menyebabkan terjadinya pergeseran penggunaan lahan ke pertanian khususnya
lahan sawah. Sehingga konversi lahan sawah pada akhirnya menjadi sulit dihindari karena semakin langkanya lahan non-pertanian yang layak untuk
dikonversi menjadi perumahan atau bangunan lainnya. Faktor jumlah industri memiliki hubungan yang berpengaruh negatif - dan
signifikan terhadap penurunan luas lahan sawah dimana nilai probabilitas jumlah industri 0,1962 lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen
0,1962 0,20. Sedangkan nilai elastisitas jumlah industri adalah sebesar - 0,055822. Hal ini berarti peningkatan jumlah industri 1 persen akan diikuti oleh
penurunan luas lahan sawah sebesar 0,0558 persen Ceteris Paribus. Variabel jumlah industri sesuai dengan hipotesis awal yang disebutkan bahwa jumlah
penurunan luas lahan sawah diikuti dengan pertambahan jumlah industri atau semakin bertambah jumlah industri maka penurunan luas lahan sawah akan
semakin meningkat. Banyaknya industri yang tebentuk akan menurunkan luas lahan sawah. Harga sewa yang diberikan oleh sektor industri lebih besar
dibandingkan harga sewa dari lahan sawah itu sendiri. Faktor produktivitas padi sawah memiliki hubungan yang positif dan
berpengaruh nyata terhadap penurunan luas lahan sawah. dimana nilai probabilitas produktivitas padi sawah sebesar 0,0013 lebih kecil dari taraf nyata
yang digunakan yaitu 20 persen 0,0013 0,20. Sedangkan nilai elastisitas produktivitas padi sawah adalah sebesar 0,262610. Hal ini berarti bahwa
peningkatan produktivitas padi sawah sebesar 1 persen akan mengakibatkan peningkatan luas lahan sawah sebesar 0,262610 persen ceteris paribus.
Hubungan positif yang terjadi antara produktivitas padi sawah dengan penurunan luas lahan sawah sesuai dengan hipotesis awal. Produktivitas lahan
yang semakin meningkat akan mempertahankan luasan lahan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa, konversi lahan sawah terjadi pada lahan sawah yang
memiliki produktivitas rendah. Produktivitas yang rendah disebabkan karena tekstur tanah yang tidak dapat ditanami, akibat adanya limbah dan zat-zat kimia
yang dihasilkan dari adanya aktivitas industri-industri yang ada disekitar sawah. Sehingga pemilik lahan lebih tertarik untuk menjual lahan sawahnya ke investor
sehingga lebih menguntungkan dari pada usaha tani. Hal terserbut memungkinkan adanya konversi lahan di lahan sawah.