Laju Konversi Lahan di Kabupaten Tangerang

0,1962 0,20. Sedangkan nilai elastisitas jumlah industri adalah sebesar - 0,055822. Hal ini berarti peningkatan jumlah industri 1 persen akan diikuti oleh penurunan luas lahan sawah sebesar 0,0558 persen Ceteris Paribus. Variabel jumlah industri sesuai dengan hipotesis awal yang disebutkan bahwa jumlah penurunan luas lahan sawah diikuti dengan pertambahan jumlah industri atau semakin bertambah jumlah industri maka penurunan luas lahan sawah akan semakin meningkat. Banyaknya industri yang tebentuk akan menurunkan luas lahan sawah. Harga sewa yang diberikan oleh sektor industri lebih besar dibandingkan harga sewa dari lahan sawah itu sendiri. Faktor produktivitas padi sawah memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh nyata terhadap penurunan luas lahan sawah. dimana nilai probabilitas produktivitas padi sawah sebesar 0,0013 lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen 0,0013 0,20. Sedangkan nilai elastisitas produktivitas padi sawah adalah sebesar 0,262610. Hal ini berarti bahwa peningkatan produktivitas padi sawah sebesar 1 persen akan mengakibatkan peningkatan luas lahan sawah sebesar 0,262610 persen ceteris paribus. Hubungan positif yang terjadi antara produktivitas padi sawah dengan penurunan luas lahan sawah sesuai dengan hipotesis awal. Produktivitas lahan yang semakin meningkat akan mempertahankan luasan lahan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa, konversi lahan sawah terjadi pada lahan sawah yang memiliki produktivitas rendah. Produktivitas yang rendah disebabkan karena tekstur tanah yang tidak dapat ditanami, akibat adanya limbah dan zat-zat kimia yang dihasilkan dari adanya aktivitas industri-industri yang ada disekitar sawah. Sehingga pemilik lahan lebih tertarik untuk menjual lahan sawahnya ke investor sehingga lebih menguntungkan dari pada usaha tani. Hal terserbut memungkinkan adanya konversi lahan di lahan sawah.

6.3 Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan di Tingkat Petani

Konversi lahan yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat wilayah namun juga dipengaruhi oleh keputusan petani itu sendiri. Hal ini disebabkan karena lahan yang mengalami konversi dimiliki oleh petani sehingga petani sendirilah yang menjual lahannya kepada investor. Faktor ini dianalisis guna untuk melihat apa penyebab petani menjual lahannya sehingga terjadinya konversi lahan. Studi kasus mengenai faktor yang mempengaruhi konversi lahan di tingkat petani di lakukan di Kecamatan Sepatan. Sebanyak enam puluh responden dalam penelitian ini merupakan petani pemilik lahan penggarap yang terdiri dari 55 responden merupakan petani yang menjual lahannya sedangkan 5 responden merupakan petani tidak menjual lahannya. Sebagian petani pemilik penggarap tersebut ada yang menganggap bahwa usaha tani tersebut merupakan mata pencaharian pokok. Adanya konversi lahan yang terjadi, mempengaruhi terhadap perubahan hidup mereka. Keputusan petani dalam melakukan konversi lahan dipengaruhi oleh lama tinggal, pengalaman, harga benih, harga pupuk, hasil padi, harga jual padi dan luas lahan. Variabel dependent yang digunakan terdapat dua kemungkinan. Bagi responden yang melakukan konversi lahan pertanian diberi nilai 0 Y=0 dan bagi reponden yang tidak melakukan konversi lahan diberi nilai 1 Y=1. Dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani melakukan konversi lahan digunakan metode analisis regresi logistik dengan memasukkan variabel independent ke dalam variabel dependent. Hasil pengolahan data disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Mengkonversi Lahan Pertanian Variabel Koefisie n Sig. Exp Keterangan Constanta 4,994 0,709 147,530 Lama Tinggal X1 0,395 0,141 1,485 Berpengaruh nyata Pengalaman BertaniX2 -0,757 0,077 0,469 Berpengaruh nyata Harga Benih X3 -0,003 0,054 0,997 Berpengaruh nyata Harga Pupuk X4 -0,002 0,397 0,998 Berpengaruh tidak nyata Hasil Panen X5 -0,001 0,784 0,999 Berpengaruh tidak nyata Harga jual padi X6 0,003 0,181 1,003 Berpengaruh nyata Luas Lahan X7 -0,099 -0,486 0,906 Berpengaruh tidak nyata Sumber : Data Primer Diolah Keterangang : Nyata pada taraf 15 Nyata pada taraf 20 Berdasarkan hasil analisis logistik diperoleh nilai Sig. pada Omnimbus test yaitu sebesar 0,002. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen 0,002 0,2, berarti variabel-variabel yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menjual lahannya. Pada Tabel 13 diperoleh nilai -2 Log likelihood sebesar 11.640, Cox Snell R Square sebesar 0,316, dan Nagelkerke R Square sebesar 0,724. Nilai Nagelkerke R Square yang lebih besar dari nilai CoxSnell R Square menunjukkan kemampuan ketujuh variabel bebas dalam menjelaskan varians konversi lahan sebesar 72,4 persen dan terdapat 28,6 persen faktor lain di luar model yang menjelaskan variabel dependen. Kemudian dalam pengujian goodness of fit uji akurasi model dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran chi-square. Nilai chi-square yang diperoleh dari Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,240 dimana nilai Sig tersebut lebih besar dari taraf nyata yang digunakan α=20 persen 0,240 0,20. Selanjutnya nilai Overall Percentage yang diperoleh sebesar 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model yang dihasilkan baik. Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi logistik adalah sebagai berikut: Y = 4,994 + 0.395X 1 - 0.757X 2 - 0,003X 3 + 0.003X 6 + ε Berdasarkan model yang diperoleh, dari ketujuh variabel independent yang diduga mempengaruhi keputusan petani dalam mengkonversi lahan pertaniannya hanya terdapat empat variabel yang signifikan. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap terjadinya konversi lahan sawah di tingkat petani adalah lama tinggal, pengalaman, harga benih dan harga jual padi. Signifikan atau tidaknya variabel dilihat dari Sig α taraf nyata yang digunakan. Variabel lama tinggal petani dilokasi tersebut memiliki nilai Sig sebesar 0,141. Hal ini berarti bahwa tingkat lama tinggal berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya konversi lahan sawah pada taraf α 15 persen 0,141 0,15. Koefisien hasil output yang diperoleh bertanda positif + dan nilai Exp β atau odds ratio yang diperoleh sebesar 1,485 yang menunjukan peluang petani tidak melakukan konversi lahan akan semakin besar. Semakin lama petani tinggal dilokasi tersebut maka peluang petani tidak mengkonversi lahannya lebih besar 1,485 kali dibandingkan yang melakukan konversi lahan. Petani yang telah tinggal lama dilokasi tersebut atau bisa dikatakan warga asli cenderung untuk mempertahankan lahan sawahnya sehingga peluang terjadinya konversi lahan sawah kecil. Sedangkan petani yang belum terlalu lama tinggal dilokasi atau bisa dikatakan pendatang cenderung menjual lahannya. Hal ini diduga karena kebutuhan hidup disekitar tempat tinggal lebih mahal dibandingkan dilokasi tempat tinggal sebelumnya. Variabel pengalaman dalam bertani memiliki nilai Sig sebesar 0,077 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya konversi lahan ditingkat petani pada taraf nyata α 15 persen 0,077 0,15. Nilai koefisien hasil output yang diperoleh bertanda negatif - dan nilai Exp β atau odds ratio sebesar 0,469 yang berarti bahwa petani yang memiliki pengalaman bertani lebih lama akan menurunkan peluang untuk tidak mengkonversi lahan sawahnya sebesar 0,469 lebih kecil dibandingkan petani pemula. Hal ini mengindiksikan petani yang memiliki pengalaman bertani lebih lama akan cenderung mengkonversi lahan yang dimilikinya. Bagi petani yang memiliki pengalaman lebih lama ingin bekerja disektor lain terkait dengan umur petani serta adanya faktor keturunan yang lebih memilih bekerja disektor lain selain pertanian. Variabel harga benih yang diperoleh memiliki nilai Sig sebesar 0,054 yang menunjukkan bahwa variabel harga pupuk berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya konversi lahan sawah pada taraf 15 persen 0,054 0,15. Koefisien hasil output yang diperoleh bertanda negatif - dan nilai Exp β atau odds ratio yang diperoleh sebesar 0,997 yang berarti untuk harga benih yang lebih mahal akan menurunkan peluang petani tidak mengkonversi lahan sawahnya sebesar 0,997 lebih kecil dari harga benih yang lebih murah. Semakin mahal harga benih yang ditawarkan kepada petani, maka petani akan cenderung mengkonversi lahannya. Hal ini terjadi disebabkan karena petani akan mengalami kerugian dari harga benih yang ditawarkan, jika harga benih yang ditawarkan terlalu mahal. Karena, harga benih yang mahal, dapat menurunkan pendapatan yang diterima oleh petani. Variabel independent lain yang berpengaruh nyata terhadap terjadinya konversi lahan sawah adalah harga padi yang dijual oleh petani. Variabel harga padi yang dijual memiliki nilai Sig sebesar 0,181 yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh nyata pada taraf nyata α 20 persen 0,128 0,20. Nilai koefisien yang diperoleh bertanda positif + dan nilai Exp β atau odds ratio