Lama Menetap di Lokasi

faktor-faktor penjelas dalam model sebesar 84,88 persen sedangkan sisanya 15,12 persen dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model. Adj-R-squared yang diperoleh bernilai 77,32 persen. Nilai peluang uji F statistik Prob f-statistic yang diperoleh sebesar 0,007 atau sebesar 0,7 persen yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan, yaitu 20 persen memiliki arti bahwa dari hasil estimasi regresi minimal ada satu variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Guna melihat signifikan atau tidaknya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependennya dapat dilihat dari probabilitas setiap variabel independennya. Berdasarkan Tabel 12 seluruh variabel-variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan luas lahan sawah, yaitu luas bangunan, jumlah industri dan produktivitas padi sawah berpengaruh nyata pada taraf α= 20 persen. Dalam membuktikan tidak terjadi multikolinearitas dalam model maka digunakan nilai VIF dengan kriteria apabila nilai VIF yang dihasilkan dibawah 10 maka dapat disimpulkan bahwa didalam model tidak mengalami multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh bahwa luas bangunan, jumlah industri dan produktivitas padi sawah masing-masing diperoleh nilai VIF dibawah 10 atau berkisar antara 0 sampai 5. Dalam memeriksa ada atau tidak terjadinya autokorelasi dilihat dari nilai breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai Prob. chi- square sebesar 0,8852 atau sebesar 88,52 persen. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen atau 0,20 0,8852 0,20 sehingga menunjukkan bahwa tidak terjadinya autokorelasi. Untuk membuktikan asumsi normalitas maka digunakan nilai probabilitas pada histogram of normality test. Dalam model ini nilai probabilitasnya sebesar 0,843265 atau sebesar 84,32 persen. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen atau 0,20 0,8432 0,20, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model ini residual menyebar secara normal atau tidak terjadi permasalahan normalitas. Pada model ini juga tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas, karena dari hasil uji Glejser diperoleh nilai Prob. chi-square sebesar 0,7679 atau 76.79 persen. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen 0,7679 0,20, sehingga pada model ini tidak ditemukan masalah heteroskedastisitas. Model hasil estimasi regresi faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian tingkat wilayah, sebagai berikut: LnY = 11,15521 – 0,097451 LnX 1 – 0,055822 LnX 2 + 0,262610 LnX3 Berdasarkan hasil estimasi koefisien luas lahan bangunan berpengaruh negatif - terhadap penurunan luas lahan sawah dimana nilai probabilitas luas lahan bangunan 0,1226 lebih kecil dari taraf nyata 20 persen 0,1226 0,20. Sedangkan nilai elastisitas luas lahan bangunan adalah sebesar 0,097451. Hal ini berarti peningkatan luas lahan bangunan 1 persen akan diikuti oleh penurunan luas lahan sawah sebesar 0,0974 persen ceteris paribus. Hal ini logis dimana adanya peningkatan luas lahan bangunan menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat. Luas lahan yang bersifat tetap sedangkan kebutuhan lahan meningkat sehingga menyebabkan terjadinya konversi lahan terutama lahan pertanian. Peningkatan luas lahan bangunan menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya di Kabupaten Tangerang. Sehingga berkaitan dengan peningkatan kebutuhan lahan untuk penyediaan lahan pemukiman atau perumahan. Meningkatnya permintaan lahan untuk menyediakan kebutuhan, secara otomatis akan meningkatkan permintaan lahan pertanian sehingga menyebabkan terjadinya penurunan luas lahan pertanian. Letak Kabupaten Tangerang yang bersifat strategis merupakan salah satu faktor luas lahan bangunan akan meningkat. Hal ini terjadi akibat adanya peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Luas lahan bangunan meningkat untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti perumahan serta sarana dan prasarana lain untuk menunjang kehidupan penduduk. Pada awalnya, lahan-lahan non-pertanian seperti lahan tandus, lahan kering, dll yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan, namun seiring permintaan lahan yang terus menerus meningkat menyebabkan terjadinya pergeseran penggunaan lahan ke pertanian khususnya lahan sawah. Sehingga konversi lahan sawah pada akhirnya menjadi sulit dihindari karena semakin langkanya lahan non-pertanian yang layak untuk dikonversi menjadi perumahan atau bangunan lainnya. Faktor jumlah industri memiliki hubungan yang berpengaruh negatif - dan signifikan terhadap penurunan luas lahan sawah dimana nilai probabilitas jumlah industri 0,1962 lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu 20 persen