Penduduk Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Pertanian serta Dampak Ekonomi di Kabupaten Tangerang

5.6.4 Luas Lahan yang Dimiliki

Luas lahan yang dimiliki oleh responden saat menjual lahan sangat bervariasi. Kisaran lahan yang dimilki responden Desa Kayu Agung mulai dari 0,3 hektar sampai dengan 4 hektar dengan rata-rata sebesar 0.9933 hektar. Sebanyak 70 responden memilki lahan di bawah 0,9933 hektar. Sementara kepemilikan lahan di Desa Pondok Jaya lebih besar di bandingkan dengan responden di Desa Kayu Agung. Luas lahan yang dimiliki responden di Desa Kayu agung berkisar dari 0,15 hektar hingga 2 hektar dengan luas rata-rata kepemilikan luas lahan sebesar 0,718 hektar. Sebanyak 53,34 responden di Desa Pondok Jaya memiliki lahan di bawah 0,718 hektar. Responden di Desa Kayu Agung sebanyak 29 orang atau sebesar 97 mengkonversi lahannya. Sedangkan di Desa Pondok Jaya, responden yang mengkonversi lahannya sebanyak 26 orang atau sebesar 87 mengkonversi lahannya, yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Luas Lahan Kepemilikan Berdasarkan Rata-Rata Luas Lahan Desa Kayu Agung Desa Pondok Jaya Jumlah orang Jumlah orang Diatas Rata-Rata 9 30 14 46,67 Dibawah Rata-Rata 21 70 16 53,33 Total 30 100 30 100 Sumber : Data Sekunder diolah VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Laju Konversi Lahan di Kabupaten Tangerang

Perubahan penggunaan lahan atau konversi lahan di Kabupaten Tangerang terjadi hampir setiap tahun terutama pada lahan sawah. Perubahan lahan tersebut merupakan salah satu akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Aktivitas pembangunan yang meningkat secara pesat, akan meningkatkan penggunaan sumberdaya lahan yang semakin besar, baik sebagai tempat untuk memperoleh sumberdaya mineral, lahan pertanian, maupun lokasi kegiatan ekonomi lain seperti industri, pemukiman, perkantoran, dll. Meningkatnya kebutuhan lahan untuk pembangunan menyebabkan adanya persaingan dan pemanfaatan penggunaan lahan dari terbatasnya ketersediaan lahan. Pemanfaatan lahan yang terjadi akan diberikan bagi penggunaan lahan yang memberikan sewa paling tinggi, sehingga konversi lahan tidak dapat dihindari. Sedangkan sewa lahan sawah untuk penggunaan pertanian relatif lebih kecil dibandingkan dengan sewa untuk penggunaan non pertanian. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari tahun 2002 hingga 2011 dimaksudkan untuk mengetahui laju konversi lahan di Kabupaten Tangerang secara parsial. Laju secara parsial merupakan analisis yang memperlihatkan perubahan penggunaan lahan dari tahun ke tahun yang mengalami perubahan lahan yang mengacu dari tahun sebelumnya. Penggunaan lahan tersebut berubah menjadi industri, pemukiman, maupun sarana dan prasarana lainnya. Luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Tangerang yaitu sebesar 41,75 persen dari luas wilayah. Laju konversi lahan dapat dilihat pada Gambar 5 yang menunjukkan adanya penurunan luas lahan sawah di Kabupaten Tangerang dari tahun 2002 hingga 2011. Gambar tersebut menunjukkan luas lahan sawah yang relatif terus menurun dari tahun 2002 sampai tahun 2011. Penurunan luas sawah yang terjadi pada tahun ketahun bersifat fluktuatif. Peningkatan luas sawah yang terkonversi di Kabupaten Tangerang yang terjadi di kawasan Kecamatan Sepatan sebagian besar lahan dijadikan kawasan perumahan atau pemukiman serta industri. Kecamatan