12
m. Pencatatan administrasi dan pelaporan keuangan masih sederhana,
bahkkan tidak ada Mayoritas UMKM AK Ciomas menganggap pencatatan administrasi dan
keuangan adalah bagian yang tidak penting dalam menjalankan suatu usaha. Hal tersebut merupakan hambatan untuk mengakses sumber permodalan.
Tabel 5. IFE Matrix UMKM AK Ciomas
FAKTOR INTERNAL Kekuatan
Peringkat Bobot
Skor A
Tingkat harga produk terjangkau 3,222
0,056 0,180
B
Memiliki SDM terampil dengan keahlian membuat alas kaki secara turun-temurun
3,667 0,121
0,444 C
Kemudahan memperoleh bahan baku 3,667
0,118 0,433
D Citra produk sudah dikenal baik oleh masyarakat
3,556 0,091
0,324 E
Hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik usaha dan pekerja
3,778 0,114
0,431
Kelemahan F
Sistem pemasaran terbatas 1,444
0,076 0,110
G
Akses permodalan
lemah sehingga
memiliki ketergantungan modal pada pihak lain
1,222 0,123
0,150 H
Pengelolaan usaha
kurang baik
tidak ada
perencanaan dan pengawasan 1,667
0,039 0,065
I
Keterbatasan teknologi
pada mesinperalatan
produksi 1,222
0,085 0,104
J
Jumlah produksi, model, dan harga jual produk dikontrol oleh pihak lain pengumpulgrosir
1,444 0,067
0,097 K
Belum adanya bimbingan atau kemitraan dengan instansi terkait
1,778 0,039
0,069 L
Tidak ada merek dagang dan promosi 1,556
0,030 0,047
M
Pencatatan administrasi dan pelaporan keuangan masih sederhana, bahkkan tidak ada
1,333 0,042
0,056
Total 1,001
2,509
Sumber: Data diolah, 2013
Dari matriks IFE diketahui faktor yang menjadi kekuatan terbesar pada UMKM AK Ciomas secara berurutan adalah: Memiliki SDM terampil dengan
keahlian membuat alas kaki secara turun-temurun 0,444, kemudahan memperoleh bahan baku 0,433, hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik
usaha dan pekerja 0,431, citra produk sudah dikenal baik oleh masyarakat 0,324, dan tingkat harga produk terjangkau 0,180.
Sedangkan pada sisi kelemahan: Akses permodalan lemah sehingga memiliki ketergantungan modal pada pihak lain 0,150, sistem pemasaran
terbatas 0,110, keterbatasan teknologi pada mesinperalatan produksi 0,104, jumlah produksi, model, dan harga jual produk dikontrol oleh pihak lain 0,097,
belum adanya bimbingan atau kemitraan dengan instansi terkait 0,069, pengelolaan usaha kurang baik tidak ada perencanaan dan pengawasan 0,065,
pencatatan administrasi dan pelaporan keuangan masih sederhana, bahkkan tidak ada 0,056, serta tidak ada merek dagang dan promosi 0,047.
Total skor pada matriks IFE sebesar 2,509 mengindikasikan posisi internal UMKM AK Ciomas berada di tingkat rata-rata, yang berarti UMKM AK Ciomas
memiliki kemampuan internal yang rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan usaha yang ada.
13
2. Analisis External Factor Evaluation EFE Matrix
Tahapan ini mengevaluasi peluang dan ancaman yang dihadapi UMKM AK Ciomas. Hasil pengolahan data disajikan dalam matriks EFE Tabel 6..
Aspek Peluang a.
Potensi pasar ekspor dan domestik cukup besar
Alas kaki buatan Indonesia berpeluang besar menembus pasar ekspor dan domestik karena kualitas alas kaki yang diproduksi sangat baik. Adanya
peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin meningkat pula.
b. Loyalitas konsumen sudah terbentuk
Produk UMKM AK Ciomas sudah memiliki pasar dan pelanggannya sendiri. Hal itu membuat produk UMKM AK Ciomas akan tetap dipilih meskipun
banyak produk pesaing.
c. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku
Kerjasama yang baik antara UMKM AK Ciomas dengan pemasok bahan baku akan memberikan jaminan bagi pengrajin untuk membeli bahan baku
yang tepat, sehingga tidak ada kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
d. Kemajuan teknologi
Adanya kemajuan teknologi pada peralatan produksi dan informasi dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan produksi dan
pemasaran produk UMKM AK Ciomas.
e. Tuntutan gaya hidup dan tren masyarakat
Kini masyarakat memandang alas kaki bukan hanya sebagai kebutuhan, namun juga sebagai tren dan pelengkap gaya hidup dengan nilai estetis.
Aspek Ancaman
f. Fluktuasi harga bahan baku
Peningkatan harga bahan baku akan menyebabkan peningkatan biaya produksi, sementara pengrajin UMKM AK Ciomas tidak dapat
meningkatkan harga jual produknya, sehingga keuntungan yang diperoleh akan sangat kecil bahkan tidak ada.
g. Ancaman produk-produk sejenis yang berasal dari impor, khususnya
produk dari China Produk alas kaki buatan China ditawarkan dengan harga yang lebih murah
dibanding produk UMKM AK Ciomas, dan mayoritas masyarakat lebih mempertimbangkan harga dibandingkan kualitas ketika membeli produk.
h. Muncul banyak pesaing dengan jaringan distribusi yang lebih luas
UMKM AK Ciomas tidak memiliki jaringan distribusi untuk memasarkan produknya. Sementara banyak usaha alas kaki lain yang memiliki jaringan
sangat luas untuk mendistribusikan produknya ke daerah lain.
i. Menurunnya pangsa pasar ekspor
Adanya krisis global menyebabkan penurunan pesanan dari luar negeri. Dampak dari penurunan pesanan tersebut bisa menurunkan kinerja industri
alas kaki di Indonesia.