9 media elektronik, media sosial, atau dengan mencari informasi ke industri
sejenis. Namun kendala yang dihadapi UMKM AK Ciomas adalah terbatasnya informasi mengenai pasar dan pemasaran. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya campur tangan pengrajin dalam kegiatan pemasaran produk. Selain itu, kurangnya sosialisasi mengenai pelatihanpenyuluhan menjadi penghambat
dalam proses pertumbuhan dan pembelajaran pada UMKM AK Ciomas.
c. Iklim Organisasi
Iklim organisasi yang menonjol pada UMKM AK Ciomas adalah adanya hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik usaha dan pekerja. Hal ini
dikarenakan pemilik usaha hanya mempekerjakan orang-orang dalam lingkungan keluarga ataupun kerabat dekat. Karena struktur organisasinya
masih sederhana, pemilik merangkap jabatan sebagai pengawas, sedangkan bagian lain diserahkan kepada orang tertentu di lingkungan keluarga atau
pekerja yang telah dipercayai.
Pemerintah sebagai pihak eksternal memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan dan pembelajaran UMKM. Namun pada kenyataannya
pengrajin merasa bahwa pemerintah kurang mendukung usaha yang mereka jalankan. Pelatihan yang difasilitasi pemerintah dirasa terlalu teoritis dan tidak
ada bimbingan lanjutan setelah pelatihan selesai. Selain itu, kurangnya motivasi atau keinginan pengrajin untuk mengikuti pelatihan dapat
menyebabkan pelatihan yang diselenggarakan tidak berhasil.
3.
Aspek Lingkungan Eskternal
Lingkungan Jauh
a. Faktor Politik
Penerapan regulasi pemerintah akan mempengaruhi keberlangsungan usaha pada UMKM AK Ciomas. Salah satu kebijakan nasional yang dirasakan
sangat berpengaruh pada usaha pengrajin adalah diberlakukannya CAFTA. Perdagangan bebas membuat produk impor yang memiliki harga jual lebih
murah sangat berpotensi mendominasi pasar, terutama produk China.
b. Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian yang tidak stabil menyebabkan adanya fluktuasi harga bahan baku produksi. Hal ini menyebabkan tingginya biaya produksi
yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual, sehingga menyebabkan kecilnya keuntungan yang diperoleh UMKM AK Ciomas.
c. Faktor Sosial
Salah satu kecenderungan sosial masyarakat saat ini adalah mengikuti tren fashion
yang sedang populer. Kini masyarakat memandang sepatusandal bukan hanya sebagai kebutuhan, namun juga sebagai pelengkap gaya hidup
yang memiliki nilai estetis.
d. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi produksi dan informasi dapat dimanfaatkan oleh UMKM AK Ciomas untuk mengefisiensikan aktivitas usahanya. Teknologi
peralatan produksi membuat pengrajin dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas output yang dihasilkan. Sedangkan teknologi informasi dapat
dimanfaatkan untuk memasarkan dan mempromosikan produk.
10
Lingkungan Industri a.
Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru ke dalam sebuah industri bergantung pada hambatan masuk pada industri tersebut. Hambatan untuk memasuki industri
alas kaki ini relatif kecil, baik dari skala ekonomi, modal, maupun regulasi.
b. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Suppliers
Pemasok memiliki kemampuan untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas bahan baku. Namun pemasok bahan baku untuk UMKM AK
Ciomas tersebar di banyak tempat, sehingga kedudukan tawar pemasok tidak terlalu kuat.
c. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Buyers
Pembeli memiliki kemampuan untuk mempengaruhi penjual agar menurunkan harga. Namun UMKM AK Ciomas tidak menjual produknya
secara langsung kepada kepada konsumen akhir, sehingga konsumen akhir tidak memiliki kekuatan tawar langsung terhadap usaha pengrajin.
d. Ancaman dari Produk Pengganti atau Substitusi
Produk substitusi merupakan produk yang dapat menjadi alternatif karena memberikan fungsi yang sama dengan suatu produk, sehingga dapat
menjadi pengganti dari produk tersebut. Namun untuk produk alas kaki, tidak ada produk lain yang dapat memberikan fungsi yang sama.
e. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Pada UMKM AK Ciomas, persaingan muncul karena adanya usaha untuk tetap mempertahankan pemberi pesanan dan untuk menarik pemberi
pesanan lainnya. Selain itu, terdapat persaingan dengan lingkungan industri daerah lain yang memproduksi produk serupa, dimana citra produk mereka
sudah dikenal baik oleh masyarakat, seperti industri alas kaki Cibaduyut.
Perumusan Strategi Pengembangan Usaha
Dalam perumusan strategi pengembangan usaha, peneliti menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan AHP serta aplikasi Expert Choice 11 dan
Microsoft Excel 2007 dalam pengolahan dan perhitungan data.
1. Analisis Internal Factor Evaluation IFE Matrix
Tahapan ini mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki UMKM AK Ciomas. Hasil pengolahan data disajikan dalam matriks IFE Tabel 5..
Aspek Kekuatan a.
Tingkat harga produk terjangkau
Harga merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan konsumen ketika membeli sebuah produk. Harga produk UMKM AK Ciomas relatif
terjangkau dan sesuai untuk kalangan menengah ke bawah.
b. Memiliki SDM terampil dengan keahlian membuat alas kaki secara
turun-temurun Pengrajin pada UMKM AK Ciomas merupakan pengrajin yang sudah
berpengalaman secara turun-temurun dalam memproduksi alas kaki, sehingga teknik pembuatan alas kaki sudah dikuasai oleh para pengrajin.