21 Aktor yang dianggap memiliki peran paling penting dalam pengembangan
UMKM AK Ciomas adalah Pemerintah Daerah A1. Hal ini dikarenakan pemerintah daerah berfungsi sebagai fasilitator, regulator, dan katalisator bagi
pemberdayaan UMKM. Pengrajin A4 merupakan aktor yang memiliki prioritas kedua dalam pengembangan usaha. Sementara itu, aktor yang menjadi prioritas
ketiga dan keempat adalah Koperasi Sepatu Sandal Kabupaten Bogor A2 dan Perbankan A3.
c.
Tujuan Tabel 13. menunjukkan hasil pengolahan vertikal pada tingkat tujuan.
Tabel 13. Hasil pengolahan vertikal tingkat tujuan
Tujuan Bobot
Prioritas T1
0,211 3
T2 0,259
2
T3 0,529
1
Sumber: Data diolah, 2013
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh UMKM AK Ciomas adalah mendorong kemandirian usaha T3. Kemandirian usaha akan membuat UMKM
AK Ciomas dapat menjalankan usahanya dibawah kendali mereka sendiri. Sedangkan memperbesar skala usaha T2 menjadi prioritas kedua dari tujuan
pengembangan usaha UMKM AK Ciomas. Prioritas terakhir untuk tingkat tujuan adalah menciptakan kontinuitas produksi T1.
d. Alternatif Strategi
Tabel 14. memperlihatkan bobot untuk setiap alternatif strategi.
Tabel 14. Hasil pengolahan vertikal tingkat strategi
Strategi Bobot
Prioritas S1
0,118 4
S2 0,474
1 S3
0,238 2
S4 0,170
3 Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 14. diketahui bahwa alternatif strategi yang paling diminati dan menjadi prioritas utama para pakar adalah menjalin kemitraan
dengan pemerintah dan instansi terkait S2. Strategi S2 dinilai paling implementatif karena sesuai dengan kebutuhan dan kondisi faktual UMKM AK
Ciomas saat ini. Dengan adanya penerapan strategi ini, terbuka kemungkinan untuk mewujudkan pengembangan usaha pada UMKM AK Ciomas, baik untuk
UMKM pengrajin maupun UMKM mandiri.
Strategi yang menjadi prioritas kedua untuk diterapkan adalah membangun kerjasama dengan sesama pengrajin untuk menciptakan ciri khas produk dan
menawarkan harga bersaing dengan layanan penjualan yang baik S3. Strategi ini membuat usaha pengrajin dapat berkembang menjadi lebih efektif, efisien, dan
kompetitif di tengah maraknya persaingan produk lokal maupun impor. Namun strategi S3 lebih direkomendasikan untuk UMKM mandiri. Alternatif strategi
22 berikutnya yang menjadi prioritas ketiga adalah fokus pada peningkatan penjualan
produk di pasar yang sudah ada dan mempertahankan pelanggan S4. Strategi ini merupakan strategi „bertahan‟ yang dapat diterapkan UMKM AK Ciomas untuk
meminimalisir kelemahan usaha dan dampak ancaman yang dihadapi. Strategi S4 sangat implementatif untuk diterapkan pada UMKM pengrajin. Strategi yang
menjadi prioritas keempat adalah aktif mencari daerah pemasaran baru dengan turut meningkatkan kualitas dan inovasi produk S1. Strategi ini menjadi prioritas
terakhir yang dipilih para pakar karena dirasa masih cukup sulit untuk diimplementasikan pada UMKM AK Ciomas saat ini, terutama untuk UMKM
pengrajin, dibanding alternatif strategi yang lain.
Struktur hierarki AHP untuk pengembangan UMKM AK Ciomas dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Hierarki AHP UMKM AK Ciomas
Strategi Pengembangan Usaha pada UMKM AK Ciomas
Teknologi peralatan
produksi 0,246
Keahlian keteram-
pilan tenaga
kerja 0,067
Pengalaman dan
kemampuan manajerial
pemilik usaha 0,129
Jaringan dengan
pemasok bahan baku
0,064 Kemitraan
dengan perbankan atau
koperasi 0,128
Bantuan dan bimbingan
teknisoperasi onal dari
pemerintah 0,366
Pemerintah Daerah
0,472
Koperasi Sepatu Sandal
0,186 Perbankan
0,114 Pengrajin
0,227
Menciptakan kontinuitas
produksi 0,211
Memperbesar skala usaha
0,259
Mendorong kemandirian
usaha 0,529
F O
K U
S
F A
K T
O R
A K
T O
R
T U
J U
A N
S T
R A
T E
G I
Aktif mencari daerah pemasaran baru
dengan turut meningkatkan
kualitas dan inovasi produk
0,118
Menjalin kemitraan dengan pemerintah
dan instansi terkait
0,474
Membangun kerjasama dengan
sesama pengrajin untuk menciptakan
ciri khas produk dan menawarkan harga
bersaing dengan layanan penjualan
yang baik 0,238
Fokus pada peningkatan
penjualan produk di pasar yang sudah ada
dan mempertahankan pelanggan
0,170