Ketersediaan Informasi Aspek Pertumbuhan dan Pembelajaran

10  Lingkungan Industri a. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya pendatang baru ke dalam sebuah industri bergantung pada hambatan masuk pada industri tersebut. Hambatan untuk memasuki industri alas kaki ini relatif kecil, baik dari skala ekonomi, modal, maupun regulasi.

b. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Suppliers

Pemasok memiliki kemampuan untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas bahan baku. Namun pemasok bahan baku untuk UMKM AK Ciomas tersebar di banyak tempat, sehingga kedudukan tawar pemasok tidak terlalu kuat.

c. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Buyers

Pembeli memiliki kemampuan untuk mempengaruhi penjual agar menurunkan harga. Namun UMKM AK Ciomas tidak menjual produknya secara langsung kepada kepada konsumen akhir, sehingga konsumen akhir tidak memiliki kekuatan tawar langsung terhadap usaha pengrajin.

d. Ancaman dari Produk Pengganti atau Substitusi

Produk substitusi merupakan produk yang dapat menjadi alternatif karena memberikan fungsi yang sama dengan suatu produk, sehingga dapat menjadi pengganti dari produk tersebut. Namun untuk produk alas kaki, tidak ada produk lain yang dapat memberikan fungsi yang sama.

e. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Pada UMKM AK Ciomas, persaingan muncul karena adanya usaha untuk tetap mempertahankan pemberi pesanan dan untuk menarik pemberi pesanan lainnya. Selain itu, terdapat persaingan dengan lingkungan industri daerah lain yang memproduksi produk serupa, dimana citra produk mereka sudah dikenal baik oleh masyarakat, seperti industri alas kaki Cibaduyut. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Dalam perumusan strategi pengembangan usaha, peneliti menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan AHP serta aplikasi Expert Choice 11 dan Microsoft Excel 2007 dalam pengolahan dan perhitungan data.

1. Analisis Internal Factor Evaluation IFE Matrix

Tahapan ini mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki UMKM AK Ciomas. Hasil pengolahan data disajikan dalam matriks IFE Tabel 5..  Aspek Kekuatan a. Tingkat harga produk terjangkau Harga merupakan salah satu faktor utama yang dipertimbangkan konsumen ketika membeli sebuah produk. Harga produk UMKM AK Ciomas relatif terjangkau dan sesuai untuk kalangan menengah ke bawah.

b. Memiliki SDM terampil dengan keahlian membuat alas kaki secara

turun-temurun Pengrajin pada UMKM AK Ciomas merupakan pengrajin yang sudah berpengalaman secara turun-temurun dalam memproduksi alas kaki, sehingga teknik pembuatan alas kaki sudah dikuasai oleh para pengrajin. 11

c. Kemudahan memperoleh bahan baku

Tersebarnya pemasok bahan baku di wilayah Ciomas dan sekitarnya membuat UMKM AK Ciomas tidak mengalami kendala untuk mendapatkan bahan baku bagi kegiatan produksinya.

d. Citra produk sudah dikenal baik oleh masyarakat

Harga terjangkau dan desain menarik membuat produk UMKM AK Ciomas digemari oleh masyarakat. Citra produk yang sudah dikenal baik ini dapat meningkatkan penjualan produk UMKM AK Ciomas.

e. Hubungan kekeluargaan yang erat antara pemilik usaha dan pekerja

Para pemilik usaha pada UMKM AK Ciomas hanya mempekerjakan orang- orang dalam lingkungan keluarga dan sekitar tempat tinggal untuk menjalankan aktivitas bisnisnya, sehingga tercipta hubungan kerjasama yang baik dilandasi dengan hubungan kekeluargaan.  Aspek Kelemahan f. Sistem pemasaran terbatas Mayoritas UMKM AK Ciomas tidak terlibat sama sekali dalam kegiatan pemasaran produk, karena aktivitas pemasaran dilakukan oleh pihak lain pemberi pesanan dan pasar masih terbatas pada wilayah Bogor.

g. Akses permodalan lemah sehingga memiliki ketergantungan modal

pada pihak lain Minimnya modal yang dimiliki UMKM AK Ciomas serta lemahnya akses ke sumber-sumber permodalan membuat pengrajin menyerahkan keberlangsungan usahanya pada pemberi pesanan. h. Pengelolaan usaha kurang baik tidak ada perencanaan dan pengawasan Pemilik usaha memegang peranan penting dalam pengelolaan aktivitas di dalam bisnisnya. Pada UMKM AK Ciomas, kemampuan manajerial pemilik usaha belum terlalu berkembang. Mereka cenderung tidak melakukan perencanaan dan pengawasan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

i. Keterbatasan teknologi pada mesinperalatan produksi

Mayoritas UMKM AK Ciomas masih menggunakan cara manual dan alat sederhana dalam proses produksi, sehingga UMKM AK Ciomas tidak dapat memenuhi pesanan dalam jumlah yang terlalu besar.

j. Jumlah produksi, model, dan harga jual produk dikontrol oleh pihak

lain pengumpulgrosir Ketergantungan UMKM AK Ciomas terhadap pemberi pesanan membuat daya tawar pengrajin sangat lemah, karena pihak pemberi pesanan yang memiliki keleluasaan untuk mengatur jumlah, model, dan harga jual produk.

k. Belum adanya bimbingan atau kemitraan dengan instansi terkait

UMKM AK Ciomas belum memiliki kemitraan dengan pihak manapun, selain pemberi pesanan. Pengrajin belum pernah menjalin kerjasama dengan pemerintah atau instansi terkait untuk mengembangkan usahanya.

l. Tidak ada merek dagang dan promosi

UMKM AK Ciomas tidak memiliki merek dagang paten untuk memperkuat identitas produk yang dihasilkan. Selain itu, tidak ada promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk pada pasar yang lebih luas.