5.6 Skenario Penggunaan Lahan
Penyusunan skenario penggunaan lahan dilakukan untuk membandingkan kondisi hidrologi DAS Keduang berdasarkan kondisi eksisting dan beberapa
perubahan penggunaan lahan yang disimulasikan. Skenario yang disimulasikan adalah 1 Kondisi eksisting yaitu penggunaan lahan tahun 2005, 2 Perubahan
penggunaan lahan dengan meningkatkan penggunaan lahan hutan sebesar 30 luas DAS sesuai dengan UU No 41 tahun 1999, 3 Perubahan penggunaan lahan
sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Wonogiri tahun 2005-2015 dan 4 Penerapan agroteknologi pada lahan kering di
luar kawasan hutan. Selanjutnya model dijalankan kembali menggunakan parameter input terkalibrasi terhadap skenario yang disimulasikan untuk
membandingkan kondisi hidrologinya.
5.6.1 Perubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan
UU No 41 Tahun 1999
Berdasarkan UU No 41 Tahun 1999 disebutkan bahwa luas hutan minimal dalam suatu DAS adalah sebesar 30 luas DAS dengan pertimbangan bahwa
Indonesia merupakan negara tropis yang sebagian besar mempunyai curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi serta mempunyai konfigurasi daratan yang
bergelombang, berbukit dan bergunung yang peka akan gangguan keseimbangan tata air seperti banjir, erosi dan sedimentasi serta kekurangan air.
Skenario ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi daerah hulu sebagai penyanggaperlindungan bagi daerah di bawahnya. Fungsi penyangga
dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kondisi penutupan lahan dengan meningkatkan daerah resapan air. Perubahan presentase luas penggunaan lahan
untuk masing-masing skenario disajikan pada Tabel 11 dan peta penggunaan lahan berdasarkan skenario 2 disajikan pada Gambar 10.
Tabel 11. Presentase Luas Penggunaan Lahan Masing-masing Skenario di DAS Keduang
No Penggunaan
Lahan Persentase Penggunaan Lahan
2005 Kw H
RTRW 1
Kebun Campuran 11,50
6,21 12,15
2 Sawah
31,60 28,84
31,55 3
Tegalan 29,30
8,05 27,02
3 Pemukiman
25,60 25,34
26,6 4
Hutan 1,30
31,56 3,02
5 Semak
0,70 -
- Total
100,00 100,00
100,00 Keterangan : Kw H : Kawasan Hutan, RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
Skenario peningkatan luasan hutan pada penelitian ini mempunyai nilai overlandflow
yang lebih rendah dibanding skenario penggunaan lahan lainnya yaitu sebesar 711,14 mm atau menurun 7 dari kondisi eksisting dan terjadi
peningkatan baseflow sebesar 3,7 Tabel 12. Peningkatan luasan hutan menyebabkan bertambahnya tutupan vegetasi sehingga hujan yang jatuh
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk meresap ke dalam tanah infiltrasi
sehingga meningkatkan
jumlah baseflow
dan menurunkan
overlandflow . Sinukaban 2007 mengungkapkan penurunan infiltrasi akibat
rusaknya vegetasi hutan di kawasan hulu mengakibatkan meningkatnya aliran permukaan dan menurunnya pengisian air bawah tanah. Penelitian yang dilakukan
Suryani 2005 di DAS Cijalupang menggunakan model SWAT menunjukkan penambahan luas hutan sebesar 23 mampu menurunkan aliran permukaan
sebesar 31,4 dan meningkatkan aliran dasar sebesar 7,43.
5.6.2 Perubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan RTRW Kabupaten Wonogiri
Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 menyebutkan bahwa penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
Gambar 10. Peta Penggunaan Lahan DAS Keduang dengan Peningkatan Luas Hutan 30