Model hidrologi TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai

14 penggunaan lahan yang spesifik. Untuk menghitung besarnya aliran permukaan pada masing-masing HRU digunakan metode SCS Curve Number dengan memanfaatkan data curah hujan harian. Perhitungan kandungan sedimen dalam SWAT dianalisis dengan menggunakan metode Modified Universal Soil Loss Equation MUSLE. SWAT membutuhkan informasi data tanah, iklim dan penggunaan lahan yang spesifik. Data iklim yang dibutuhkan oleh SWAT diantaranya adalah curah hujan harian, temperatur maksimum-minimum harian, kelembapan rata-rata, kecepatan angin, titik embun dan radiasi matahari. Informasi data tanah yang dibutuhkan meliputi data fisik dan kimia tanah. Sifat fisik tanah yang dibutuhkan diantaranya adalah kedalaman efektif mm, kedalaman profil tanah mm, Bulk Density gcm 3 , kandungan liat, pasir dan debu bobot, kandungan bahan kasar , moist soil albedo, Available Water Capacity AWC, Hidroulic Conductivity mmjam, C-organik , infiltrasi mmjam dan permeabilitas mmjam. Data penggunaan lahan yang menjadi masukan dalam SWAT meliputi informasi mengenai penggunaan lahan yang terjadi dan jenis tanaman yang diusahakan. Seperti halnya dengan model hidrologi lainnya, SWAT juga memiliki beberapa keuntungan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi penggunan model hidrologi. Beberapa keuntungan yang dimiliki oleh model SWAT Neitsch et al. 2009 adalah : 1. DAS yang memiliki keterbatasan data dapat dimodelkan. 2. Dampak relatif dari data yang menjadi masukan dalam SWAT contoh : adanya perubahan dalam tindakan pengelolaan lahan, perubahan iklim dan vegetasi terhadap kualitas air ataupun variabel lainnya dapat dikuantifikasi dengan baik. 3. Komputasi model yang dilakukan cukup efisien. 4. Model SWAT dapat digunakan untuk mengetahui dampak pengelolaan lahan dalam jangka waktu yang panjang. Penelitian menggunakan model SWAT telah dilakukan oleh Alibuyog et al . 2009 di Sub DAS Manupali Filipina. Penelitian tersebut menggunakan model ArcSWAT untuk memprediksi dampak penggunaan lahan terhadap runoff dan 15 hasil sedimen. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan mengkonversi sekitar 50 padang rumput menjadi areal pertanian telah meningkatkan volume runoff dan hasil sedimen model masing-masing sekitar 3 sampai 14 dan 200 sampai 273.