Sistem Hidrologi DAS TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai

7 yang terdistribusi dengan baik. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, maka pengelolaan DAS perlu dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dari seluruh stakeholders dengan tetap mempertimbangkan faktor biofisik wilayah hulu dan hilir serta faktor sosial ekonomi dan kelembagaan. Sinukaban 1995 mengemukakan bahwa tujuan umum dari pengelolaan DAS adalah keberlanjutan yang dapat diukur dari pendapatan, produksi, teknologi dan erosi. Teknologi yang dimaksud dalam pengertian ini adalah teknologi yang dapat dilakukan oleh petani dengan pengetahuan lokal tanpa intervensi dari pihak luar dan teknologi tersebut dapat direplikasi berdasarkan faktor-faktor sosial budaya petani itu sendiri. Tujuan dilakukannya pengelolaan daerah aliran sungai adalah agar segala bentuk pemanfaatan sumberdaya alam dalam suatu DAS dapat dilakukan secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan manusia tanpa menyebabkan degradasi atau kerusakan lahan di sekitar DAS tersebut. Dalam usaha pengelolaan daerah aliran sungai diharapkan terdapat pendekatan yang holistik menyeluruh dan komprehensif. Hal ini berarti dalam usaha pengelolaan daerah aliran sungai diharapkan adanya partisipasi dari semua pihak-pihak yang terkait stakeholders dan melibatkan berbagai dimensi kehidupan, baik dimensi ekonomi, ekologi dan sosial.

2.4 Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

Dalam pengertian masyarakat awam, tanah dan lahan dianggap memiliki pengertian yang sama, akan tetapi pada dasarnya kedua hal tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Tanah didefinisikan sebagai permukaan bumi yang terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang tersusun dalam horison-horison dan merupakan media tempat tumbuh tanaman, sedangkan lahan didefinisikan sebagai suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief dan vegetasi dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya FAO, 1976. Penggunaan lahan merupakan hasil usaha manusia dalam mengelola sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya. Pola penggunaan lahan juga dapat mencerminkan jenis kegiatan manusia yang ada diatasnya. Makin tinggi tingkat kegiatan manusia maka semakin tinggi pula kebutuhan manusia akan lahan. Vink 1975 memaparkan bahwa penggunaan 8 lahan merupakan hasil dari kelangkaan akan suatu lahan scarcity of land. Kelangkaan tersebut mendorong reaksi manusia sebagai pengguna lahan untuk memenuhi kebutuhannya yaitu dengan menemukan sumberdaya lahan yang baru ataupun dengan melakukan usaha pengelolaan lahan.

2.4.1 Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Hidrologi DAS

Perubahan penggunaan lahan merupakan pergeseranperalihan penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lahan lain. Perubahan penutupanpenggunaan lahan terjadi karena manusia mengalami kondisi yang berubah pada waktu yang berbeda Lillesand dan Kiefer, 1990. Perubahan penggunaan lahan secara umum akan mempengaruhi fungsi hidrologis DAS terutama fungsi tata air dalam ekosistem DAS Farida dan Noordwijk, 2004. Sejalan dengan pernyataan di atas, Nasrullah dan Kartiwa 2008 mengemukakan bahwa perubahan tutupan lahan dari berpenutup vegetasi vegetated land menjadi berpenutup non vegetasi non vegetated land yang cenderung semakin meningkat pada suatu DAS akan berpengaruh negatif terhadap kondisi hidrologi diantaranya peningkatan debit puncak, koefisien aliran permukaan dan fluktuasi debit antar musim serta peningkatan erosi dan sedimentasi. Terdapat beberapa komponen hidrologi yang berpengaruh akibat adanya penggunaan lahan dan diantaranya perlu menjadi perhatian Asdak, 2004, yaitu : a. Koefisien runoff C adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya runoff terhadap besarnya curah hujan. b. Koefisien Regim Sungai KRS adalah koefisien yang merupakan perbandingan antara debit harian rata-rata maksimum dan debit harian rata- rata minimum. c. Perbandingan antara debit maksimum dan debit minimum QmaxQmin. d. Kadar lumpur atau muatan sedimen sungai, biasanya dinyatakan dalam mgliter air. Dari segi hidrologi, kadar lumpur biasanya dikaitkan dengan debit air sungai yang bersangkutan, yaitu dengan membuat kurva hubungan antara kadar lumpur dan debit sungai Sediment Discharge Rating Curve. e. Karakteristik air tanah. f. Periode ulang banjir.