8 lahan merupakan hasil dari kelangkaan akan suatu lahan scarcity of land.
Kelangkaan tersebut mendorong reaksi manusia sebagai pengguna lahan untuk memenuhi kebutuhannya yaitu dengan menemukan sumberdaya lahan yang baru
ataupun dengan melakukan usaha pengelolaan lahan.
2.4.1 Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Hidrologi DAS
Perubahan penggunaan
lahan merupakan
pergeseranperalihan penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lahan lain. Perubahan
penutupanpenggunaan lahan terjadi karena manusia mengalami kondisi yang berubah pada waktu yang berbeda Lillesand dan Kiefer, 1990. Perubahan
penggunaan lahan secara umum akan mempengaruhi fungsi hidrologis DAS terutama fungsi tata air dalam ekosistem DAS Farida dan Noordwijk, 2004.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Nasrullah dan Kartiwa 2008 mengemukakan bahwa perubahan tutupan lahan dari berpenutup vegetasi vegetated land menjadi
berpenutup non vegetasi non vegetated land yang cenderung semakin meningkat pada suatu DAS akan berpengaruh negatif terhadap kondisi hidrologi diantaranya
peningkatan debit puncak, koefisien aliran permukaan dan fluktuasi debit antar musim serta peningkatan erosi dan sedimentasi.
Terdapat beberapa komponen hidrologi yang berpengaruh akibat adanya penggunaan lahan dan diantaranya perlu menjadi perhatian Asdak, 2004, yaitu :
a. Koefisien runoff C adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara
besarnya runoff terhadap besarnya curah hujan. b.
Koefisien Regim Sungai KRS adalah koefisien yang merupakan perbandingan antara debit harian rata-rata maksimum dan debit harian rata-
rata minimum. c.
Perbandingan antara debit maksimum dan debit minimum QmaxQmin. d.
Kadar lumpur atau muatan sedimen sungai, biasanya dinyatakan dalam mgliter air. Dari segi hidrologi, kadar lumpur biasanya dikaitkan dengan
debit air sungai yang bersangkutan, yaitu dengan membuat kurva hubungan antara kadar lumpur dan debit sungai Sediment Discharge Rating Curve.
e. Karakteristik air tanah.
f. Periode ulang banjir.
9 Evaluasi mengenai dampak perilaku hidrologi tersebut memerlukan data
iklim berupa data curah hujan, suhu dan evaporasi, data runoff, data debit aliran sungai, kadar atau muatan sedimen dan potensi air tanah. Evaluasi tersebut
selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan suatu ekosistem DAS.
2.5 Erosi dan Sedimentasi
Erosi dan sedimentasi merupakan peristiwa yang saling berkaitan, erosi yang terjadi di bagian hulu akan diikuti oleh peristiwa sedimentasi di bagian
tengah dan hilir.
2.5.1 Erosi
Erosi tanah didefinisikan sebagai proses berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian tanah di permukaan dari suatu tempat ke tempat yang lain
Arsyad, 2000. Secara alami proses erosi dapat berlangsung sangat lambat dan tanpa adanya campur tangan manusia proses ini mampu membentuk suatu
keseimbangan dinamis. Arsyad 2000 juga mengemukakan bahwa besarnya erosi ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya iklim, topografi, vegetasi, tanah dan manusia. Faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap besarnya erosi adalah intensitas hujan.
Kemiringan dan panjang lereng merupakan faktor topografi yang sangat berpengaruh terhadap erosi. Faktor tanah yang berpengaruh terhadap erosi
berhubungan dengan erodibilitas tanah. Erodibilitas tanah dipengaruhi oleh karakteristik tanah, yang meliputi tekstur, struktur, permeabilitas, kedalaman dan
kandungan bahan organik. Faktor vegetasi merupakan faktor yang dapat dikendalikan dalam
mencegah terjadinya erosi. Rahim 2003 menjelaskan bahwa vegetasi mampu mempengaruhi erosi karena adanya : 1 intersepsi hujan oleh tajuk dan absorpsi
energi air hujan sehingga memperkecil erosivitasnya, 2 pengaruh terhadap limpasan permukaan, 3 peningkatan aktivitas biologi tanah dan 4 peningkatan
kecepatan kehilangan air melalui transpirasi
.
Pada akhirnya manusia merupakan faktor penentu terjadinya erosi. Alibasyah 2000 mengemukakan bahwa besarnya
erosi tanah di daerah tropika, termasuk Indonesia bukan hanya disebabkan oleh agroekosistemnya yang kondusif terhadap terjadinya erosi, tetapi juga karena