15 hasil sedimen. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan mengkonversi sekitar
50 padang rumput menjadi areal pertanian telah meningkatkan volume runoff dan hasil sedimen model masing-masing sekitar 3 sampai 14 dan 200
sampai 273.
16
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai Desember 2011 yang terdiri dari penelitian lapang, analisis laboratorium dan pengolahan data.
Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2009, sedangkan analisis laboratorium dan pengolahan data dilaksanakan pada bulan September
2009 sampai Desember 2011. Penelitian dilaksanakan di DAS Keduang yang memiliki luas sebesar 36.426,87 Ha. Secara geografis DAS Keduang berada di
antara 7°42’29”-7°55’39”LS dan 110°11’01”-110°11’01”BT dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta tanah skala 1:250.000, peta rupa bumi, peta penggunaan lahan skala 1:100.000,
peta DEM Digital Elevation Model dengan resolusi 30 m x 30 m, data debit aliran, data sedimen, data iklim, data karakteristik saluran sungai dan data
karakteristik tanah. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat
komputer dengan perangkat lunak MapWindow 46SR, MWSWAT versi 1.5, SWAT Plot 1.1, SWAT Editor 2005, Arc-View versi 3.3, Microsoft Office, GPS
Global Positioning System dan alat tulis menulis.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian terdiri atas 5 tahapan kegiatan, yaitu : 1 pengumpulan data, 2 penyiapan data input, 3 pengolahan data, 4 kalibrasi model dan 5 simulasi.
Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 1.
3.3.1 Pengumpulan Data
Data yang diperlukan sebagai masukan SWAT berupa data spasial dan data atribut. Data tersebut meliputi data hasil prediksi maupun data hasil survei di
lapang dan hasil studi pustaka.
17
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Input data
Pengolahan Data Awal MULAI
Pengumpulan data
Kemiripan dan Objektivitas
Parameter DAS Luas, CN
Debit Model Debit Observasi
Kalibrasi Operasi Model
MWSWAT HRU
Karakteristik DAS
Data Hujan dan Iklim
Penggunaan Lahan
Data dan Peta Tanah
Data Debit
Peta DEM
Aplikasi Model SWAT
SELESAI Simulasi Model SWAT
Skenario Perubahan Penggunaan Lahan
Tidak
18
a. Data Spasial
Peta- peta dasar yang perlu dipersiapkan diantaranya adalah : 1
Peta DEM Digital Elevation Model dengan resolusi 30 m x 30 m yang dibangkitkan dari peta kontur.
2 Peta penggunaan lahan tahun 2005 DAS Keduang skala 1:100.000 dari
Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Solo. 3
Peta tanah DAS Keduang skala 1:250.000 berasal dari Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Solo.
b. Data Atribut
Data atribut yang dibutuhkan merupakan data biofisik lahan yang disesuaikan dengan masukan model MWSWAT. Data sekunder yang dibutuhkan
adalah data debit dan sedimen tahun 2004 dan 2005 yang diperoleh dari Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Solo, data curah hujan yang
diperoleh dari Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Solo dan Agroklimat Bogor, data iklim yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Semarang
dan Departemen Pekerjaan Umum Jakarta. Data karakteristik sungai dan karakteristik tanah diperoleh dari pengamatan lapang.
3.3.2 Penyiapan Data Input
Data input yang dibutuhkan dalam SWAT selanjutnya disusun dalam file data input yang terangkum dalam format database SWAT. File data input beserta
fungsi dan tingkatan filenya disajikan pada Tabel 1. Data input yang dibutuhkan dalam model SWAT adalah :
a. Data iklim yang menjadi input dalam SWAT adalah data curah hujan harian
mm, temperatur udara maksimum minimum harian °C, radiasi sinar matahari harian MJm
2
hari, kelembaban udara harian dan kecepatan angin mdtk serta data generator cuaca. Data tersebut selanjutnya
terangkum masing-masing dalam file TMP, SLR, HMD, WND dan WGN. b.
Data tanah dalam SWAT dimasukkan dalam file SOL. Data tanah yang dibutuhkan untuk masing-masing horizon adalah kedalaman efektif mm,
kedalaman horizon mm, tekstur tanah, infiltrasi mmjam, bulk density