24 Apabila semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi maka
suatu fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan pendugaan dengan metode OLS dari koefesien regresi adalah penduga tak bias linier terbaik best
linier unbiased estimator atau BLUE. Sebaliknya jika ada asumsi dalam model regresi yang tidak terpenuhi oleh fungsi regresi yang diperoleh maka kebenaran
pendugaan model tersebut atau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan dapat diragukan. Penyimpangan asumsi 2, 3, dan 5 memiliki pengaruh yang serius
sedangkan penyimpangan asumsi 1, 4, dan 6 tidak terlalu serius.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Sumberdaya lahan sebagai salah satu sumberdaya yang bersifat tidak dapat diperbaharui non renewable dengan jumlah yang relatif terbatas sehingga dalam
pemanfaatan atau penggunaanya harus dilakukan seoptimal mungkin. Mengingat pentingnya sumberdaya lahan dalam kehidupan manusia, karena lahan merupakan
input yang diperlukan untuk setiap bentuk aktivitas manusia seperti pertanian, industri, pemukiman, transportasi, rekreasi dan lain-lain. Khususnya untuk
pertanian, lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting dimana lahan yang subur sangat menentukan tingkat produksi dan produktivitas dari suatu
usahatani. Lahan termasuk didalamnya lahan sawah, dalam kegiatan produksi merupakan salah satu faktor produksi tetap.
Penggunaan lahan land use untuk lahan sawah difokuskan di wilayah pedesaan rural atau daerah penyangga kota sub urban terutama yang berada di
pulau Jawa karena memiliki lahan yang subur. Hal ini merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional dalam menciptakan ketahanan pangan, baik untuk
memenuhi kebutuhan pangan di wilayah pedesaan itu sendiri maupun wilayah
25 lainnya termasuk wilayah perkotaan urban. Pada kenyataannya pembangunan
yang dilakukan tidak hanya fokus pada sektor pertanian tetapi juga sektor lainnya seperti kegiatan industri. Sebagai konsekuensi pembangunan di segala bidang
yang cenderung terpusat di pulau Jawa ini, sehingga terjadi peningkatan jumlah penduduk dan juga perubahan struktur ekonomi yang mendorong perubahan
penggunaan lahan sawah menjadi bentuk lain yang memberikan manfaat ekonomi tinggi, hal ini tidak hanya terjadi pada daerah perkotaan urban tetapi juga
banyak terjadi di daerah pedesaan rural. Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan resultante dari berbagai faktor.
Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan mendorong perubahan yang meningkat pada permintaan lahan untuk berbagai kebutuhan, seperti
pertanian, industri, jasa dan kegiatan lainnya. Perubahan penggunaan lahan sawah tidak terlepas dari situasi ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi menyebabkan beberapa sektor ekonomi tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan sektor tersebut akan membutuhkan lahan yang lebih luas. Apabila
lahan sawah letaknya lebih dekat dengan sumber ekonomi maka akan menggeser penggunaannya ke bentuk lain seperti pemukiman, industri manufaktur maupun
untuk pembangunan infrastruktur. Perubahan struktur penggunaan lahan sawah tersebut, selain mengurangi
luasan lahan sawah yang berdampak pada penurunan jumlah produksi padi juga berpengaruh terhadap penurunan kualitas lahan sawah itu sendiri karena lahan
sawah yang berubah fungsi tidak mungkin dapat digunakan kembali seperti semula. Dalam konteks penelitian yang dilakukan di Kecamatan Campaka,
Kabupaten Cianjur ini, lebih melihat perubahan penggunaan lahan sawah terhadap
26 luasan lahan sawah tersebut dengan membandingkan luasan lahan sawah pada
tahun 2006 dengan 2010. Kemudian menganalisis perubahan penggunaan lahan sawah yang terjadi, seberapa besar luasan lahan sawah yang beralih fungsi selama
kurun waktu lima tahun terakhir. Terjadinya perubahan penggunaan lahan sawah ini secara garis besar dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor alam lingkungan dan faktor manusia. Faktor alam dapat berupa kondisi geografis yang kurang sesuai maupun akibat
bencana alam yang terjadi. Kecamatan Campaka merupakan salah satu daerah yang berada di dataran tinggi bahkan sempat terjadi bencana tanah longsor dan
banjir. Sedangkan faktor manusia dapat bersifat per individu yaitu berupa perubahan struktur ekonomi masyarakat pedesaan maupun manusia sebagai
kelompok dalam hal pembuat kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi perubahan penggunaan lahan atau konversi lahan sawah.
Perubahan struktur ekonomi tersebut membuat masyarakat menilai lahan sawah memiliki nilai ekonomi lahan land rent yang rendah atau di bawah nilai
sebenarnya undervalue. Dalam penelitian ini hanya mencakup faktor-faktor seperti biaya variabel biaya benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja, biaya tetap
biaya sewa traktor, sewa lahan, dan IPAIR, luas lahan, produktivitas, jarak lahan ke pasar, dan jarak lahan ke jalan. Kemudian faktor tersebut dianalisis dengan
menggunakan model regresi linear berganda. Hasil yang diperoleh kemudian dilakukan uji kesesuaian model yang mencakup kriteria ekonomi, kriteria statistik
maupun kriteria ekonometrika. Nilai parameter dari masing-masing variabel diinterpretasikan dan dijadikan sebagai nilai pengaruh dari faktor-faktor land rent.
27 Ket. :
ruang lingkup penelitian Gambar 6. Alur Kerangka Pemikiran
Peningkatan Kebutuhan Perumahan
Konversi Lahan Sawah
Perubahan Penggunaan Lahan Sawah
Berkurangnnya Areal Lahan Sawah
Pertumbuhan Penduduk
Nilai Produksi Padi yang Hilang
Dampak Lingkungan
Penurunan Produksi Padi
Perubahan Struktur Ekonomi Masyarakat
Berkurangnya Penerimaan Petani
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Land Rent
Analisis Regresi Linear Berganda
Saran dan Implikasi Kebijakan
Land Rent
Analisis Land Rent dan Analisis Deskriptif
28
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil kasus di tiga desa yakni Desa Sukajadi, Desa Girimukti dan Desa Susukan, Kecamatan Campaka,
Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan kondisi penggunaan lahan sawah. Beberapa dasar
pertimbangannya adalah, 1 Kecamatan Campaka merupakan salah satu kecamatan yang memiliki lahan sawah dataran rendah maupun dataran tinggi
yang cukup berimbang, selain itu sebagai daerah rural kecamatan Campaka juga mengalami perubahan penggunaan lahan sawah. 2 Desa Susukan
merepresentasikan sebagai daerah dataran rendah dengan lahan sawah irigasi, Desa Girimukti merupakan daerah dengan luasan dataran rendah dan dataran
tinggi yang berimbang, sedangkan Desa Sukajadi merepresentasikan daerah dataran tinggi dengan mayoritas adalah lahan sawah tadah hujan. Penelitian ini
dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Februari hingga April 2011.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer digunakan untuk melakukan analisis land rent pada lahan
sawah yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada responden baik petani pemilik maupun petani penyewa atau penggarap pada kedua tipologi lahan sawah
yang berbeda dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder digunakan dalam menganalisis perubahan penggunaan lahan sawah yang terjadi
serta untuk melengkapi data yang tidak dapat dijelaskan oleh data primer. Data ini diperoleh dari berbagai instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik