Kerangka Pemikiran Teoretis : Model Input Output

kertas, percetakan dan penerbitan; industri kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik; industri barang mineral bukan logam; industri logam dasar; industri barang jadi dari logam; industri pengolahan lainnya. Secara umum kedua penelitian di atas menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Hal ini dapat dilihat melalui kontribusi yang besar terhadap pembentukan struktur permintaan dan penawaran, konsumsi masyarakat dan pemerintah, investasi, ekspor dan impor dan nilai tambah bruto. Selain itu juga memiliki keterkaitan yang cukup kuat terhadap sektor lain sehingga sektor tersebut dapat diandalkan untuk mendorong sektor hulu dan hilirnya. Studi literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa analisis input- output telah banyak digunakan sebagai alat untuk penelitian. Peneliti juga melihat bahwa penelitian tentang industri pengolahan di Kota Bontang berdasarkan Analisis Tabel Input-Output Tahun 2010 Kota Bontang belum pernah dilakukan .

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis : Model Input Output

Analisis input-output pertama kali dikembangkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930an, analisis menggunakan model input-output saat ini telah berkembang menjadi salah satu metode yang paling luas diterima, tidak hanya mendeskripsikan struktur industri suatu perekonomian, tetapi juga mencakup cara untuk memprediksikan perubahan–perubahan struktur tersebut. Model input- output didasarkan atas model keseimbangan umum Priyarsono, et.al., 2007. Tabel input-output adalah suatu sistem informasi statistik yang disusun dalam bentuk matriks yang menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi. Dengan tabel input-output ini dapat dilihat bahwa setiap sektor mempunyai keterkaitanketergantungan dengan sektor lain. Seberapa besar ketergantungan suatu sektor ditentukan oleh besarnya input yang digunakan dalam proses produksinya. Dengan kata lain, sasaran pengembangan suatu sektor tidak akan tercapai tanpa dukungan input yang memadai dari sektor lain. Oleh karena itu perencanaan suatu sektor harus juga memperhatikan prospek pengembangan sektor-sektor terkait secara terintegrasi BPS, 2010. Daryanto 2010 menyatakan bahwa konsep dasar Model Input-Output Leontief didasarkan atas: 1 struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor industri yang satu sama lain berinteraksi melalui transaksi jual-beli, 2 output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya untuk memenuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal dan ekspor, 3 input suatu sektor dibeli dari sektor lainnya, dan rumah tangga dalam bentuk jasa dan tenaga kerja, pemerintah dalam bentuk pajak tidak langsung, penyusutan, surplus usaha dan impor, 4 hubungan input-output bersifat linear, 5 dalam suatu kurun waktu analisis, biasanya satu tahun, total input sama dengan total output, dan 6 suatu sektor terdiri dari satu atau beberapa perusahaan. Suatu sektor hanya menghasilkan suatu output, dan output tersebut dihasilkan oleh suatu teknologi. Tabel input-output sebagai model kuantitatif memberikan gambaran menyeluruh tentang beberapa hal berikut ini Priyarsono, et.al., 2007. 1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah masing–masing sektor. 2. Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-sektor produksi. 3. Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri maupun barang impor yang berasal dari wilayah tersebut. 4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik itu berupa permintaan oleh berbagai sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi. Model input-output telah dikembangkan untuk keperluan yang lebih luas dalam analisis ekonomi. Beberapa kegunaan dari analisis input-output, antara lain adalah sebagai berikut. 1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor produksi. 2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya. 3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian. 4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.

2.3.2 Asumsi-Asumsi dan Keuntungan dalam Model Input-Output