commit to user 25
cara para siswa tersebut menyelesesaikan tugas yang diterima, meskipun berada dalam satu kelas yang sama.
c. Metode Diskusi – Resitasi Metode diskusi
–resitasimerupakan kombinasi dari penggunaan metode diskusi dan metode resitasi. Penerapan metode diskusi- resitasi ini diawali dengan
guru mengadakan diskusi kelas dalam menyampaikan materi ajar sehingga siswa akan menjadi aktif dalam pembelajaran di kelas, kemudian untuk memantapkan
penguasaan dan pemahaman materi siswa maka dilakukan tindak lanjut berupa pemberian tugas resitasi.
5. Kemampuan Kognitif Siswa
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar Fisika merupakan hasil
yang telah dicapai seorang siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Fisika. Prestasi yang diperoleh siswa berupa nilai mata pelajaran Fisika. Kemampuan
kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan masalah yang
berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Itulah sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para siswa dapat
berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Tanpa kemampuan kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan moral yang
terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti. Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat, sampai kepada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa menghubungkan gagasan, prosedur yang sebelumnya
dipelajari untuk memecahkan masalah tertentu. Tujuan
instruksional dalam
pembelajaran secara
berjenjang diklasifikasikan dalam suatu taksonomi, salah satunya adalah Taksonomi Bloom.
Menurut Taksonomi Bloom, tujuan instruksional terbagi menjadi enam level sebelum mengalami revisi, dari level intelektual paling rendah yaitu
pengetahuan knowledge ke tingkat paling komplek yaitu evaluasi evaluation
commit to user 26
Adapun taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, yang disarikan dari Martinis Yamin 2008 : 33-37 dalam bukunya
sebagai berikut: a. Mengingat Remember
Kawasan ini menuntut siswa untuk mampu mengingat kembali recall informasi atau pengetahuan yang telah diterima sebelumnya, seperti definisi,
fakta, rumus, serta strategi penyelesaian masalah dan sebagainya. b. Mengerti Understand
Kawasan ini menuntut siswa untuk mampu menjelaskan kembali pengetahuan atau informasi yang telah diketahui dengan menggunakan pendapatnya
sendiri. Maka dari itu, siswa diharapkan mampu, mendefinisikan, menerjemahkan, atau menyebutkan kembali dengan kata-katanya sendiri.
c. Menerapkan Apply Kawasan ini merupakan kemampuan untuk menerapkan dan menggunakan
pengetahuan atau informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru. Siswa dituntut mampu memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari. d. Menganalisis Analyze
Pada kawasan ini, siswa mampu untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen atau elemen-elemen suatu fakta, konsep, pendapat,
asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen atau elemen tersebut untuk melihat hubungan, keterkaitan atau kontradiksinya.
Siswa diharapkan mampu menunjukkan hubungan antara berbagai gagasan dengan membandingkannya terhadap standar, prinsip atau prosedur yang
telah dipelajari. e. Menilai Evaluate
Pada kawasan ini mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan
menggunakan kriteria tertentu.
commit to user 27
f. Mencipta Create Kawasan mencipta diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengaitkan atau menyatukan berbagai unsur dan elemen pengetahuan yang telah dipelajari sehingga terbentuk suatu pola baru yang bersifat menyeluruh.
Proses pembelajaran Fisika yang selama ini dilakukan oleh seorang guru, umumnya masih baru menerapkan beberapa aspek kognitif dalam tingkatan
terbawah seperti tingkatan mengingat remember atau mengerti understand dan jarang sekali menerapkan tingkatan analisis analyze bahkan tingkatan mencipta
to crate. Apabila setiap guru mampu mengembangkan pembelajarannya hingga semua tingkatan kawasan kognitif, maka kualitas pendidikan yang dihasilkan
tentunya akan menjadi lebih baik.
6. Motivasi Belajar