commit to user 78
motivasi belajar katagori rendah dikedua kelas. Rendahnya motivasi belajar Fisika siswa dalam proses pembelajaran ini, dapat disebabkan beberapa hal:
a Siswa belum terbiasa dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini. Pendekatan konstruktivisme menekankan
pada kemampuan siswa dalam mengkontruksi sendiri pengetahuannya. Proses ini menuntut ketekunan siswa dalam mencari dan mengobservasi sendiri
pengetahuan tersebut atau mengkonsultasikan konsep yang belum dipahami kepada guru atau teman. Padahal pada proses pembelajaran yang biasanya
dilakukan, siswa hanya menerima konsep yang sudah jadi dari guru. b Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung,
para siswa yang hanya mendengarkan penjelasan materi Fisika yang sering menggunakan media LCD dengan power point yang sangat sedikit
melibatkan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga mereka terbiasa dalam melakukan kegiatan diskusi kelas yang lebih bersifat individu.
c Para siswa hanya memiliki sedikit buku acuan pelajaran yang digunakan. Siswa umumnya hanya memiliki buku acuan berupa modul pendamping
materi saja. Sehingga hal ini akan menghambat proses konstruksi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, terutama Fisika.
d Waktu penelitian ini dilakukan ketika memasuki masa-masa persiapan Ujian Nasional, sehingga terkadang terjadi pemindahan ruang kelas. Pemindahan
ruang kelas ini, tentunya akan berdampak pada kondisi belajar siswa karena situasi kelas berubah. Maka dari itu, semangat belajar pun juga akan berubah.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan, untuk pengaruh tingkat motivasi belajar Fisika siswa, diperoleh bahwa
994 ,
3 F
09 .
5 F
63 ;
1 ;
05 ,
B
. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara tingkat motivasi
belajar Fisika siswa kategori tinggi, dan katagori rendah terhadap prestasi belajar Fisika siswa pada materi kalor. Dari hasil uji lanjut ANAVA dengan komparasi
ganda metode Scheffe diperoleh hasil bahwa
2 1
X X
dan nilai F
B12
= 5.2571 F
0.05;1.58
= 3,994. Maka dapat dilihat bahwa tingkat motivasi belajar Fisika
commit to user 79
siswa katagori tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar Fisika siswa katagori rendah terhadap prestasi
belajar Fisika siswa. Dalam meningkatkan kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki siswa,
salah satu faktor dari dalam diri siswa yang sangat berpengaruh adalah motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar
yang tinggi akan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fisika. Hal ini tentu saja akan berpengaruh baik terhadap
nilai kemampuan kognitif Fisika siswa tersebut. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar Fisika yang rendah, tentu saja akan merasa kurang
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fisika di kelas. Akibatnya dalam setiap kegiatan diskusi kelas maupun kelompok siswa tersebut cenderung
kurang memberikan partisipasinya. Tentu saja, hal ini akan berpengaruh terhadap nilai kognitif Fisika siswa.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil analisis variansi dua jalan untuk interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan kontruktivisme dengan tingkat motivasi belajar Fisika
siswa menujukkan bahwa
994 ,
3 F
058 ,
2 F
63 ;
1 ;
05 ,
ab
. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara
pengaruh penggunaan pendekatan
konstruktivisme melalui metode diskusi- resitasi dan motivasi belajar Fisika terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Kalor. Antara penggunaan
pendekatan kontruktivisme dan motivasi belajar Fisika siswa memberikan pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar Fisika pada siswa. Tidak adanya
interaksi antara pengaruh tersebut terjadi karena siswa yang memiliki motivasi belajar Fisika kategori tinggi dapat memperoleh prestasi belajar Fisika yang lebih
baik dibandingkan dengan motivasi belajar Fisika yang kategori rendah walaupun digunakan metode diskusi-resitasi secara berkelompok maupun metode diskusi-
resitasi secara individu dalam pembelajaran Fisika dengan pendekatan kontruktivisme.
commit to user
80
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada
perbedaan pengaruh
antara penggunaan
pendekatan konstruktivisme melalui metode diskusi
–resitasi berkelompok dan diskusi– resitasi individu terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi kalor
994 ,
3 F
02 ,
1 F
63 ;
1 ;
05 ,
a
. Siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme melalui metode diskusi
–resitasi secara kelompok mendapatkan prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberi
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme melalui metode diskusi –
resitasi secara individu. 2. Ada perbedaan pengaruh antara tingkat motivasi belajar Fisika siswa kategori
tinggi dan katagori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi kalor
994 ,
3 F
09 .
5 F
63 ;
1 ;
05 ,
B
. Sedangkan dari hasil uji lanjut ANAVA dengan komparasi ganda metode Scheffe diperoleh hasil bahwa
2 1
X X
F
B12
= 5.2571 F
0.05;1.58
= 3,994 sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar Fisika
siswa katagori tinggi dengan motivasi belajar Fisika siswa katagori rendah. Berdasarkan hasil tersebut juga dapat dilihat bahwa tingkat motivasi belajar
Fisika siswa katagori tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar Fisika siswa katagori rendah
terhadap prestasi belajar Fisika siswa. 3. Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pendekatan konstruktivisme
melalui metode diskusi –resitasi berkelompok dan diskusi-resitasi individu
dengan tingkat motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi kalor
994 ,
3 F
058 ,
2 F
63 ;
1 ;
05 ,
ab
. Hal ini menunjukkan bahwa antara penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan tingkat