commit to user 17
Model pembelajaran yang paling banyak digunakan guru adalah model pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada keaktifan guru dan
belum banyak juga guru yang menggunakan model pembelajaran quantum learning yang lebih menekankan pada keaktifan siswa. Kedua model
pembelajaran akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Model Quantum Learning
Belajar memerlukan model yang tepat. Model belajar yang tepat memungkinkan siswa lebih baik dan efisien. Model belajar disesuaikan
dengan materi pelajaran yang dipelajari dan juga disesuaikan dengan kondisi siswa. Berbagai model pembelajaran banyak dikembangkan salah satunya
adalah model quantum learning yang lebih menekankan pada keaktifan siswa.
Menurut DePorter dan Henarcki 2008 : 16 quantum learning ialah interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dengan kata lain
quantum learning adalah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Metode quantum learning termasuk metode belajar yang terbukti baik untuk semua umur.
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria dengan melakukan eksperimen yang disebutnya
suggestology suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan
sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik
dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni
pengajaran sugesti bermunculan. Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang
memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang baik
commit to user 18
diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik NLP, yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak
mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan
guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan
positif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling baik.
Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang DePorter dan Hernacki, 2008.
Otak manusia dibagi menjadi dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Berdasarkan eksperimen dua belahan otak menunjukkan bahwa
masing-masing otak bertangung jawab atas cara berpikir yang berbeda-beda dan mengkhususkan diri pada kemampuan-kemampuan tertentu. Walaupun
penyilangan memang terjadi. Otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional, sehingga sisi ini sangat teratur, walaupun berdasarkan realitas otak
kiri mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis seperti eksperi verbal, menulis, membaca dan simbolisme. Berbeda dengan otak kiri, otak kanan
bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan kemampuan nonverbal seperti perasaan, emosi, kesadaran yang
berkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk, pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Otak manusia mempunyai jutaan sel saraf yang disebut dengan neuron, yang dapat berinteraksi dengan sel-sel lain disepanjang cabang yang disebut
dendrit. Penghubung antar dendrit disebut dengan mielin. Mielin adalah protein lemak yang dikeluarkan oleh otak untuk melapisi hubungan antara
dendrit ketika kita mempelajari suatu informasi baru. Berdasarkan sel-sel saraf otak yang dimiliki manusia, pengulangan informasi akan memudahkan
otak menyerap lebih banyak informasi dan lebih mudah dalam mengingat informasi karena sel-sel saraf menjadi terhubung. Tanpa pengulangan
commit to user 19
berkala, mielin akan hilang DePorter dan Hernacki, 2008. Menurut Confucious dalam Beaulieu, 2008 “Apa yang kudengar aku lupa. Apa yang
kulihat aku ingat. Apa yang kulakukan aku paham”. Beberapa peryataan
inilah yang mendasari model quantum learning memasukkan tahap pengulangan pada berlangsungnya proses pembelajaran.
Model quantum learning berpijak pada cara belajar yang nyaman dan menyenangkan dengan asas utamanya “Bawalah dunia mereka ke dunia kita,
dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Asas ini menjelaskan bahwa
prinsip menjembatani jurang antara siswa dan guru akan memudahkan guru membangun jalinan komunikasi yang baik, menyelesaikan pelajaran lebih
cepat, membuat hasil belajar lebih melekat dan memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan atau membuat rencana pengajaran yang dapat
menyeberang ke dunia anak dengan cara mengerti minat, hasrat dan pikiranya, sehingga guru dapat membawa siswa sepenuhnya ke dalam proses
pembelajaran Pupuh dan Sutikno, 2007: 106. Dalam model pembelajaran quantum learning, siswa dituntut untuk
aktif dan lebih mengerti manfaat apa yang akan diperoleh pada saat mereka mempelajari sesuatu hal yang biasa disingkat den
gan “AMBAK” Apa Manfaatnya Bagiku karena dengan begitu siswa akan lebih termotivasi untuk
melakukannya dan
mempelajarinya lebih
dalam sehingga
tujuan pembelajaran akan tercapai. Untuk dapat memunculkan motivasi maka perlu
dilakukan penciptaan minat terlebih dahulu. Menciptakan minat hanya bisa dilakukan oleh pribadi yang bersangkutan sehingga dalam suatu proses
pembelajaran bagaimana cara untuk menumbuhkan minat siswa, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran lebih menarik lagi dari sebelumnya. Setelah
tujuan tercapai berdasarkan “AMBAK” yang diperoleh, maka perlu dilakukan perayaan. Perayaan bertujuan untuk menumbuhkan percaya diri dan
memotivasi diri untuk pekerjaan berikutnya agar lebih sempurna. Perayaan bisa dilakukan dengan cara pesta, namun dalam proses belajar mengajar
perayaan cukup dilakukan dengan bertepuk tangan, mengucapkan wow, hore dan yes serta kata-kata motivasi yang lain.
commit to user 20
Untuk lebih mendukung tercipta dan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, perlu dilakukan penataan pentas atau lingkungan belajar yang
tepat. Dalam model quantum learning, penataan ruang kelas dibuat dengan suasana yang santai dan senyaman mungkin dengan cara memutar musik
supaya terasa santai, terjaga dan siap untuk berkonsentrasi. Alasan penggunaan iringan musik sangat penting karena sebenarnya
berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis siswa. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung
meningkat, gelombang-gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjadi tegang. Namun, dengan iringan musik membuat pikiran selalu siap dan
mampu berkonsentrasi dan denyut nandi dan tekanan darah menjadi menurun, gelombang otak melambat serta otot-otot relaks. Selain itu, pemutaran musik
yang lembut sebagai “latar belakang” pada saat siswa memasuki kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memfokuskan perhatiannya dan dapat
meningkatkan tingkat energi fisik sehingga musik berfungsi sebagai penata hati siswa, pengubah keadaan mental siswa, dan pendukung lingkungan
belajar siswa pada saat siswa memiliki banyak pikiran sehingga musik akan membantu siswa fokus pada pelajaran, bekerja lebih baik dan mengingat lebih
banyak Susilowati, 2009: 71-73
1 Metode Quantum Learning
Ada dua metode dalam model pembelajaran quntum learning yang cukup baik dalam membantu siswa lebih memahami dan mengingat,
yaitu kerangka konsep dan catatan TS Tulis Susun. a
Kerangka konsep Menurut Atmojo dalam http:www.susilochem04.co.cc Mind
map atau pemetaan pikiran merupakan satu bentuk metode belajar yang baik untuk memahami kerangka konsep materi pelajaran.
Namun, dalam penelitian ini istilah peta pikiran diubah menjadi kerangka konsep yang diambil dari pengertian peta pikiran menurut
Atmojo karena istilah peta dalam peta pikiran berbeda dengan istilah peta dalam konsep Geografi yang artinya suatu gambaran dari
commit to user 21
permukaan bumi, biasanya dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui suatu system proyeksi Sinaga, 1995:1.
Kerangka konsep dapat diartikan abstraksi atau gambaran yang dibangun
dengan menggeneralisasi
suatu pengertian
yang tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur secara langsung
sehingga agar dapat diamati harus dijabarkan dalam variabel- variabel yang berupa bagan atau kerangka yang sistematis.
Suparyanto dalam http:dr-suparyanto.blogspot.com. Kerangka konsep merupakan salah satu metode belajar yang
dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an yang didasarkan pada cara kerja otak. Disebut metode karena kerangka
konsep ini berupa urutan langkah-langkah yang sistematis. Otak mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk,
suara musik, dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak
menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan
dalam berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk
kerangka konsep. Kerangka konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah karena dapat mengaktifkan
kedua belah otak sehingga pikiran tidak akan menjadi mandeg. Kerangka konsep adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak
terhadap pemikiran linear. Kerangka konsep menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut Michael
Michalko dalam Buzan, 2007: 2. Senada dengan pendapat tersebut, Buzan 2007: 103 mengungkapkan bahwa kerangka konsep adalah
alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Kerangka konsep memungkinkan otak menggunakan semua gambar
dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang seperti yang secara internal selalu digunakan otak.
commit to user 22
Kerangka konsep kerangka konsep, yaitu cara yang paling mudah untuk memasukan dan mengambil informasi dari otak. Kerangka
konsep merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang
berasal dari pemkiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal.
Untuk dapat membuat kerangka konsep maka harus diperhatikan langkah-langkah dalam mempraktekkan kerangka
konsep. Namun sebelum membuat sebuah kerangka konsep diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena
dan pensil warna, otak serta imajinasi. Buzan 2007: 15 mengemukakan tujuh langkah untuk membuat kerangka konsep.
Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1
Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah
memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2 Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena
sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih
menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
3 Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat kerangka konsep lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif dan
menyenangkan. 4
Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu
dan dua, dan seterusnya. Mengapa? Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga atau empat hal
commit to user 23
sekaligus. Bila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan diingat.
5 Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Mengapa? Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang- cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang
pohon jauh lebih menarik bagi mata. 6
Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
kepada kerangka konsep. 7
Gunakan gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata.
commit to user 24
Berikut ada beberapa contoh kerangka konsep.
mbar 2.1. Contoh Kerangka Konsep 1 Buzan, 2007: 131
Gambar 2.1. Contoh Kerangka Konsep 1 Buzan, 2007: 131
commit to user 25
Gambar 2.2. Contoh Kerangka Konsep 2 Buzan, 2007: 35
commit to user 26
b Catatan TS Tulis Susun
Catatan TS merupakan singakatan dari Catatan Tulis dan Susun. Tulis dan susun maksudnya adalah mendengarkan apa yang
dibicarakan oleh guru seraya menuliskan poin-poin utamanya. Salah satu ciri dari catatan TS ini adalah memudahkan dalam mencatat
pemikiran dan kesimpulan dari infromasi yang diterima. Dalam hal ini, catatan TS mengkoordinasikan kedua aktivitas mental untuk
mencapai hasil yang lebih baik. Langkah-langkah dalam membuat catatan TS sebagai berikut.
1 Gunakan selembar kertas bisa bergaris atau tidak bergaris dan
gambarlah garis secara vertikal, kira-kira sepertiga bagian dari tepi kanan. Sisi iri kertas untuk menuliskan catatan sedangkan
sisi kanan untuk menyususn catatan. 2
Di sisi kiri tulis apa yang dikatakan pembicara yang berupa point-point penting, istilah, diagram, dan bagan-bagan,
sedangkan di sisi kanan, catat pikiran, perasaan, reaksi, pertanyaan-pertanyaan apapun yang muncul. Dalam menyusun
catatan TS boleh menggunakan simbol-simbol. Menulis pikiran dengan cara ini membantu memusatkan
konsentrasi dan mengalihkan kembali pikiran atau pusat perhatian kepada pembicara atau guru.
Berdasarkan kedua metode di atas, dapat membantu siswa menciptakan minat dan motivasi dalam mengikuti proses belajar
mengajar, sehingga siswa lebih mengerti dan memahami pokok bahasan yang dismapiakan.
2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum
Learning
Setiap model pembelajaran pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahannya. Demikian halnya dengan model pembelajaran quantum
learning. Menurut DePorter, Reardon, dan Nourie, 2008: 11; DePorter
commit to user 27
dan Hernacki,
2008: 14;
dan Djoko
Saryono dalam
http:pkab.wordpress.com 20080402pembelajaran-quantum, model pembelajaran quantum leraning memiliki keunggulan yang menjadi
karakteristik umum model pembelajaran ini. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk quantum learning sebagai berikut.
1 Quantum learning berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika
kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan
pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif; bukan teori fisika kuantum. Dapat
dikatakan di sini bahwa pembelajaran kuantum tidak berkaitan erat dengan fisika kuantum
– kecuali analogi beberapa konsep kuantum. Hal ini membuatnya lebih bersifat kognitif daripada fisis.
2 Quantum learning lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-
empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya
motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak
ada karena semua usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi. Ini semua
menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada pada manusia dilihat dalam perspektif humanistis.
3 Quantum learning lebih bersifat konstruktivistis, bukan positivistis-
empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis. Quantum learning lebih menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan
pembelajaran yang baik dan optimal dan memudahkan keberhasilan tujuan pembelajaran.
4 Quantum learning berupaya memadukan, menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai konteks pembelajaran.
commit to user 28
Dalam pandangan quantum learning, lingkungan fisikal-mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia sama-sama pentingnya dan
saling mendukung. Karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan
memperoleh stimulan yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik. 5
Quantum learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan
bahwa interaksi telah menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam quantum learning. Karena itu, quantum learning memberikan tekanan
pada pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang
sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah
pembelajar menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Interaksi yang tidak mampu mengubah energi menjadi
cahaya harus dihindari, kalau perlu dibuang jauh dalam proses pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat penting
dalam quantum learning. 6
Quantum learning sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan
pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya, menurut
pembelajaran kuantum,
proses pembelajaran harus
berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu, segala hambatan dan halangan yang dapat melambatkan proses pembelajaran
harus disingkirkan, dihilangkan, atau dieliminasi. Di sini pelbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan
musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan sebagainya. Jadi, segala
sesuatu yang menghalangi pemercepatan pembelajaran harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala sesuatu yang
commit to user 29
mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan dikelola sebaik-baiknya.
7 Quantum learning sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat- buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku, dan
membosankan. Karena itu, pembelajaran harus dirancang, disajikan, dikelola, dan difasilitasi sedemikian rupa sehingga dapat diciptakan
atau diwujudkan proses pembelajaran yang alamiah dan wajar. Di sinilah para perancang dan pelaksana pembelajaran harus bekerja
secara proaktif dan suportif untuk menciptakan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.
8 Quantum learning sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang memungkinkan
terwujudnya kebermaknaan
dan kebermutuan
pembelajaran harus dilakukan oleh pengajar atau fasilitator. 9
Quantum learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang
memberdayakan, landasan
yang kukuh,
lingkungan yang
menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang
lentur, keterampilan belajar-untuk-belajar, dan keterampilan hidup. 10
Quantum learning memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi
fisikal atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran;
tidak bisa hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena pembelajaran yang berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan
commit to user 30
akademis dan prestasi fisikal pembelajar, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya keterampilan hidup pembelajar.
11 Quantum learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus
memiliki nilai dan keyakinan tertentu yang positif dalam proses pembelajaran. Di samping itu, proses pembelajaran hendaknya
menanamkan nilai dan keyakinan positif dalam diri pembelajar. Nilai dan keyakinan negatif akan membuahkan kegagalan proses
pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda telah belajar; kesalahan
atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir segalanya. Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan
hadiah punishment dan reward tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif seperti ini perlu
terus-menerus dikembangkan dan dimantapkan. 12
Quantum learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan
dapat dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi. 13
Quantum learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran
membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.
Selain keunggulan dari model pembelajaran quantum learning di atas, model pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan. Menurut
Varid Kriastianto dalam http:varidkristianto.blogspot.com 200905 metode-modelpembelajaran-model-pembelajaran.html kelemahan model
pembelajaran quantum learning sebagai berikut. 1
Penerapan model pembelajaran ini menuntut perubahan pola berpikir para pelaksana pembelajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan
commit to user 31
struktur organisasi sekolah dan struktur pembelajaran sebagaimana karakteristik umum di atas.
2 Model pembelajaran ini hanya memperkuat satu spesifikasi satu
bidang ilmu. Hal ini akan memperlemah daya ingatan siswa. 3
Model pembelajaran hanya tertuju kepada kasus yang telah nyata dan dialami, artinya permasalahan yang diberikan kepada siswa
merupakan kejadian-kejadian yang ada di sekitar siswa atau bahkan siswa pernah mengalami kejadian tersebut.
4 Quantum learning cenderung “memangkas” realitas alam raya yang
begitu kompleks dengan ribuan bidang ilmu. 5
Menjauhnya nilai-nilai religiutas dalam menelaah ilmu pengetahuan
3 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Quantum Learning
Langkah-langkah pembelajaran dengan quantum learning adalah dengan konsep TANDUR Tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,
ulangi dan rayakan. Berikut penjelasannya: 1
Prosedur Tumbuhkan Prinsip utama dalam prosedur ini adalah “sertakan diri mereka, pikat
mereka, puaskan AMBAK apa manfaatnya bagiku”. Penerapan
prosedur ini dalam pembelajaran berbasis quantum learning dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dapat dipilih
adalah dapat berupa aktivitas menyanyi, bertepuk tangan, dan bermain. Pada pembelajaran KD Atmosfer dan pengaruhnya
terhadap kehidupan di muka bumi, siswa memeperhatikan gambar- gambar yang ditayangkan melalui powerpoint oleh guru.
2 Prosedur Alami
Prinsip utama dalam prosedur ini adalah “Berikan mereka
pengalaman belajar, tumbuhkan „kebutuhan untuk mengetahui‟. Pada prosedur ini siswa mulai memasuki proses belajar dalam
pembelajaran atmosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan di
commit to user 32
muka bumi. Mereka diberi kesempatan untuk membuat kerangka konsep atau catatan TS.
3 Prosedur Namai
Prosedur namai dalam pembelajaran atmosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan di muka bumi merupakan prosedur yang sangat
penting. Siswa dapat diberikan “data” tepat saat minat memuncak. Mereka dapat mengaktualisasikan dirinya menemukan konsep-
konsep. Konsep tersebut adalah pemberian nama dari gambar yang ditunjukkan guru.
4 Prosedur Demonstrasikan
Dalam prosedur ini, guru memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru sehingga mereka
menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Aktivitas dalam prosedur ini berwujud aktivitas gerak yang diwujudkan dalam
kinerja atau performansi. Sifat istimewanya adalah siswa dapat memiliki kemampuan secara sempurna melalui praktik atau
dilatihkan. Dalam hal ini, siswa mendemosntrasikan hasil kerja mereka di depan teman-teman.
5 Prosedur Ulangi
Seperti telah diuraikan di atas, aktivitas gerak dapat menjadikan siswa memiliki keterampilan yang sempurna, khususnya dalam
memahami suatu materi pelajaran. Dalam prosedur ulangi, semua siswa dibimbing guru mengulangi pokok bahasan yang telah
dibahas. 6
Prosedur Rayakan Prosedur rayakan dalam penerapan TANDUR melahirkan aspek
sikap. Dikatakan demikian karena dalam prosedur R tersebut siswa diberi respons-respons khusus dari guru maupun dari siswa-siswa
lain di kelasnya secara serentak. Respons tersebut berbentuk applause, gerakan toss yang diberikan guru kepada siswanya dan
memberi seruan dengan kata-kata serentak disertai gerakan dua
commit to user 33
tangan. Perayaan tersebut akan menambatkan belajar dengan asosiasi positif.
b. Model Pembelajaran Konvensional