Latar Belakang HASIL DAN PEMBAHASAN

1 + + + +

1.1. Latar Belakang

Perkembangan jumlah koperasi tahun 2008 telah mencapai 155.301 unit dan yang aktif mencapai 108.966 unit 70 . Jumlah anggota mencapai 26.814.780 orang. Jumlah modal sendiri mencapai Rp 21,97 trilyun, modal luar Rp 24,69 triiyun, volume usaha mencapai Rp 62,25 trilyun dan SHU yang mencapai Rp 4,28 trilyun. Selaku badan u saha , l e m baga kope r as i t i dak terlepas da ri perubah a n Iin gk u ngan b i s n i sny a b a ik li ng kun ga n i nternal maupun eksternal . Era gl o b a l i sas i d i li be r a lis a s i perdagan ga n m e ru pa kan l i ngkungan ek s tern a l da ri se l uruh un i t badan usaha sehingga t i dak b i sa t i da k , seyogyanya m e n g u payakan langkah-Iangkah antisipas i nya . Untuk me n gembang k a n ekonom i k ope r as i yang sejala n dengan ekonom i kerakyatan , me m e r lu k a n masukan-m as u ka n sebaga i i nst r umen un tu k m e nyu s un g r a n d str a te gi baik da l a m m empe r baiki kebi j a k an yang lebih asp ir a t if maupun strateg i pe n g emb a ngan k elembagaan dan usaha produk unggula n y ang mem i l i k i d aya sa i n g termasuk m enumb u h k a n se m angat gotong- r oyong y ang m a m p u m e n s i ne r g ik a n n il ai-n i lai y a ng ada pada j at i d iri koperas i dan menu m b uhk an part i s i pas i k esada r a n anggota s ecara p r oaktif dan demokrat i s . Jatidiri koperasi dicerminkan oleh nilai, prinsip, dan organisasi koperasi, yang merupakan satu kesatuan yang saling terkait, sekaligus merupakan keunikankekhasan koperasi, yang membedakannya dengan badan usaha lain. Nilai-nilai koperasi adalah nilai-nilai luhur yang bersifat abadi dan dijunjung tinggi oleh insan koperasi, yaitu antara lain 2 kekeluargaan, watak sosial, self help. Prinsip koperasi adalah prinsip- prinsip yang disepakati secara tertulis sebagai pedoman dalam melakukan praktik berkoperasi, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar koperasi. Organisasi koperasi sebagai wahana praktik berkoperasi yang mencerminkan jatidiri koperasi harus sesuai dengan nilai dasar dan prinsip koperasi. Karena itu, untuk melihat jatidiri koperasi dapat direpresentasikan dengan implementasi prinsip koperasi. Prinsip koperasi merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakannya dari usaha lain. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip koperasi adalah: Pertama, keanggotaan yang sukarela dan terbuka; Kedua, pengawasan demokratis oleh anggota; Ketiga, partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi; Keempat, otonomi dan kemandirian; Kelima, pendidikan, pelatihan, dan penerangan; Keenam, kerjasama antarkoperasi; dan Ketujuh, kepedulian terhadap masyarakat Internasional Co-operative Alliance ICA, 1995. Sedangkan prinsip- prinsip koperasi menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah : 1. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela; 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis; 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; 5. Kemandirian; 6. Pendidikan perkoperasian; dan 7. Kerjasama antarkoperasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan Riana Panggabean dkk Panggabean, Riana, 2008 dengan menggunakan prinsip koperasai yang dikemukakan International Co-operative Alliance ICA, ditemukan 3 bahwa skor implementasi prinsip koperasi pada KSP sebanyak 71,125, sedangkan pada Kopdit sebanyak 89,135 yang berarti bahwa Kopdit lebih baik dalam mengimplementasikan prinsip koperasi dibanding dengan KSP. Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan UKM, perkembangan KSP secara kuantitas berdasarkan beberapa indikator telah menunjukkan performa cukup baik karena tahun 2005 perkembangannya adalah : 1 Jumlah KSP 1.598 unit, 2 Jumlah anggota sebanyak 480.326 orang 3 Jumlah nasabah 878.379 orang, 4 Modal pinjaman Rp 195,873,18 juta, 5 Modal sendiri Rp 776.216 ,03 juta, 6 Modal penyertaan Rp 6.640,94 juta, 7 Simpanan yang diterima Rp 325.270,95 juta, 8 SHU yg belum dibagi Rp 107.364,73 juta, 9 Total aset Rp 1.393.932,55 juta dan 10 Pinjaman yang diberikan Rp 1.154.815,88 juta. Perkembangan USP pada tahun 2005, hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa data perkembangan kinerja koperasi antara lain : 1 Jumlah USP Koperasi sebanyak 36.485 unit, 2 Jumlah anggota sebanyak 4.987.783 orang 3 jumlah nasabah 10.524.908 orang, 4 Modal pinjaman Rp 1.557.374,67 juta, 5 Modal sendiri Rp 4.054.858,83 juta, 6 modal penyertaan Rp 200.000 juta, 7 Simpanan yang diterima Rp 1.545.578,36 juta, 8 SHU yg belum dibagi Rp 1.864.693.91, 9 Total aset Rp 7.524.063.62 juta dan 10 Pinjaman yang di berikan Rp 13.495.662 juta. Perkembangan Koperasi Kredit secara kuantitatif pada tahun 2006, dapat dijelaskan oleh beberapa data perkembangan kinerja koperasi antara lain : 1 Jumlah koperasi kredit di Indonesia sebanyak 1.011 unit; 2 Jumlah anggota keseluruhan 668.346 orang, terdiri dari 2.1 jumlah anggota laki-laki 399.502 orang dan 2.2 jumlah anggota perempuan 268.844 orang; 3 Jumlah saham sebanyak Rp 1.118.165.288.633; 4 4 Simpanan non saham Rp 791.834.460.114 dan; 5 Jumlah pinjaman beredar sebanyak Rp 1.865.877.600.438 Robert M.Z. Lawang 2007. Secara kualitatif menurut hasil penelitian dijelaskan bahwa Koperasi kredit cukup pesat perkembangannya dilihat dari pertumbuhan dan usahanya karena Kopdit dapat bertahan dan berkembang terus bahkan dianggap berprestasi walaupun pada masa krisis. Isu strategis pembangunan koperasi dapat dilihat dari dua sisi. Pada satu sisi pembangunan koperasi tergantung pada partisipasi aktif berbagai pihak, yaitu kalangan koperasi sendiri, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat. Pada sisi lain, bagaimana membangun pemahaman yang sama tentang tujuan, sasaran, dan pengukuran serta kriteria penilaian keberhasilan pembangunan itu. Membangun pemahaman yang sama sampai saat ini masih belum merata dan meluas. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan tidak optimalnya dukungan pihak terkait dan tidak terjadi sinergi positif dalam pemberdayaan koperasi. Karena itu, perlu dibangun suatu instrumen yang dapat mempengaruhi sejauhmana kemajuan yang diperlukan sesuai yang diharapkan. Kiat dimaksud diharapkan akan mempermudah bagi siapapun yang memiliki kepedulian dalam pembangunan koperasi, khususnya dari pemerintah, untuk mengetahui kondisi koperasi, mengukur kemajuan ataupun kekurangan untuk disempurnakan lebih lanjut. Pemurnian jatidiri koperasi melalui implementasi prinsip-prinsip koperasi dengan benar, merupakan upaya dalam rangka membangun koperasi yang lebih maju, besar, dan menjaga kemurnian jatidirinya.

1.2. Identifikasi Masalah