Jenis Campur Kode dalam Rapat Sosialisasi di Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen

sesuatu, 4 mengharapkan sesuatu, 5 memberi contoh, 6 menyarankan sesuatu, 7 menyatakan larangan. Faktor-faktor penyebab alih kode antarbahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa adalah sebagai berikut. 1 Untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan tertentu Penutur mengalihkan kode dari satu bahasa ke bahasa lain karena untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan tertentu. Misalnya, untuk menjelaskan sesuatu, menanyakan sesuatu, dan mengharapkan sesuatu. a Menjelaskan sesuatu Data 1 berikut ini menunjukkan terjadinya alih kode dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan menjelaskan sesuatu. 1 Menurut hemat panjenengan sudah muncul diterbitkan SPPT belum? sampun. Sampun Pak nggih, nggih wonten sing dereng wonten sing sampun .AK 43 Menurut hemat anda sudah muncul diterbitkan SPPT belum? Sudah. Sudah pak ya, ya ada yang belum ada dan ada yang sudah ada. Pada data 1 di atas awalnya penutur menanyakan sudah diterbitkan SPPT belum, kemudian penutur menjelaskan ada yang sudah dan ada yang belum. Penutur mengalihkan kode bahasa Jawa kromo untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan menjelaskan sesuatu ditandai dengan “Sampun Pak nggih, nggih wonten sing dereng wonten sing sampun”. b Menanyakan sesuatu Data 2 berikut ini menunjukkan terjadinya alih kode dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan menanyakan sesuatu. 2 Nanti sekaligus tolong nanti untuk yang verifikasi petugasnya saya sementara di ruangan kami di kas pemerintahan itu karena tempatnya di sana dipakai srawung warga dan yang sosialisasi nanti di sini. Pun ngertos nggeh Pak nggih. AK 1 Nanti sekaligus tolong nanti untuk yang verifikasi petugasnya saya sementara di ruangan kami di kas pemerintahan itu karena tempatnya di sana dipakai srawung warga dan yang sosialisasi nanti di sini. Sudah tahu ya pak ya. Pada data 2 di atas awalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia untuk menjelaskan bahwa tempat verifikasi di ruangan kas pemerintahan. Kemudian penutur beralih kode bahasa Jawa Kromo untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan menanyakan sesuatu ditandai dengan kalimat “Pun ngertos nggih Pak nggih”. c Mengharapkan sesuatu Data 3 berikut ini menunjukkan terjadinya alih kode dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan mengharapkan sesuatu. 3 Nanti PBB 2014 yang lain diwaos sendiri di buku itu. Nanti karo mersani tipi kana, nanti sakdurunge sare, sakjane apa ta sing dikandakne Pak Hari iki mau, sing PBB 2014 sakjane tenane apa, seperti apa dan di situ aturannya diwaos dhewe. AK 32 Nanti PBB 2014 yang lain dibaca sendiri di buku itu. Nanti dengan melihat televisi, nanti sebelum tidur, sebenarnya apa yang dibilang Pak Hari itu tadi yang PBB 2014 sebenarnya apa, seperti apa dan di situ aturannya dibaca sendiri. Pada data 3 di atas awalnya penutur mengharapkan PBB 2014 dibaca sendiri di buku, sambil melihat televisi atau sebelum tidur sebenarnya apa yang dibilang Pak Hari tadi benar atau tidak. Penutur mengalihkan kode bahasa Jawa kromo untuk menghormati lawan tutur dengan tujuan mengharapkan sesuatu ditandai dengan kalimat “.Nanti karo mersani tipi kana, nanti sakdurunge sare, sakjane apa ta sing dikandakne Pak Hari iki mau, sing PBB 2014 sakjane tenane apa, seperti apa dan di situ aturannya diwaos dhewe”. 2 Agar lebih akrab dengan lawan tutur dengan tujuan tertentu Penutur mengalihkan kode dari satu bahasa ke bahasa lain karena agar lebih akrab dengan lawan tutur dengan tujuan tertentu. Misalnya, untuk menjelaskan sesuatu, memberitahukan sesuatu, menanyakan sesuatu, mengharapkan sesuatu, memberikan contoh, menyarankan sesuatu, dan menyatakan larangan. a Menjelaskan sesuatu Data 4 berikut ini menunjukkan terjadinya alih kode dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa agar lebih akrab dengan lawan tutur dengan tujuan menjelaskan sesuatu. 4 Sehingga masyarakat atau wajib pajak itu tahunya PBB ya wis ngono kuwi limalas ewu, rongpuluh ewu, saiki kok satus ewu, kok satus seket ewu, lah nanti bisa ditanyakan lebih lanjut kepada Pak Atib dan Pak Atip juga akan menjelaskan kepada kita semuanya bisa seperti itu nggih. AK 12 Sehingga masyarakat atau wajib pajak itu tahunya PBB ya sudah seperti itu lima rubi, dua puluh ribu, sekarang kok seratus ribu, seratus lima puluh ribu, nanti bisa ditanyakan lebih lanjut kepada Pak Atib dan Pak Atip juga akan menjelaskan kepada kita semuanya bisa seperti itu ya. Pada data 4 di atas awalnya penutur menjelaskan tahunya masyarakat PBB ya seperti itu lima belas ribu, sekarang kok seratus ribu, kok seratus lima puluh nanti bisa lebih lanjut dijelaskan. Penutur beralih kode bahasa Jawa ngoko agar lebih akrab dengan lawan tutur dengan tujuan menjelaskan sesuatu ditandai dengan kalimat “ya wis ngono kuwi limalas ewu, rongpuluh ewu, saiki kok satus ewu, kok satus seket ewu,”. b Memberitahukan sesuatu Data 5 berikut ini menunjukkan terjadinya alih kode dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa agar lebih akrab dengan lawan tutur dengan tujuan memberitahukan sesuatu. 5 Artinya lagi penjenengan hari ini sudah ngasta prabotane persyaratannya, nominatifnya dan lain sebagainya, kolektifnya dan lain sebagainya nggih nanti tolong sampaikan saja kepada tim terkait juga mungkin ada di tahun sebelumnya yang belum menjadi keputusan nggih. 2012 wingi aku yo klaim kok tekan saiki kok durung dadi. AK 9 Artinya lagi anda hari ini sudah membawa perabotanya persyaratannya, nominativnya, dan lain sebagainya, kolektifnya, dan lain sebagainya ya nanti tolong sampaikan kepada tim terkait juga mungkin ada di tahun sebelumnya yang belum menjadi keputusan ya. 2012 kemarin saya ya klaim kok sampai sekarang belum jadi. Pada data 5 di atas awalnya penutur menjelaskan bahwa jika sudah membawa perlengkapan dan persyaratan untuk mengajukan klaim agar segera disampaikan. Kemudian penutur beralih kode bahasa Jawa ngoko agar lebih akrab dengan lawan tutur dengan tujuan memberitahukan sesuatu seolah-olah penutur mewakili lawan tutur ditandai dengan “wingi aku yo klaim kok tekan saiki kok durung dadi”.