Kontak Bahasa ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM RAPAT SOSIALISASI DI KECAMATAN KARANG MALANG KABUPATEN SRAGEN.

pasti berbeda dengan bahasa yang digunakan pada jaman dahulu. Perbedaan waktu dapat menyebabkan perbedaan makna untuk kata-kata tertentu, misalnya kata “juara” dahulu bermakna “kepala penyabung ayam” sekarang lebih bermakna orang yang menang dalam perlombaan atau pertandingan Pateda, 1987:53. Perkembangan bahasa dari waktu ke waktu sangat mungkin terjadi karena mengikuti perkembangan masyarakat pemakai bahasa. Terkadang tidak hanya dalam makna yang berbeda, tetapi bunyi lafalnya bahkan bentuk katanya sehingga bahasa sangat bersifat dinamis. Ohoiwotun 2002:61 menjelaskan bahwa perubahan dan berlakunya waktu membawa perbedaan dalam ragam bahasa yang disebut sebagai kronolek.

3. Variasi Bahasa dari Faktor Pemakai

Variasi bahasa dari faktor pemakai yang pertama adalah idiolek. Idiolek merupakan sifat khas tuturan seseorang yang berbeda dengan tuturan orang lain Suwito,1983:24. Sifat khasnya dapat ditimbulkan karena faktor fisik maupun faktor psikis yang mengakibatkan sifat khas pula dalam tuturannya. faktor fisik dapat berupa perbedaan bentuk atau kualitas-kualitas alat-alat tuturnya bibirnya, giginya, lidahnya, selaput suaranya, rungga mulut, rongga hidung dan sebagainya. Sedangkan sifat-sifat khas karena faktor psikis biasanya disebabkan antara lain oleh perbedaan watak, dan tempramennya, intelegensi, dan sikap mentalnya yang lain. Nababan 1986:4 menjelaskan bahwa idiolek merupakan bahasa yang digunakan oleh seseorang. Ujaran individu yang unik yaitu yang ditandai idiosyncrasy ini merupakan variable dari bahasa dan dinamai dengan idiolek, Alwasilah 1990:46. Alwasilah mengungkapkan kalau pada tahun 1990 penduduk Indonesia secara kasarnya sekitar 165 juta, maka idiolek Indonesia adalah sejumlah itu juga. Vaiasi bahasa dari faktor pemakai yang kedua disebut sosiolek. Sosiolek adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan kelas sosial penuturnya Suwito,1983:24. Chaer dan Agustina 2010:64 mendefinisikan sosiolek sebagai variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial penuturnya. Status sosial pemakaian bahasa yakni kedudukannya yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Misalnya, penggunaan bahasa di tempat-tempat tertentu seperti kantor, pelabuhan, pasar, bengkel, dan sawah, maka akan mendengar bahasa yang bervariasi. Yang menyebabkan bahasa tersebut bervariasi bukan lokasi tetapi pendidikan dan jenis pekerjaan. Oleh sebab itu bahasa yang digunakan tercermin pada jumlah kosa kata yang dikuasai, pemilihan kosa kata yang dipergunakan, kosa kata yang dihubungkan dengan kata-kata kasar dan sebagainya, dan cara pengungkapannya. Variasi bahasa dari faktor pemakai yang ketiga juga dapat dilihat dari jenis kelamin yaitu bahasa yang digunakan laki-laki dan bahasa yang digunakan perempuan. Meskipun tidak tajam perbedaanya, tetap akan terlihat perbedaan baik yang berhubungan dengan suasana pembicaraan, topik pembicaraan maupun pemilihan kata yang digunakan Pateda, 1987:57. Kaum perempuan biasanya berbicara seperti umumnya orang perempuan, dan kaum laki-laki biasanya berbicara seperti umumnya orang laki-laki Poedjosoedarmo, 1976: 5.

4. Variasi bahasa dari faktor pemakaiannya

Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaiannya ini adalah menyangkut bahasa yang digunakan berdasarkan bidang tertentu, seperti bahasa dalam bidang jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosa kata. Setiap bidang kegiatan pada umunya mempunyai sejumlah kosa kata khusus atau kosa kata tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain Chaer dan Agustina, 2010:68.

5. Variasi Bahasa dari Faktor Situasi