Teknik lanjutan III adalah teknik rekam yaitu teknik merekam yang digunakan pada saat proses pembicaan berlangsung, perekaman dapat dilakukan
dengan tape recorder tertentu sebagai alatnya Sudaryanto, 1993:135. Teknik rekam digunakan untuk merekam tuturan dalam rapat sosialisasi di Kecamatan
Karang Malang Kabupaten Sregen. Teknik lanjutan IV adalah teknik catat yaitu pencatatan yang dilakukan
ketika teknik pertama, kedua, ketiga selesai dilakukan, pencatatan dilakukan dengan menggunakan alat tulis tertentu Sudaryanto, 1993:135. Teknik catat
digunakan untuk mentranskrip data tuturan dalam rapat sosialisasi di Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen karena data yang diperoleh berupa data lisan,
kemudian dilakukan pengkodean data laih kode campur kode.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah human instrument. Human instrument digunakan dalam penelitian ini kerana peneliti
bertindak sebagai orang yang merancana, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, merevisi, serta sebagai orang yang melaporkan penelitian
berdasarkan pada kriteria-kriteria yang dipahami. Indikator alih kode dan campur kode yang dipahami oleh peneliti terdapat
pada tabel berikut ini.
Tabel 1: Tabel Indikator Alih Kode dan Campur Kode No.
Indikator Alih Kode
1 Indikator alih kode yaitu pergantian pemakaian dua bahasa, atau pergantian
beberapa variasi suatu bahasa. Untuk menentukan dan menganalisis digunakan kamus
2 Indikator
jenis alih
kode a. Alih
kode internal
Apabila dalam peristiwa tutur terjadi pergantian bahasa antarbahasa sendiri. Misalnya, terjadi
pergantian dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa.
b. Alih kode
eksternal Apabila dalam peristiwa tutur terjadi pergantian
bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Asing. Misalnya, terjadi pergantian dari bahasa Indonesia ke
bahasa Inggris.
3 Proses terjadinya alih kode dapat berupa alih ragam dan alih
Indikator campur kode
1 Indikator campur kode yaitu penyisipan unsur-unsur suatu bahasa ke bahasa
lain. Untuk menentukan dan menganalisis digunakan kamus. 2
Indikator jenis
campur kode
a. Campur kode ke
dalam Apabila dalam peristiwa tutur terjadi penyisipan
yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya. Misalnya, terjadi penyisipan unsur
bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia.
b. Campur kode ke
luar Apabila dalam peristiwa tutur terjadi penyisipan
bahasa asing ke dalam bahasa asli. Misalnya, bahasa Indonesia yang terdapat penyisipan unsur-unsur
bahasa Inggris
3. Proses terjadinya campur kode ke dalam dan campur kode ke luar dapat berupa
kata, frasa, reduplikasi, dan istilah.
E. Teknik Analisis Data
Tuturan yang mengandung alih kode dan campur kode dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif. Untuk menganalisis, peneliti
mencoba mengembangkan menjadi kategori-kategori atau pengkodean. Dalam penelitian ini digunakan pengkodean terbuka. Pengkodean terbuka adalah
pengkodean yang dilakukan saat penelitian berlangsung yaitu pada saat pengumpulan data dan analisis. Setelah semua data ditranskrip, kemudian
dilakukan pengkodean. Data yang mengandung alih kode dan campur kode diberi kode oleh peneliti.
Peneliti melakukan pengkodean data alih kode dan campur kode dengan mengklasifikasikan proses terjadinya alih kode
dan campur kode. Pengklasifikasian alih kode dapat berupa alih kode ragam dan alih kode bahasa.
Karakteristik alih kode yang digunakan adalah dari bahasa Indonesia ke bahasa yang lain, sedangkan pengklasifikasian campur kode dapat berupa kata, frasa, dan
istilah dan reduplikasi. Karakterisrik campur kode yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang mengandung unsur bahasa lain. Setelah proses pengklasifikasian,
kemudian data dianalisis berdasarkan teori yang ada.
F. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data penelitian perlu dilakukan pengecekan terhadap data yang ditemukan. Adapun cara yang dilakukan untuk
mengecek data dengan melalui uji validitas dan reliabilitas.