Rumusan Masalah ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM RAPAT SOSIALISASI DI KECAMATAN KARANG MALANG KABUPATEN SRAGEN.

aturan-aturan, dan modus penggunaan bahasa. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bertutur akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitarnya Wijana dan Rohmadi, 2011:7 Kridalaksana 1974:12 mendefinisikan sosiolinguistik sebagai ilmu yang mempelajari ciri-ciri dan berbagai variasi-variasi bahasa, serta hubungan diantara hubungan para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu dalam suatu masyarakat bahasa. Jadi, sosiolinguistik lebih menerangkan hubungan antara perwujudan struktur bahasa dengan faktor-faktor sosiokultural penuturnya, Wardaugh, via Wijana dan Rohmadi, 2011:11. Sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasadialek dalam budaya tertentu, pilihan tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan Chaer dan Agustina, 2010:5. Di dalam masyarakat menusia tidak dipandang sebagai individu tetapi dipandang sebagai anggota dari kelompok sosialnya. Oleh karena itu, bahasa dan pemakaiannya tidak diamati secara individual saja, tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatan di dalam masyarakat. Dengan kata lain bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala individual, tetapi juga merupakan gejala sosial. Gejala sosial tidak hanya faktor linguistik akan tetapi juga faktor-faktor sosial yaitu tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, dan lain-lain Suwito, 1983:2. Dengan demikian sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi-situasi konkret Suwito, 1983:5. Konferensi sosiolinguistik di university of California 1964 merumuskan tujuh hal yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu, yaitu 1 identitas sosial dari si penutur, 2 identitas sosial dari si pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, 3 lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, 4 analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, 5 penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, 6 tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan 7 penerapan praktis dari penelitian linguistik Chaer dan Agustina 2010:5. Identitas sosial dari penutur dan pendengar dapat diketahui dari bagaimana hubungan keduanya sebagai anggota keluarga, atau teman karib, atasan atau bawahan, dan lain-lain. Identitas penutur dan pendengar mempengaruhi pemilihan kode. Peristiwa tutur dapat terjadi dimana saja dan mempengaruhi pemilihan kode sesuai tempat terjadinya peristiwa tutur, misalnya di kantor lebih menggunakan bahasa yang formal. Deskripsi pola-pola dialek sosial pada masa tertentu atau masa tak terbatas dapat digunakan sehubungan dengan kedudukan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan kelas sosialnya penutur mempunyai penilaian tersendiri terhadap bentuk-bentuk ujaran yang berlangsung. Macam- macam variasi mempunyai fungsinya masing-masing. Penelitian sosiolinguistik diharapkan dapat mengatasi masalah dalam masyarakat seperti dalam pengajaran bahasa, pembakuan bahasa, dan sebagainya Chaer dan Aguntina, 2010:6.