Tahapan dalam Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik
31 paling rendah adalah matematika konkret, kemudian model konkret, diatasnya ada
model formal, dan yang paling atas adalah matematika formal. Menurut Frans Moerland Yunia Indri 2013, diakses 13 Januari 2014,
memvisualisasikan proses matematisasi dala pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es. Visualisasi dari proses matematisasi ini
digambar sebagai berikut
Gambar 1. Gunung es iceberg pada Pendidikan Matematika Realistik Seperti yang kita tahu, gunung es terbentuk mula-mula dari dasar laut, kemudian
semakin ke atas, ke atas dan sampailah pada pembentukan puncaknya yang terlihat di atas permukaan laut. Seperti gunung-gunung pada umumnya, bagian
dasar gunung es, yang paling dasar tentunya memiliki daerah atau wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan bagian atanya. Sedangkan matematika yang
diajarkan pada kebanyakan seolah sekarang hanyalah matematika yang tampak di atas permukaan air laut saja dalam gunung es tersebut, yaitu hanya matematika
formal saja. Padahal masih banyak tahap yang ada di bawahnya yang sangat
32 mempengaruhi kekokohan pengetahuan yang dibangun. Untuk membangun
pengetahuan matematika siswa maka pertama yang harus dibangun adalah dengan hal-hal yang konkret, yang ada di dalam kehidupan siswa sehari-hari. Harus
dipastikan bahwa tahap ini terbangun dengan kokoh, dan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya. Hal ini diadopsi pula untuk pendekatan Pendidikan Matematia
Realistik. Pengetahuan matematika dibangun dari hal-hal yang konkret, kemudian baru skem, kemudian model, baru terakhir ke matematika formal. Porsi
pembelajaran matematika dengan hl-hal konkret adalah yang paling besar dibanding dengan yang lain. Menurut Marsigit Yunia Indri 2013, diakses 13
Januari 2014, Bila diuraikan, maak tahapan pengkonstruksian pengetahuan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
a. Matematika Konkret Merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan matematika, yang dapat
dilihat bentuk nyatanya secara konkret, misalnya pohon, banyaknya daun dalam sebatang pohon, dan lain sebagainya..
b. Model Konkret
Berbentuk gambar atau foto dari bentuk nyata matematika konkret, yang telah terkena manipulasi atau campur tangan, misalnya gambar atau foto sebatang
pohon, foto binatang dan lain sebagainya. c.
Model Formal Dalam model formal, penjumlahan dilakukan dengan menggunakan model berupa
foto atau gambar. Foto atau gambar disiapkan sejumlah bilangan yang akan
33 dijumlahkan, sehingga untuk mengetahui hasil penjumlahan, siswa harus
menghitung banyaknya foto atau gambar tersebut. d.
Matematika Formal Merupakan tingkatan paling tinggi dalam Ice Berg. Dalam matematika formal,
penjumlahan matematis tidak lagi dilakukan menggunakan model berupa foto maupun gambar, melainkan langsung menggunakan bilangan yang akan
dijumlahkan.