136
IV. C. PEMBAHASAN
Pembahasan yang dilakukan merujuk pada teori-teroi yang telah dikemukakan sebelumnya pada bab II.
IV. C. 1. Gambaran Umum Partisipan
Tabel 4 Gambaran umum partisipan
Inisial Feng Lie
Liang Pekerjaan Buruh
bangunan Salesman
Kontraktor Usia ketika kawin campur
22 tahun 28 tahun
38 tahun Etnis Tionghoa
Tionghoa Hailhokhong
Tionghoa Agama
-Sebelum kawin campur -Setelah kawin campur
Kong Hu Cu Islam
Budha Budha
Budha Islam
Pendidikan SMA
SD kelas V Sarjana
Urutan dalam keluarga Anak ke 2 dari 4
bersaudara Anak bungsu
dari 8 bersaudara Anak pertama
dari 3 bersaudara Usia perkawinan.
7 tahun 3 tahun
8 tahun Jumlah anak
Dua Dua
Tiga Kondisi lingkungan
-Sebelum kawin campur -Selama kawin campur
-Mayoritas etnis Tionghoa
-Mayoritas Jawa dan Karo
-Mayoritas etnis Tionghoa
-Campuran berbagai etnis
-Mayoritas etnis Tionghoa
- mayoritas etnis Tionghoa
Status tempat tinggal Tinggal bersama
mertua Rumah sendiri
Rumah sendiri Alasan kawin campur
Cinta, pasangan terlanjur hamil
Ingin memiliki keturunan
Cinta dan usia Tipe akulturasi
Marginal Separatisme
Integrasi
Universitas Sumatera Utara
137
V. C. 2. Gambaran Etnosentrisme Partisipan sebelum Menjalani Perkawinan Campur
Menurut Hariyono 2003 manusia adalah makhluk sosio budaya yang
memperoleh perilakunya lewat belajar. Proses belajar ini pertama kali diperoleh dalam ruang lingkup sosial terkecil yang disebut sebagai keluarga. Keluarga
berperan sebagai kontrol sosial terhadap nilai-nilai yang harus dijalankan oleh anggota keluarga. Terlebih lagi apabila dalam keluarga tersebut ada ajaran
mengenai kedudukan setiap anggota keluarga, sperti halnya etnis Tionghoa. Hal ini menyebabkan tingginya kontrol sosial dalam menanamkan nilai-nilai budaya
terhadao anak. Dalam penelitian ini, partisipan berasal, tumbuh dan dibesarkan dari
keluarga Tionghoa. Lingkungan tempat tinggal mereka juga didominasi oleh etnis Tionghoa. Berikut gambaran Etnosentrisme para partisipan yang akan disajikan
dalam bentuk tabel.
Universitas Sumatera Utara
138 Tabel 5
Gambaran Etnosentrisme Partisipan I sebelum menjalani Perkawinan Campur
No. Komponen
Gambaran Etnosentrisme
1 Lingkungan
dan interaksi sosial
a. Lingkungan tempat tinggal
Mayoritas tetangga beretnis Tionghoa, sisanya beretnis Jawa
Berbahasa Tionghoa dengan keluarga dan tetangga yang beretnis Tionghoa
Jarang ngobrol dengan tetangga yang beretnis Jawa
Berbahasa Indonesia dengan tetanga yang beretnis Jawa
Hanya berteman dengan Etnis Tionghoa saja karena dilarang oleh orang tua bergaul dengan orang Jawa
b. Lingkungan sekolah
SD, SMP bersekolah di sekolah khusus Tionghoa, SMA bersekolah di sekolah campuran
Berbahasa Tionghoa dengan teman yang beretnis Tionghoa
Tidak merasa mengganggu teman-teman yang tidak mengerti bahasa Tionghoa
Berbahasa Indonesia dengan teman yang berbeda etnis dengannya
Tidak perduli jika teman-temannya berbahasa daerah
Tidak berniat mengenalmempelajari budaya teman yang berbeda etnik
Mau satu kelompok dengan teman yang berbeda etnis selama menguntungkan kelompok
Hanya bersahabat dekat dengan etnis Tionghoa c. Lingkungan kerja
Tamat SMA bekerja supir pengantar barang di toko perabotan milik teman ayahnya yang beretnis
Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan pekerja yang beretnis Tionghoa dan berbahasa Indonesia dengan
Universitas Sumatera Utara
139 pekerja yang bukan beretnis Tionghoa
Tidak merasa mengganggu pekerja lain yang tidak mengerti bahasa Tionghoa
Tidak merasa terganggu jika pekerja lain menggunakan bahasa daerah mereka
Hubungan dengan pekerja etnis lain hanya sebatas hubungan kerja saja.
2.
Nilai-nilai kekeluargaan
Ayah adalah figur yang harus dipatuhi dalam keluarga
Perintah ayah harus dilaksanakan
Pasrah menerima hukuman dari ayah karena ayahnya memang berhak memberi hukuman atas
kesalahan yang diperbuat.
Salut dengan ketegasan dan rasa solidaritas yang dimiliki ayah
Menghormati ibu sebagai orang yang telah melahirkan dan membesarkannya
Diwajibkan bersembahyang sejak kecil
Setiap hari bersembahyang di rumah, dan setiap akhir Minggu bersembahyang di Kelenteng
Merayakan Imlek setiap tahun dan melakukan Ceng Beng
Setiap tahun, malam hari menjelang Imlek, berkumpul bersama keluarga, melakukan kegiatan bersama-sama dipimpin ayah, sampai Imlek tiba.
3 Sikap
terhadap etnis lain
Tidak mau bergaul dengan orang-orang Jawa di dekat rumah karena dilarang oleh ayahnya. Ayah
Feng melarangnya bergaul dengan orang Jawa karena takut anaknya tertukar penyakit `malas` orang Jawa. Karena takut dimarahi, Feng mematuhi perintah ayahnya.
Feng tidak tahu banyak tentang budaya etnis lain karena hanya bergaul dengan etnis Tionghoa.
Informasi yang ia peroleh hanya dari orang tua dan teman-temannya, dan biasanya informasi negatif sifatnya.
Karena informasi-informsi yang diterimanya negatif, Feng lebih suka bergaul dan bersahabat
dengan etnis Tionghoa saja.
Feng tidak pernah berfikir untuk melakukan perkawinan campur karena dilarang oleh orang tuanya
Universitas Sumatera Utara
140 Tabel 6
Gambaran Etnosentrisme Partisipan II sebelum menjalani Perkawinan Campur
No. Komponen
Gambaran Etnosentrisme
1 Lingkungan
dan interaksi sosial
a. Bersama orang tua kandung
Semua tetangga beretnis Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan keluarga dan tetangga
Lebih sering bermain dengan anak-anak yang seetnis
Jarang bermain dengan anak-anak yang berbeda etnis karena pernah bertengkar dan dilarang oleh orang tuanya.
b. Bersama orang tua angkat
Mayoritas tetangga beretnis Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan keluarga ibu angkat
Bermain dengan anak-anak yang seetnis dengannya. c. Lingkungan sekolah hanya sampai kelas V SD
Etnis Tionghoa tergolong minoritas
Berbahasa Tionghoa dengan teman yang beretnis Tionghoa
Tidak merasa mengganggu teman-teman yang tidak mengerti bahasa Tionghoa
Berbahasa Indonesia dengan teman yang berbeda etnis dengannya
Tidak perduli jika teman-temannya berbahasa daerah
Tidak berniat mengenalmempelajari budaya teman yang berbeda etnis
d. Lingkungan kerja 1.Setelah putus sekolah
kelas V SD Bekerja membantu ibu angkat berjualan
Tidak banyak berinteraksi dengan pelanggan,
karena Lie bertugas dibagian cuci piring
Berbahasa Tionghoa dengan ibu angkat selama berada di tempat kerja
Universitas Sumatera Utara
141 2.Usia 15 tahun
Bekerja dibengkel milik ayah temannya
Berbahasa Tionghoa dengan atasan dan rekan kerja beretnis Tionghoa
Berbahasa Indonesia dengan rekan kerja yang
bukan etnis Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan pelanggan yang beretnis Tionghoa
Berbahasa Indonesia dengan pelanggan yang
bukan etnis Tionghoa 3. Usia 17 tahun
-Berhenti bekerja di bengkel -Berganti-ganti pekerjaan di beberapa tempat
4. Usia ± 24 tahun Bekerja sebagai sales di sebuah toko kain milik seorang
pria Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan atasan dan rekan kerja, pelanggan yang beretnis Tionghoa
Berbahasa Indoneesia dengan rekan kerja dan
pelanggan yang bukan etnis Tionghoa
Berteman dekat dengan beberapa orang rekan kerja yang beretnis Tionghoa
Hubungan dengan rekan kerja yang bukan etnis
Tionghoa sebatas hubungan bisnis 2.
Nilai-nilai kekeluargaan
Tidak banyak mengingat ibu, karena telah meninggal ketika berusia lima tahun
Sangat menghormati almarhum ayahnya
Selalu mengingat pesan Ayah untuk tetap mempertahankan marga keluarga
Kagum pada ketegasan ayahnya dalam memimpin keluarga
Memahami perannya sebagai anak laki-laki dalam keluarga
Selalu mendoakan almarhum orang tua ketika bersembahyang
Universitas Sumatera Utara
142
Tetap berbakti terhadap orang tua walaupun mereka telah meninggal cara: menjalankan pesan dan tanggung jawab sebagai seorang Tionghoa
Menghormati Ibu angkat sebagai pengganti orang tua kandung
Meskipun tidak lagi tinggal dengan ibu angkat, berusaha untuk mengunjunginya
Memberikan sebagian penghasilannya pada ibu angkatnya sebagai balas budi
Mendengarkan nasihat ibu angkat
3 Sikap
terhadap etnis lain
ĺ Pengalaman dan pola asuh membentuk sikap dan penilaian itee terhadap etnis lain. Beberapa kali itee mengalami hal yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan munculnya penilaian negatif terhadap etnis
lain. Seperti:
Pernah saling melontarkan ejekan berbau rasial ketika bermain dengan anak yang berbeda etnik. Jika
diejek itee membalas ĺ Orang Batak jorok dan kasar, Jawa makan kutu, Padang Pancilok.
Dilarang orang tua bergaul dengan anak-anak yan beretnik Batak
Pernah di palak oleh preman beretnik Batak di pekuburan Tionghoa dan terminal.
Di usir dan dimaki oleh calon mertuanya
Universitas Sumatera Utara
143 Tabel 7
Gambaran Etnosentrisme Partisipan III sebelum Menjalani Perkawinan Campur
No. Komponen
Gambaran Etnosentrisme
1 Lingkungan
dan interaksi sosial
a. Lingkungan tempat tinggal
Mayoritas tetangga beretnis Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan keluarga dan tetangga
Jarang bergaul dengan tetangga, lebih sering menggunakan waktu untuk membaca dan membantu ayah di toko
b. Lingkungan sekolah
SD, SMP dan SMA bersekolah di sekolah khusus Tionghoa
Berbahasa Tionghoa dengan teman dan guru
Kuliah di perguruan tinggi swasta yang mahasiswanya terdiri dari berbagai etnis
Berbahasa Indonesia dengan teman-teman kuliah karena teman-tamannya yang beretnis Tionghoa tidak tahu berbahasa Tionghoa
c. Lingkungan kerja
Bekerja membantu ayah di toko hingga tamat SMA, setelah lulus kuliah bekerja di perusahaan kontraktor bangunan
Berbahasa Tionghoa dengan pekerja beretnis Tionghoa dan pelanggan Tionghoa
Berbahasa Indonesia dengan pekerja dan pelanggan yang bukan beretnis Tionghoa
2.
Nilai-nilai kekeluargaan
Ayah adalah figur yang dihormati sebagai kepala dalam keluarga
Perintah ayah harus dilaksanakan
Diwajibkan bersembahyang sejak kecil
Merayakan Imlek setiap tahun dan melakukan Ceng Beng
Setiap tahun, malam hari menjelang Imlek, berkumpul bersama keluarga, melakukan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
144 bersama-sama dipimpin ayah, sampai Imlek tiba.
3
Sikap terhadap etnis
lain
Tidak mengetahui budaya etnis lain karena jarang bergaul dengan mereka
Tahu kalau orang Batak bertabiat kasar hanya dari informasi orang lain
Universitas Sumatera Utara
145
V. C. 2. Dinamika Etnosentrisme Partisipan selama Menjalani Perkawinan Campur