15 campur, bagaimana dia menilai dan beradaptasi dengan budaya pasangannya yang
berbeda, serta bagaimana dinamika etnosentrisme yang terjadi sebagai dampak dari proses akulturasi yang terjadi selama menjalani perkawinan campur membuat
peneliti tertarik untuk menelitinya.
I. B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan beberapa literatur diperoleh informasi bahwa salah satu etnis di Indonesia yang memiliki etnosentrisme tinggi adalah etnis Tionghoa,
khususnya etnis Tionghooa yang berada di kota Medan. Jika seseorang memiliki etnosentrisme yang tinggi, maka kecil kemungkinan baginya untuk menerima
kebudayaan lain sebagai sesuatu yang benar apalagi sampai melakukan perkawinan campur. Akan tetapi bedasarkan fakta di lapangan kota Medan
ternyata ada beberapa orang Tionghoa yang melakukan perkawinan campur. Bertitik tolak dari fenomena ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dengan menggunakan partisipan pria etnis Tionghoa Medan yang melakukan perkawinan campur. Dengan demikan, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1.
Alasan apa yang melatarbelakangi partisipan melakukan perkawinan campur. Apakah dengan melakukan perkawinan campur berarti partisipan
tidak memiliki etnosentrisme? 2.
Bagaimana dinamika etnosentrisme yang terjadi dalam diri partisipan yang melakukan perkawinan campur jika dikaitkan dengan proses akulturasi
yang terjadi selama perkawinan campur.
Universitas Sumatera Utara
16
I. C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman pria etnis Tionghoa yang menjalani perkawinan campur, apa alasannya melakukan
perkawinan campur serta bagaimana dinamika etnosetrisme dalam dirinya selama berlangsungnya proses akulturasi sebagai dampak dari kontak dengan keluarga
pasangan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengannya.
I. D. MANFAAT PENELITIAN I. D. 1. Manfaat Teoritis
1. Menjadi masukan dan sumber informasi bagi ilmu Psikologi, khususnya di
bidang sosial, mengenai dinamika etnosentrisme yang terjadi pada pria etnis Tionghoa yang melakukan perkawinan campur, konflik-konflik yang
muncul selama proses terjadinya proses akulturasi dalam perkawinan tersebut.
2. Menjadi masukan bagi para peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih
jauh mengenai perkawinan campur, etnosentrisme, akulturasi.
I. D. 2. Manfaat Praktis