12
Kedua dalam Bab ini menjelaskan tentang Pengertian Uang Paksa dwangsom kemudian tentang Kegunaan Dwangsom dan yang terakhir tentang
Eksistensi Hadhanah dalam Hukum Islam dan Hukum Positif. Ketiga dalam bab ini penulis menjelaskan tentang Histori Pengadilan
Tinggi Agama Makassar kemudian menjelaskan tentang Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama Makassar dan yang terakhir menjelaskan tentang
Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Tinggi Agama Makassar. Keempat dalam bab terakhir ini berisikan tentang Dasar Hukum
Implementasi Uang Paksa dwangsom kemudian menjelaskan tentang Kategori Perkara Yang Dapat Dijatuhi Uang Paksa dwangsom kemudian menjelaskan
tentang Tata Cara Pengajuan Dwangsom Dalam Gugatan dan yang terakhir tentang Analisis Penulis Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan
Uang Paksa dwangsom putusan nomor 2Pdt.G2013PTA.MKS. Kelima dalam bab terakhir ini berisikan tentang kesimpulan dari penulis
beserta saran-saran penulis dan penutup.
13
BAB II UANG PAKSA
DWANGSOM DAN PELAKSANAAN PUTUSAN EXECUTIE VERKOOP HADHANAH
A. Pengertian Uang Paksa dwangsom
Hukuman adalah resiko yang ditanggung oleh siapa saja yang melakukan kesalahan akibat perbuatannya. Hukuman tidak selamanya berbentuk penjara
untuk mengekang dalam arti fisik agar orang itu terasing dari komunitas sosial dalam pembinaan diri untuk menjadi lebih baik. Hukuman menjadi sebuah sarana
pengendalian sosial social control yang efektif dalam pembinaan terhadap orang yang melakukan kesalahan.
Dalam ranah hukum privatperdata terda pat hukuman yang disebut “uang
paksa” sebagai uang hukuman bagi seseorang tergugat orang yang menimbulkan kerugian bagi orang lain yang ditetapkan dalam putusan hakim yang sifatnya
komdemnatoir.
1
Qudelaar menjelaskan sebagaimana dikutip oleh Lilik Mulyadi, tuntutan uang paksa dwangsom adalah sejumlah uang yang ditetapkan dalam putusan
1
Ditinjau dari segi sifatnya, terdapat beberapa jenis putusan yang dapat dijatuhkan hakim: Putusan declatoir atau deklarator adalah yang berisi pernyataan atau penegasan tentang suatu keadaan
atau kedudukan hukum semata-mata, Misalnya putusan yang menyatakan ikatan perkawinan sah, perjanjian jual beli sah. Putusan Constitutief atau konstitutif constitutief vonnis adalah putusan yang
memastikan suatu keadaan hukum, baik yang bersifat meniadakan suatu keadaan hukum maupun yang menimbulkan hubungan hukum baru, misalnya putusan perceraian. Putusan Condemnatoir atau
kondemnator adalah putusan yang memuat amar menghukum salah satu pihak yang berperkara. Putusan yang bersifat kondemnator merupakan bagian yang tidak terpisah dari amar deklaratif atau
konstitutif. Lihat M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 872- 874.