Kategori Perkara Yang Dapat Dijatuhi Uang Paksa Dwangsom

55 Seperti diketahui unsur penghukuman dalam amar atau diktum putusan hakim dapat berupa: Menyerahkan sesuatu; Mengosongkan suatu tempat; Melakukan suatu perbuatan; Tidak melakukan suatu perbuatan; Menghentikan suatu perbuatan, atau Membayar sejumlah uang. Terhadap putusan yang amar atau diktumnya yang mengandung unsur penghukuman yang disebut terakhir inilah yang tidak boleh dijatuhkan dwangsom, yakni apabila hukuman pokok yang dijatuhkan hakim dalam amar atau diktum putusan tersebut memerintahkan terhukum tergugat agar membayar sejumlah uang kepada pihak yang menang penggugat. Dalam konteksnya dengan putusan hakim di lingkungan peradilan agama misalnya dalam perkara gugatan isteri atas nafkah yang dilalaikan suaminya atau nafkah anak atau bisa juga dalam hal gugatan harta bersama dalam bentuk uang. Misalnya dalam amar putusan hakim menyatakan: Menghukum Tergugat mantan suami untuk membayar nafkah yang dilalaikannya madhiyah kepada Penggugat mantan isteri sebesar Rp.100.000.0000,- seratus juta rupiah; Atau, Menghukum Tergugat mantan suami untuk membayar nafkah anak sebesar Rp.1.000.000,- satu juta rupiah per bulan hingga anak tersebut dewasa. Atau, Menghukum Tergugat mantan suami untuk menyerahkan bagian harta bersama berupa uang sebesar Rp.100.000.000,- sertatus juta rupiah kepada Penggugat mantan isteri. Hukuman semacam inilah yang dimaksud dengan hukuman berupa pembayaran sejumlah uang yang tidak boleh dijatuhkan dwangsom . 56

C. Tata Cara Pengajuan Dwangsom Dalam Gugatan

Penggugat dalam gugatannya dapat mengajukan tuntutan dwangsom sebagaimana diatur dalam Pasal 606 a Rv dengan ketentuan: a tuntutan tentang dwangsom tersebut diajukan bersama-sama dalam bentuk satu kesatuan dengan gugatan pokok perkara; b tuntutan dwangsom tersebut didasarkan kepada posita yang jelas c besarnya dwangsom tidak berkenaan dengan gugatan pembayaran sejumlah uang; d tuntutan dwangsom tersebut dicantumkan secara jelas dan tegas secara petitum. Apabila tuntutan dwangsom diajukan dalam gugatan hadhanah, maka petitum gugatan dirumuskan sebagai berikut: a mengabulkan gugatan tergugat; b menetapkan secara hukum anak atas nama ............... binbinti ............... berada dibawah asuhan dan pemeliharaan penggugat; c menghubungkan tergugat untuk menyerahkan anak atas nama ...............binbinti kepada penggugat; d menghukum tergugat untuk membayar kepada penggugat sebesar Rp ............................... setiap hari keterlambatannya melaksanakan putusan ini terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap; e biaya perkara menurut ketentuan yang berlaku. 15 15 Kamarusdiana, Buku Daras Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum UIN, 2013, h. 322. 57

D. Analisis Penulis Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Uang

Paksa Dwangsom Putusan Nomor 2Pdt.G2013PTA Mks

1. Pertimbangan Hukum Hakim

Menimbang, bahwa penetapan hak hadhanah pemeliharaan anak terhadap dua orang anak tersebut kepada penggugatterbanding, tidak mengurangi hak anak untuk tetap bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan tergugatpembanding selaku orang tuanya sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, demikian juga tidak menghapus kewajiban Tergugat selaku ayah dalam menanggung biaya pemeliharaan dan pendidikan kedua orang anaknya tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 41 huruf b Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 105 huruf c Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 791 KSip1972, tanggal 26 Februari 1973 dan No. 307 KSip1976, tanggal 7 Desember 1976 yang mengandung abstrak hukum, bahwa “uang paksa dwangsom tidak berlaku terhadap tindakan untuk membayar uang dan harus ditolak dalam hal putusan dapat dilaksanakan dengan eksekusi riil bila keputusan yang bersangkutan mempunyai kekuatan yang pasti”, maka Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa mengenai tuntutan penggugatterbanding agar menghukum tergugatpembanding membayar uang paksa dwangsom sebesar Rp 5.000.000,00 lima juta rupiah setiap 58 hari apabila tergugatpembanding lalai melaksanakan isi putusan, adalah hal yang dapat dibenarkan dan beralasan mengingat eksekusi anak berbeda dengan eksekusi riil dan eksekusi pembayaran sejumlah uang yang di lapangan kadang mendapatkan kendala, diantaranya melalui uang paksa dwangsom, oleh karena itu tuntutan penggugatterbanding a quo dapat dikabulkan. Menurut penulis sebagaimana disebutkan Harifin Tumpa dalam bukunya dalam pertimbangan hukum hakim di atas pada Putusan Nomor 2Pdt.G2013PTA Mks, hakim dalam menjatuhkan suatu hukuman dwangsom terhadap tergugat terhukum di samping hukuman pokok maka sebelum menjatuhkan hukuman dwangsom tersebut paling tidak ada 5 lima hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Dwangsom Diminta Secara Tegas oleh Pihak Berperkara: Inilah hal

yang pertama-tama harus diperhatikan sebelum menjatuhkan suatu hukuman dwangsom, bahwa hukuman dwangsom tersebut memang diminta oleh pihak penggugat secara tegas dalam petitum surat gugatannya. Hal ini perlu diperhatikan karena hakim tidak dibenarkan menjatuhkan hukuman dwangsom secara ex officio atau karena jabatannya ambtshalve tanpa diminta melainkan harus atas dasar permohonan dari para pihak berperkara itu sendiri yang dicantumkan secara tegas dalam petitum surat gugatannya. 16 Jika hakim menjatuhkan 16 Harifin Tumpa, Memahami Eksistensi Uang Paksa Dwangsom dan Inplementasinya di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, h.81 59 hukuman dwangsom tanpa diminta para pihak berperkara jelas hal ini melanggar asas ultra petita 17 yang tentunya tidak dibenarkan dalam hukum acara perdata.

b. Dwangsom Diajukan Bersama-sama dengan Hukuman Pokok:

Adapun hal kedua yang harus diperhatikan sebelum mengabulkan permohonan dwangsom, bahwa hukuman dwangsom yang diajukan oleh penggugat dalam petitum gugatannya bersama-sama dengan gugatan pokok. Hal ini penting diperhatikan terlebih dahulu karena hukuman dwangsom hanya mungkin dikabulkan apabila diajukan dalam petitum gugatan bersama-sama dengan hukuman pokok. Tanpa hukuman pokok permohonan dwangsom tidak mungkin dan tidak boleh dikabulkan karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa salah satu sifat dwangsom adalah accessoir, dalam pengertian bahwa keberadaan dwangsom tergantung dan mengikuti keberadaan hukuman pokok, tidak ada dwangsom tanpa hukuman pokok. c. Hukuman Pokok Yang Diminta Bukan Berupa Pembayaran Sejumlah Uang: Hal ketiga yang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum mengabulkan permohonan dwangsom, bahwa hukuman pokok yang diminta dalam perkara tersebut harus bukan berupa pembayaran 17 Ultra Petita dalam hukum acara perdata adalah memutus hal yang tidak diminta atau tidak dituntut atau memutus lebih dari yang dimintadituntut, di mana menurut ketentuan Pasal 189 ayat 2 R.Bg jis. Pasal 178 ayat 3 HIR dan Pasal 50 ayat 3 serta Psl 385 ayat 2 dan 3 RV hakim perdata dilarang memberi putusan tentang hal-hal yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih dari yang dituntut.