Identifikasi Masalah Batasan Masalah

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah hal penting dalam penulisan lirik lagu agar lagu menjadi indah. Gaya bahasa tertentu yang digunakan dengan tepat akan memunculkan kesan tidak biasa dan membuatnya berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari – hari. Peyroutet mengatakan “style est une exploration de la norme linguistique, du choix des mots, et de la combination des mots ”. ‘Gaya bahasa adalah eksplorasi dari kaidah bahasa, pilihan kata dan kombinasi kata’Peyroutet, 1994: 20. Kridalaksana 2001: 63, mengatakan bahwa gaya bahasa adalah pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek- efek tertentu’. Keraf 2010: 113 berpendapat bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa.

B. Jenis Gaya Bahasa

Keraf mengklasifikasikan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat. “Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa ” Keraf, 2010: 124. Jenis gaya bahasa ini meliputi klimaks, anti klimaks, paralelisme, antitesis dan repetisi. Selain berdasarkan struktur, Keraf juga mengklasifikasikan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Gaya bahasa tersebut diperoleh dari penggunaan acuan yang maknanya menyimpang dari makna denotatif acuan tersebut Keraf, 2010: 130. Gaya bahasa ini diklasifikasikan lagi menjadi dua jenis yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris adalah gaya bahasa berupa penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu Keraf, 2010: 129. Gaya bahasa retoris meliputi, aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis atau preterisio, asindeton, polisindeton, kiasmus, elipsis, histeron proteron, erotesis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, hiperbola dan oksimoron. Gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa berupa penyimpangan makna pada Keraf, 2010: 129. Gaya bahasa kiasan meliputi: simile, metafora, personifikasi, sinekdoke, metonimi, hipalase, ironi, inuendo, dan pun atau paronomasia. Sementara Peyroutet 1994:20 mengklasifikasikan gaya bahasa berdasarkan kaidah bahasa. Sebuah gaya bahasa dapat muncul melalui kaidah bahasa yang benar maupun menyimpang. Pilihan kata dan kombinasi kata apapun dapat digunakan untuk menciptakan gaya bahasa selama masih mengikuti kaidah bahasa yang benar. Sementara pada kaidah bahasa yang menyimpang seorang penulis dapat menggunakan kata tanpa mematuhi kaidah bahasa. Selain berdasarkan kaidah bahasa yang benar, gaya bahasa juga dapat terbentuk berdasarkan penyimpangan kaidah bahasa. Peyroutet 1994:20 menyebutkan tiga jenis penyimpangan kaidah bahasa tersebut adalah: metaplasama, penyimpangan paradigmatik dan penyimpangan sintakmatik. Metaplasma adalah penyimpangan kaidah bahasa yang terkait dengan bunyi. Gaya bahasa yang terbentuk melalui metaplasma adalah asonansi dan aliterasi. Sementara penyimpangan paradigmatik adalah penyimpangan kaidah bahasa yang terkait dengan pilihan dan kombinasi kata yang tidak lazim seperti personifikasi,