Sementara contoh penggunaan sinekdoke pars pro toto dalam Opéra Notre- Dame de Paris dapat dilihat pada penggalan lirik lagu berikut ini.
53 Je vais chasser de votre vue
Tous ces vauriens, tous ces tout-nus „aku akan mengusir dari pandanganmu
semua gelandangan dan pengembara ini ‟
Data 53 diperoleh dari lirik lagu yang berjudul Intervention de Frollo. Terdapat penggunaan gaya bahasa sinekdoke dalam data tersebut yaitu pada frasa
„votre vue’ untuk menggatikan seluruh pandangan masyarakat Paris „Les vues de parisiens
’. Untuk melihat hubungan antara frasa „votre vue’ dan „la vue de parisienne
’ diperlukan analisis komponensial agar unit-unit pembentuk satuan makna pada kedua frasa tersebut dapat diketahui.
Sèmes Lexèmes
S1 Singulier
„tunggal‟ S2
Pluriel „jamak‟
S3 être à Paris
„Berada di Paris‟ Votre vue
„Pandangan Anda‟ +
- +
La vue des parisiens
„Pandangan penduduk Paris‟ -
+ +
Berdasarkan analisis komponensial di atas dapat dilihat bahwa leksem votre vue memiliki sèmes [+singulier], [-pluriel] dan [-être à Paris]. Sementara leksem
la vue des parisiens ’ memiliki sèmes [+singulier], [-pluriel] dan [-être à Paris].
Kedua leksem tersebut sama-sama memiliki sèmes [+être de Paris]. leksem „votre
vue ’ pada data 53 sebenarnya tidak hanya mengacu kepada pandangan Frollo
saja, tetapi juga seluruh pandangan masyarakat Paris. Jika seluruh gipsi diusir dari Paris, bukan hanya Frollo yang tidak akan melihat mereka lagi di Paris tetapi
juga seluruh penduduk Paris.
Data 53 merupakan begian dari lagu intervention de Frollo Genre yang dinyanyikan Instrumentalities oleh Phoebus Participant1 dan ditujukan pada
Frollo Participant 2. Lagu ini dinyanyikan ketika segerombolan gipsi mendatangi Notre-Dame Settingscene. Phoebus bermaksud menyetujui
perintah Frollo untuk mengusir para gipsi Ends. Lirik lagu ini dinyanyikan Phoebus dengan tegas Key.
Tujuan penutur Phoebus menyanyikan lagu ini adalah untuk memberitahu mitra tuturnya Frollo bahwa dia akan melakukan apa yang Frollo perintahkan
padanya. Dengan demikian fungsi tuturan yang terdapat gaya bahasa sinekdoke pars prototo pada data 53 adalah fungsi referensial karena penutur bermaksud
untuk memberitahu sesuatu yang bersifat objektif .
R. Sarkasme
Sarkasme adalah gaya bahasa berupa sindiran yang menyakitkan. Berikut ini adalah contoh sarkasme yang ditemukan dalam Opéra Notre-Dame de Paris.
54 Attention
Cette fille est étrangère Cest une bohémienne
Une sorcière Cest une chienne
Une chatte de gouttières
„Perhatian Perempuan ini orang asing
Penyihir Seekor anjing
Seekor kucing gelandangan ‟
Data 54 diperoleh dari lirik lagu yang berjudul La soucière. Terdapat sarkasme pada kalimat di atas yang ditunjukkan dengan penggunaan frasa
‘Une chatte de gouttières
’ untuk menyebut Esmeralda. Hal ini akan menyinggung
Esmeralda karena dia disamakan dengan binatang. Selanjutnya untuk mengetahui persamaan yang terdapat pada kata Esmeralda dan une chat chatte de gouttières
diperlukan analisis komponensial. Analisis komponesial ini digunakan untuk melihat unit-unit pembentuk makna pada Esmerada une chat chatte de gouttières.
Sèmes Lexèmes
S1 La
Personne „orang‟
S2 L’animal
„hewan‟ S3
Féminin „feminin
‟ S4
Sauvage „liar‟
Une chatte de gouttières
„kucing liar‟
- +
+ +
Esmeralda +
- +
- Terdapat empat sèmes dalam analisis komponensial di atas yaitu la personne,
l’animal, féminin dan sauvage. Leksem une chatte de gouttières memiliki sèmes [-la personne], [+
l’animal], [+féminin] dan [+sauvage]. Sementara leksem Esmeralda memiliki sèmes [+la personne], [-
l’animal], [+féminin] dan [- sauvage]. Kedua leksem tersebut sama-sama memiliki sèmes [+féminin]. Hal ini
kemudian digunakan penulis lirik untuk menggantikan leksem Esmeralda karena terdapat persamaan.
Penggalan lirik 54 disampaikan oleh Frollo kepada Esmeralda di hadapan orang-orang yang sedang merayakan La Fête desRois. Penyebutan Esmeralda
sebagai kucing liar oleh Frollo dimaksudkan untuk menyindir Esmeralda karena dia hidup berpindah-pindah seperti binatang yang tidak memiliki tempat tinggal.
Sindiran ini bisa menyinggung Esmeralda karena dirinya disamakan dengan hewan liar. Dengan demikian data 54 mengandung gya bahasa sarkasme.
Penggalan lirik lagu Genre data 54 dinyanyikan Instrumentalities Frollo Participant saat Quasimodo baru saja terpilih menjadi raja dalam perayaan La
Fête de Rois, Frollo tiba-tiba datang dan membuang mahkota yang dipakai Quasimodo lalu memberi peringatan bahwa Esmeralda adalah perempuan
berbahaya yang akan mendatangkan masalah End. Lirik lagu ini dinyanyikan Frollo dengan tegas Key kemudian dia menyeret Quasimodo dan membawanya
pergi dari kerumunan orang yang sedang merayakan La Fête des Rois bersamanya Setting scene.
Tujuan Frollo menyanyikan penggalan lirik lagu di atas adalah untuk memberi peringatan untuk waspada terhadap Esmeralda. Fungsi tuturan yang
terdapat gaya bahasa sarkasme dalam data 54 adalah fungsi ekspresif karena penutur berusaha mengungkapkan pendapatnya terhadap orang lain. Frollo
sebagai penutur berpendapat bahwa Esmeralda seperti kucing liar. Pendapat ini memperlihatkan bahwa isi pesan pada tuturan tersebut bersifat subjektif. Selain
fungsi ekspresif, tuturan data 54 juga mengandung fungsi fatis karena penutur Frollo berusaha menjalin kontak dengan mitra tutur Quasimodo dengan
mengatakan attention.
83
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dari keseluruhan lirik lagu yang terdapat dalam Opera Notre-Dame de Paris diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Opera Notre Dame de Paris menggunakan gaya bahasa. Setelah dilakukan
analisis diperoleh 279 yang terdiri dari 19 jenis gaya bahasa. 19 jenis gaya bahasa yang ditemukan yaitu aliterasi, asonansi, anafora, epifora, antitesis,
polisisndeton, asindeton, inversi, elipsis, apostrof, perifrasis, erotetis atau pertanyaan retoris, hiperbola, simile, metafora, personifikasi, litotes,
sinekdokke dan sarkasme. Gaya bahasa yang paling banyak ditemukan adalah asonansi yaitu sebanyak 182 data. Secara keseluruhan penggunaan
asonansi pada lirik lagu dalam opera ini bertujuan untuk memberi efek estetis. Penggunaan asonansi ditemukan diseluruh lirik lagu yang terdapat
dalam Opera Notre-Dame de Paris dan yang paling banyak ditemukan pada lagu yang berjudul Les cloches yaitu sebanyak 10 data. Asonansi yang
digunakan dalam lirik lagu ini sebagian besar bertujuan untuk mendeskripsikan kesedihan yang dialami tokoh Quasimodo.
2. Seluruh fungsi gaya bahasa ditemukan dalam Opera Notre-Dame de Paris.
Fungsi yang paling banyak ditemukan adalah fungsi puitik yaitu 247 data. Fungsi ini banyak muncul pada gaya bahasa aliterasi dan asonansi. Jadi
penulisan lirik pada Opera Notre-Dame de Paris tidak semata hanya untuk