Penggalan  lirik  lagu  di  atas  berisi  tentang  perintah  Phoebus  kepada  bayangan yang mengikutinya Act sequences.
Fungsi  tuturan  yang  didalamnya  terdapat  gaya  bahasa  epifora  pada  data  38 adalah  fungsi  konatif.  Fungsi  ini terlihat karena  tujuan   Phoebus Participant 1
menyanyikan  penggalan  lirik  38  adalah  untuk  menyuruh  bayangan  yang mengikutinya Participant 2  untuk mendekat.
E. Antitesis
Antitesis  adalah  gaya  bahasa  yang  mengandung  pertentangan    berupa penggunaan  kata-kata  atau  frasa  yang  berlawanan.  Berikut  ini  adalah  contoh
penggunaan antitesis dalam lirik lagu opera Notre –Dame de Paris.
39 [Clopin et les exclus:]
Ici on est tous des frères Dans la joie, dans la misère
Vous ne trouverez chez nous ni le ciel ni lenfer „Disini kami semuanya saudara
Dalam kebahagiaan atau kesusahan Kau tidak akan menemukan surga atau neraka di
tempat kami‟ Data 39 di ambil dari lirik lagu yang berjudul Cour de miracle.  Penggalan
lirik  lagu  tersebut  mengandung  gaya  bahasa  antitesis  karena  terdapat  dua  kata yang  memiliki  makna  berlawanan,  yaitu  pada  kata  le  ciel  dan
l’enfer  untuk mengetahui  makna  pertentangan  yang  terkndung  dalam  kata  tersebut  digunakan
analisis komponensial sebagai berikut. Sèmes
Lexèmes S1
Lieux „Tempat‟
S2 Merveilleux
„Indah‟ S3
horrible „Mengerikan‟
Le ciel +
+ -
L ’enfer
+ -
+
Berdasarkan analisis komponensial di atas,  terdapat tiga sèmes yang berkaitan dengan  tempat  yaitu  lieux,  merveilleux  dan  horrible.  Leksem  le  ciel  dan  l
’enfer memiliki  sèmes  yang  sama  yaitu  [+lieux].  Leksem  le  ciel  memiliki  sèmes  [+
merveilleux]  dan  [-  horrible].  Sedangkan  leksem l’enfer  memiliki  sèmes  [+
horrible] dan [- merveilleux]. Surga dan neraka keduanya merujuk kepada  suatu tempat.  Namun  terdapat  hal  yang  membedakan  kedua  tempat  tersebut.  Surga
adalah tempat yang indah sedangkan neraka adalah tempat yang mengerikan. Penggalan lirik lagu pada data 39 Genre adalah bagian dari lagu Cour de
Miracle. Secara keseluruhan, lagu ini berisi tentang deskripsi La Cour de Miracle sebagai wilayah yang dihuni oleh para gipsi yang dipimpin Clopin Act sequence.
Data  39  dinyanyikan  Instrumentalities  oleh  Clopin  Participant  1  dan  para gipsi  lainya  paricipant2  di  Cour  de  Miracle.  Saat  itu  Gringoire  tersesat  di  La
Cour de Miracle karena mengikuti Esmeralda di malam hari. Dia tidak menyadari ternyata telah memasuki wilayah  gipsi  yang dipimpin Clopin. Kemudian Clopin
muncul  dan  menjelaskan  pada  Gringoire  bahwa  dia  telah  berada  di  wilayah kekuasaanya. Tujuan Clopin  Participant 2 menyanyikan penggalan lirik lagu di
atas adalah untuk mendeskripsikan kehidupan di  La Cour de Miracle Ends. Fungsi tuturan  yang terdapat dalam data 39 adalah fungsi referensial karena
penutur  Gringoire  bermaksud  untuk  mendeskripsikan  sebuah  tempat  yaitu,  La Cour de Miracle.
Polisindeton
Polisindeton adalah  gaya bahasa berupa penghubungan beberapa  kata atau frasa dengan kata penghubung. Berikut ini contoh penggunaan polisindeton dalam
Opera Notre-Dame de Paris. 40
Je ne vis que dans lattente De voir voler ton jupon
Et que tu danses et tu chantes „Aku haya hidup  di dalam penantian
Melihat rokmu secara diam-diam Dan melihatmu menari dan bernyanyi‟
Data 40 di atas diperoleh dari lirik lagu yang berjudul Tu vas me detruire. Dengan teknik baca markah diketahui bahwa data 40 mengandung gaya bahasa
polisindeton  karena  terdapat  kata  hubung  et  sebagai  pemarkah  gaya  bahasa polisindeton.  Kata  et  pada  data  40  di  atas    digunakan  untuk  menghubungkan
frasa  De voir voler ton jupon,  que tu danses dan tu chantes. Tujuan penggunaan kata hubung pada lirik di atas adalah untuk menyesuaikan lirik lagu dengan notasi
lagu. Data  40  merupakan  penggalan  lirik  lagu  genre  yang  berjudul  Tu  vas  me
detruire yang dinyanyikan instumentslities oleh Frollo paticipant.  Penggalan lirik lagu tersebut merupakan ungkapan perasaan Frollo yang tidak bisa melawan
keinginannya untuk menyentuh Esmeralda Act sequences. Dalam lagu ini Frollo mengungkapkan kecemasanya yang disebabkan oleh keinginanya itu. Frollo sadar
bahwa  keinginanya  itu  salah  dan    bisa  mencermarkan  nama  baiknya  sebagai seorang  imam  gereja,  terlebih  Esmeralda  adalah  gipsi  yang  sering  menari  dan
bernyanyi di depan umum. Tarian Esmeralda ini juga terkesan sensual karena rok yang  dikenakan  Esmeralda  terbelah  tinggi.  Awalnya  Frollo  sangat  membenci
Esmeralda  karena  dia  seorang  gipsi,  namun    kemudian  dia  jatuh  cinta    kepada