Asonansi GAYA BAHASA DALAM OPERA NOTRE-DAME DE PARIS

Dari seluruh dunia‟ Data 37 di atas merupakan penggalan lirik lagu yang berjudul l’enfant trouvé. Dengan teknik baca markah diketahui bahwa data 37 mengandung gaya bahasa anafora karena terdapat perulangan klausa Toi qui mas vu. Gaya bahasa ini digunakan untuk memberi penekanan terhadap jasa-jasa Frollo terhadap Quasimodo. Data 37 adalah penggalan lirik lagu Genre yang berjudul l’enfant trouvé, dinyanyikan Instrumentalities oleh Quasimodo Participant 1 ketika dirinya baru saja terpilih sebagai raja dalam perayaan La Fête des RoisSetting scene. Kemudian Frollo Participant 2 datang dan membuang mahkota yang dipakai Quasimodo, lalu dia menyeret Quasimodo menjauh dari kerumunan orang dan memarahi Quasimodo. Frollo tidak menyukai apa yang dilakukan Quasimodo, terlebih ketika dia mengetahui bahwa Esmeralda sedang berada di tempat itu juga. Meskipun Quasimodo telah diperlakukan kasar oleh Frollo, dirinya sama sekali tidak melawan Frollo. Quasimodo bermaksud memberitahu Frollo alasan dirinya selalu bersikap demikian terhadap Frollo Ends. Penggalan lirik lagu tersebut berisi tentang kebaikan yang telah dilakukan Frollo kepada Quasimodo Act sequences. Frollo dalam opera Notre-Dame de Paris diceritakan sebagai orang yang telah menolong Quasimodo saat dia ditinggalkan orangtuanya. Selanjutnya Frollo membesarkannya dan menjadikannya pembunyi lonceng Notre-Dame. Fungsi tuturan yang mengandung gaya bahasa anafora pada data 37 memiliki fungsi referensial, karena tujuan penutur Quasimodo adalah memberitahu mitra tuturnya Frollo tentang alasan –alasan yang membuat Quasimodo selalu patuh pada mitra tuturnya. Dalam hal ini isi pesan yang disampaikan Quasimodo bersifat objektif karena dia menyampaikan fakta yang telah terjadi.

D. Epifora atau Epistrofa

Epifora atau epistrofa merupakan perulangan kata di akhir kalimat atau di akhir baris. Berikut ini contoh penggunaan epifora dalam Opera Notre-Dame de Paris. 38 Qui êtes-vous ? Démasquez-vous Approchez-vous Présentez-vous „Siapa dirimu Buka Topengmu Mendekatlah kamu Perkenalkan dirimu Data 38 di atas diperoleh dari lirik lagu yang berjudul Ombre. Setelah di analisis dengan teknik baca markah, diketahui bahwa data 38 mengandung gaya bahasa epifora karena terdapat perulangan kata vous di setiap akhir baris. Data 38 merupakan penggalan lirik lagu Genre yang berjudul Ombre dan dinyanyikan Instrumentalities oleh Phoebus Participant 1 dengan tegas Key. Penggalan lirik di atas dinyanyikan di tengah perjalanan Phoebus menuju Val d’Amour untuk menemui Esmeralda. Tiba-tiba sebuah bayangan berjubah Participant 2 mengikuti Phoebus dan berusaha mencegahnya pergi ke Val d’Amour Setting Scene. Bayangan tersebut yang sebenarya adalah Frollo yang sedang menyamar. selanjutnya bayangan itu megatakan bahwa Phoebus akan dihukum mati jika pergi ke tempat itu. Phoebus penasaran dengan identitas bayangan itu, kemudian dia menyuruhnya mendekat agar dapat dikenali End. Penggalan lirik lagu di atas berisi tentang perintah Phoebus kepada bayangan yang mengikutinya Act sequences. Fungsi tuturan yang didalamnya terdapat gaya bahasa epifora pada data 38 adalah fungsi konatif. Fungsi ini terlihat karena tujuan Phoebus Participant 1 menyanyikan penggalan lirik 38 adalah untuk menyuruh bayangan yang mengikutinya Participant 2 untuk mendekat.

E. Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan berupa penggunaan kata-kata atau frasa yang berlawanan. Berikut ini adalah contoh penggunaan antitesis dalam lirik lagu opera Notre –Dame de Paris. 39 [Clopin et les exclus:] Ici on est tous des frères Dans la joie, dans la misère Vous ne trouverez chez nous ni le ciel ni lenfer „Disini kami semuanya saudara Dalam kebahagiaan atau kesusahan Kau tidak akan menemukan surga atau neraka di tempat kami‟ Data 39 di ambil dari lirik lagu yang berjudul Cour de miracle. Penggalan lirik lagu tersebut mengandung gaya bahasa antitesis karena terdapat dua kata yang memiliki makna berlawanan, yaitu pada kata le ciel dan l’enfer untuk mengetahui makna pertentangan yang terkndung dalam kata tersebut digunakan analisis komponensial sebagai berikut. Sèmes Lexèmes S1 Lieux „Tempat‟ S2 Merveilleux „Indah‟ S3 horrible „Mengerikan‟ Le ciel + + - L ’enfer + - +