Metafora GAYA BAHASA DALAM OPERA NOTRE-DAME DE PARIS

unit pembentuk makna kata désir digunakan analisis komponensial seperti berikut. Kata personne dimunculkan untuk membandingkan unit satuan pembentuk makna kata désir. Setelah dilakukan analisis komponensial diketahui bahwa leksem désir memiliki sème [-humain], [-savoir tourmenter], [+abstrait] dan [-animé]. Sementara leksem personne memiliki sèmes [+ humain], [± savoir tourmenter], [- abstrait] dan [+animé]. Sebuah keinginan adalah hal abstrak yang tidak hidup dan tidak memiliki sifat-sifat manusia, salah satunya yaitu bisa menyiksa seseorang. Namun pada data 50 kata désir „keinginan‟ digambarkan dapat menyiksa tokoh Frollo. Hal ini menunjukkan bahwa kata désir disamakan dengan manusia. Persamaan tersebut dapat dilihat dalam analisis komponensial berikut. Sèmes Lexèmes S1 Humain „ Manusia‟ S2 Savoir tourmenter „bisa menyiksa‟ S3 Abstrait „abstrak‟ S4 Animé „hidup‟ Le Désir - - + - La Personne + ± - + Sèmes Lexèmes S1 Humain „ Manusia‟ S2 Savoir tourmenter „bisa menyiksa‟ S3 Abstrait „abstrak‟ S4 Animé „hidup‟ Le Désir - + + - La Personne + ± - + Berdasarkan analisis komponensial yang telah disebutkan, terlihat bahwa leksem le désir memiliki sème yang sama dengan yang dimiliki leksem la personne. Dalam hal ini leksem le désir dianggap memiliki sème yang sama dengan yang dimiliki manusia yaitu [± savoir tourmenter]. Dengan demikian, data 50 mengandung personifikasi. Tujuan penggunaan gaya bahasa ini adalah untuk memberikan gambaran tentang hasrat Frollo terhadap Esmeralda yang mengganggunya. Penggalan lirik lagu Genre di atas merupakan bagian lagu Tu vas me détruire. Ketika Frollo Participant menyanyikan instrumentalities penggalan lirik lagu ini dia sedang meperhatikan Esmeralda secara diam – diam Setting scene. Dalam Opera ini, tokoh Frollo merupakan seorang imam gereja. Mulanya dia sangat membenci Esmeralda, tetapi akhirnya dia jatuh cinta kepada perempuan itu. Hal ini tentu saja membuat Frollo dilema. Penggalan lirik lagu di atas berisi tentang ungkapan Frollo mengenai perasaanya Act sequences. Frollo bermaksud mengungkapkan perasaannya terhadap Esmeralda yang membuatnya tersiksa End. Fungsi tuturan pada data 50 yang mengandung gaya bahasa personifikasi memilik fungsi ekspresif, karena penutur Frollo bertujuan untuk mengungkapkan apa yang selama ini telah dia lakukan sehingga membuatnya merasa berdosa. Selain itu jika dilihat lebih jauh, isi pesan yang disampaikan penutur juga bersifat subjektif, karena terdapat pendapat penutur tentang dirinya yang tersiksa karena dosanya.

P. Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang digunakan untuk merendahkan diri dan untuk mengecilkan fakta yang sebenarnya ingin diungkapkan. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan litotes dalam Opéra Notre-Dame de Paris. Semua kemalangan dunia Dan hanya meminta Setetes air‟ Data di atas terdapat dalam lirik lagu yang berjudul À boire. Data 51 tersebut mengandung gaya bahasa litotes karena terdapat ungkapan yang maknanya lebih kecil dari apa yang sebenarnya ingin diungkapkan, yaitu pada frasa „Quune goutte deau’. Berikut adalah analisis komponensial pada frasa tersebut. Leksem Un verre d’eau dimunculkan untuk membandingkan jumlah air pada leksem une goutte d’eau. Berdasarkan analisis komponensial di atas, dapat dilihat bahwa leksem „une goutte deau’ memiliki sèmes [+nombre], [+très peu] dan [- suffit]. Sementara leksem „un verre d’eau’ memiliki sème [+nombre], [-très peu] dan [+suffit]. Kedua leksem tersebut sama-sama menunjukkan sejumlah air. 51 Pitié pour le pauvre Qui porte déjà sur son dos Tous les malheurs du monde Et qui ne vous demande Quune goutte deau „Kasihanilah orang malang ini yang telah membawa di punggungnya Sèmes Lexèmes S2 La quantité „Jumlah‟ S1 Un peu „sangat sedikit‟ S2 Suffit „cukup‟ une goutte deau „setetes air‟ + + - Un verre d’eau „segelas air‟ + - +